"Arina cantik yah bang?"
"Hmm." Jawab Zaigam tanpa sadar. Bunda Anna yang mendengar hal itu kemudian tersenyum sambil memandang Zaigam.
Merasa ada yang menatapnya, Zaigam langsung tersadar dengan jawabannya.
"Maksud Zaigam bukan gitu bunda, semua cewe kan cantik." Ucapnya kepada sang bunda agar bunda Anna tidak salah paham.
"Beneran nih?" Tanya bunda Anna.
"Iyah bunda, ya kali Arina ganteng." Ucap Zaigam.
Saat ini mereka sedang berada di perjalanan pulang. Beberapa saat yang lalu, mereka baru saja mengantar Arina pulang. Sebenarnya Arina merasa tidak perlu di antar pulang karena takut merepotkan. Selain itu juga, sopirnya sedang berada di tengah jalan untuk menjemput dirinya.
Tapi apa mau dikata, bunda Anna terus saja membujuknya agar mau di antar pulang. Arina yang melihat ekspresi memohon yang terpampang dari raut wajah bunda Anna langsung menyetujui akan hal itu.
Mereka bercerita sepanjang jalan, lebih tepatnya hanya bunda Anna dan Arina. Zaigam sendiri hanya fokus menyetir, tidak mau ikut di dalam perbincangan dua orang wanita itu.
"Suka nggak bang?" Tanya bunda Anna lagi untuk memancing sang anak.
"Apaan sih bunda, ya enggak lah." Jawab Zaigam sedikit ngegas. Ini bundanya apa apaan sih, pertanyaannya kagak ada yang lain napa. Dari tadi Arina Mulu topiknya.
"Yaudah sih bang, selow, selow, nanti cepat tua loh ngalahin bunda." Ucap sang bunda di selilingi tawanya. Sedangkan Zaigam yang mendengar ucapan sang bunda hanya bisa mengelus dadanya dengan menggunakan satu tangan, karena tangan satunya lagi sedang dia gunakan untuk menyetir.
Kenapa bisa yah, dia jadi salah satu anak dari bunda Anna? itulah pertanyaan yang ada di benaknya saat ini.
(Dosa lu Gam kek gitu ke ortu)
Sedangkan di sisi lain, Arina tengah berada di dalam kamarnya saat ini. Dia tengah memikirkan Zaigam. Lebih tepatnya perilaku Zaigam yang tadi meng-stalking Instagram miliknya.
Untuk apa dia melakukan hal yang tidak berguna itu, seandainya orang lain yang melakukannya, mungkin Arina tidak akan berpikir terus menerus seperti ini. Tapi ini masalahnya Zaigam loh.
Tiba tiba suara bunyi notifikasi dari ponsel miliknya membuat pikirannya buyar. Arina kemudian melihat ponselnya, rupanya grup chat yang di isi oleh dirinya serta kedua sahabatnya yang tak lain adalah Reva dan Nanda.
CECHI (5)
Itu adalah nama grup chat yang terpampang di ponselnya saat ini. Dia masih belum membuka 5 pesan yang muncul. CECHI itu bukanlah sembarang nama grup chat. Nama grup chat itu di usulkan oleh Nanda, Reva sendiri juga ikut mengusulkan nama lain pada saat membuat grup chat itu.
Bahkan perdebatan antara Reva dan Nanda terjadi pada saat saling mengusulkan nama itu. Arina sendiri hanya menunggu hasil akhir dari kedua sahabatnya. Masalahnya dia tidak memiliki ide untuk hal hal seperti itu.
Dan akhirnya perdebatan itu di menangkan oleh Nanda dengan CECHI sebagai hasil akhir. CECHI merupakan kepanjangan dari cewek-cewek cantik dan imut. Huruf 'H' nya? nggak usah di tanyakan, karena memang tidak memiliki arti. Katanya sih, biar nambah aestethic aja gitu loh.
Arina kemudian membuka grup chat yang sudah bertambah pesannya itu. Dilihatnya nama yang tertera dalam pesan pertama. Ternyata Reva, dia kemudian membacanya dan merasa gugup. Bagaimana tidak? ternyata Reva melihat dirinya yang sedang bersama Zaigam dan bunda Anna tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARINA
Teen FictionZaigam, laki-laki berparas tampan dengan raut datar yang selalu menghiasi wajahnya. Siswa pindahan yang kedatangannya membuat seluruh siswa heboh, bahkan sehari sebelum kepindahannya. Terlepas dari wajah tampannya yang menarik perhatian, rupanya ada...