3.

452 112 8
                                    

HAPPY READING•






"Ayo! Kita tak bisa berlama-lama disini. Orang-orang sudah berubah dan yang belum terinfeksi sudah pergi keluar dari kereta ini. Kau yakin masih ingin menunggu suamimu?"

Lisa terdiam. Ia sedang bimbang.

Jika ia tetap disitu, ia takut jika terjadi sesuatu pada dirinya dan anaknya.

Namun jika ia tak tetap disitu, dirinya akan semakin gelisah jika Sehun belum menemuinya.

Kemana pria itu sebenarnya?

"Ahjumma... Kau bisa pergi lebih dahulu..."

"Kau gila? Anakmu bisa dalam bahaya jika kau menunggu disini. Kau tak melihat bahkan distasiun ini banyak monster seperti tadi..."

Lisa mengepalkan kedua tangannya.

"Ahjumma. Kau memiliki seorang suami?"

Ahjumma itu bergeming.

"Kau pasti tak tahu bagaimana posisi aku saat ini..." Sambung Lisa lagi sembari mengusap puncak kepala anaknya lembut.

Ha Ni kembali menangis membuat ahjumma itu mendecak. "Setidaknya pikirkan anakmu..." Desisnya kemudian mulai keluar dari kereta meninggalkan Lisa dan anaknya.

Sebenarnya wanita itu juga khawatir terjadi sesuatu padanya. Tetapi ia lebih khawatir akan menyesal jika tak menunggu Sehun.

Ia tak mungkin meninggalkan Sehun begitu saja.

Tanpa ia sadari badannya mulai bergetar hebat. Keringat mulai bercucuran dimana-mana.

Ia mengedarkan pandangannya untuk memastikan jika situasi saat ini baik-baik saja.

Lisa menurunkan Ha Ni dari gendongannya dan mulai menguncir rambutnya sendiri agar bisa bergerak lebih cepat.

Ia menarik nafas dalam lalu kembali menggendong Ha Ni kedalam pelukannya.

"Kajja... Kita harus mencari ayahmu...",












"Sialan!"

Sehun melepas jaket yang ia pakai saat monster tadi menariknya sehingga membuat beberapa goresan pada jaketnya itu.

Ia kembali melayangkan pukulannya pada monster-monster itu.

Ya! Saat ini ia tengah dikerumuni orang-orang yang menyeramkan layaknya monster--- ah! Lebih tepatnya seperti zombie!

Namun zombie-zombie ini bukan seperti zombie yang ada disebuah film atau drama.

Zombie ini jauh lebih brutal dan bahkan bisa berlari cepat.

Sehun langsung tersungkur saat mendapat serangan dari belakang.

Ia terbatuk-batuk sembari memegang perutnya.

Sejak kapan perutnya mengeluarkan darah?

Ia mencoba berdiri dan memegang kursi disana untuk membantu dirinya agar bisa berdiri.

"Kalian benar-benar tak tahu malu! Kalian menyerangku seorang diri! Aku jadi bingung apakah harus membiarkan kalian hidup atau tidak!" Serunya seperti orang bodoh tanpa sadar.

Ah, bahkan Sehun bisa melihat jika zombie-zombie didepan ini tak akan mengerti ucapannya.

Bisa-bisanya ia berkata seperti itu.

Ia melepas masker yang membuat ia menjadi sesak lalu kembali melawan zombie-zombie itu.

Dor!

VIRUS [HUNLIS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang