Di tahun 2020 kemarin siapa yang nggak tau kalau UTBK resmi dihapuskan. Senangnya tak terkira dong, termasuk gadis berambut sepinggang yang bernama Dina.
Akhirnya tamat sekolah tanpa harus mengikuti ujian UTBK. Namun ada yang membuat mereka sedih, karena pandemi ini sekolah Dina tidak mengadakan perpisahan sekolah. Bahkan untuk berfoto bersama saja mereka tidak melakukannya. Sangat disayangkan.
Dina yang kebetulan tidak lulus jalur undangan memutuskan untuk berkuliah di salah satu kampus yang berada di kota Binjai. Hanya saja Dina hanya masuk pada hari Sabtu dan Minggu.
Pasti kalian bertanya, apa yang dilakukan Dina dari hari Senin sampai Jumat? Tenang, Dina nggak macam-macam. Dia nggak mungkin jadi begal atau semacamnya, Dina mengajar di salah satu taman kanak-kanak di dekat rumahnya.
Teman-temannya kini sudah pada kegiatan mereka masing-masing. Ada yang sudah menikah, ada yang sudah pergi merantau, ada yang berkerja, dan ada yang sibuk dengan tugas kuliahnya. Mereka sampai tidak bisa bertemu karena sangking sibuknya.
Setiap Sabtu pagi Dina sudah sibuk dengan aktivitasnya. Apalagi kalau tidak menyiapkan semua keperluan kampusnya. Makalah, buku, mukenah, pulpen, botol air, dan bekal. Karena dirinya akan berada di kampus selama satu hari.
"Udah mau pigi?" Tanya Wanita berambut pendek tersebut.
"Iya Ma, Dina berangkat dulu ya," ucap Dina dan mencium tangan Mamanya.
Beginilah kegiatannya setiap Sabtu pagi. Tidak pernah ada kata libur di dalam kamus Dina untuk usianya yang sudah menginjak 18 tahun. Apalagi sekarang dirinya juga sudah bekerja.
Beginilah hidup, derita tiada akhir.
Sesampai di kampus, masih sangat sepi. Bukan tanpa sebab karena sebagian mahasiswa belajar melalui during dan sebagian lagi belajar di kampus. Jadi jangan heran kalau hanya ada beberapa manusia saja yang berada di kampus.
Dina kurang bersemangat saat memasuki kelasnya. Salah satu alasannya, yaitu karena ini adalah hari dimana seharusnya dia rebahan di rumah dan bisa jalan-jalan tapi bukan hanya itu saja. Saat berada di dalam kelas Dina merasa kalau dirinya sedang berada di dunia wanita.
Bagaimana tidak? Kalau semua mahasiswa nya adalah perempuan. Tidak ada laki-laki sama sekali kecuali dosen mereka. Itu pun dosennya sudah menikah semua.
Coba tebak, Dina mengambil jurusan apa? Ada yang tau?
Yap! Dina mengambil jurusan PIAUD sesuai dengan pekerjaan yang ia ambil.Mustahil kalau ada laki-laki yang masuk jurusan tersebut. Kalau pun ada cuma satu banding seratus kemungkinan.
MABA, apa sih itu? Itu adalah singkatan dari Mahasiswa Baru. Kalau lama? MALA? Bisa jadi.
Jadi tahun ini Dina adalah seorang MABA. Jangan membayangkan cerita di novel-novel ya, tidak ada semua itu saat hari pertama seorang Dina menjadi MABA. Tidak ada kating cogan yang bakalan marah lalu jatuh cinta padanya. Tidak ada!
Tahun ini tidak diakan OSPEK! atau perkenalkan Kampus pun tidak ada. Hanya kemarin diadakan pertemuan dengan dosen itu pun membahas kontrak kuliah. Memang sedih.
Mungkin kalian berpikir Dina akan bertemu seorang laki-laki saat MABA atau segala hal yang berbau romantis. Dina disukai orang lain aja tidak terpikirkan olehnya.
Habisnya di kampus banyak banget kating yang cantik, MABA yang cantik. Yang pastinya Dina sendiri kalah sama mereka cantiknya. Saat pertama masuk kampus Dina berpikir kalau penampilannya seperti anak-anak tidak seperti kebanyakan mahasiswa lainnya.
Penampilannya hanya memakai baju sepotong dengan rok. Rambut yang digerbang dengan wajah yang dipoles bedak bayi tanpa ada memakai lipstin membuat bibirnya tak tampak merah seperti mahasiswa lainnya.
Dina duduk di sembarang tempat asalkan dirinya nyaman saat mendengar penjelasan dosen. Sampai saat ini dia belum memiliki teman yang cocok. Mungkin dirinya belum terbuka sehingga Dina seidkit sulit mendapat teman.
Ternyata sangat melelahkan belajar hingga sore hari. Dina merasa seluruh badannya sangat lelah. Seharian duduk dan mendengarkan dosen menerangkan kegiatan belajar yang akan mereka laksanakan mulai Minggu depan. Dina sudah sangat ingin pulang. Bebersih dan juga istirahat pasti sangat menyenangkan.
Sampai pada akhirnya, dosen matkul terakhir mengakhiri pelajaran membuat semua mahasiswa di ruang tersebut tak terkecuali Dina dapat berucap syukur. Akhirnya mereka dapat pulang ke rumah.
Tapi lagi lagi Dina harus mendapatkan sebuah masalah. Ban keretanya bocor saat perjalanan pulang ke rumah. Membuat dirinya sangat marah.
Tampaknya di daerah situ tidak ada tambal ban. Mau tidak mau Dina harus mengiring keretanya ke tempat tambal ban terdekat. Hari mulai gelap dan Dina tak kunjung menemui tempat tambal ban. Rasanya ingin nangis sejadi-jadinya.
Tiba-tiba suara seseorang mengalihkan pandangannya pada keretanya yang bocor. Betapa terkejutnya Dina saat mendapatkan wajah seseorang yang tak asing sedang menatap dirinya penuh tanya.
"Mbak?!" Panggil orang itu sekali lagi membuat Dina tersentak dari lamunannya.
"Itu ban keretanya bocor ya?" Tanya lelaki itu memastikan. Dina hanya bisa mengangguk tanpa mengucapkan sepatah kata pun. "Mau Saya bantu? Itu di dekat sana ada tempat tambal ban," ucap lelaki itu.
Lelaki itu mengambil alih kereta Dina dan mengiringnya menuju tempat tambal ban. Dina yang berjalan di belakang lelaki itu menatap tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
***
Assalamualaikum....
Balik lagi nih...
Sama Saya, author terketceh sejagat raya! Azek....Nih, Dina udah jadi MABA tapi kasihan ya baru hari pertama udah ada masalah.
Ada satu yang masih jadi pertanyaan... Kenapa Dina terkejut ya? Kira-kira siapa laki-laki yang ngebantu Dina?

KAMU SEDANG MEMBACA
MASA KULIAH
Teen FictionUdah banyak khayalan sebelum masuk ke masa kuliah. Ada banyak teman, banyak kating cogan, banyak pelajaran baru. Seribu sayang kalau yang dikhayalkan nggak sesuai. Di sinilah Dina yang sedang menjadi MABA di salah satu kampus di kota Binjai. Melanju...