Arina mengganti baju seragam yang di kenakannya dengan setelan celana panjang dan kaos. Kedua sahabatnya mengajak dirinya untuk jalan-jalan, padahal mereka baru saja pulang dari sekolah.
Jika di tanya kepada Nanda dan Reva, apakah kalian tidak lelah? dengan sigap mereka pasti akan berkata tidak. Dalam kamus mereka asalkan keluar jalan-jalan maka kata lelah itu tidak ada.
Setelah selesai dengan penampilannya, Arina kemudian duduk bersandar pada sandaran tempat tidurnya. Dia sedang menunggu kedua sahabatnya yang katanya akan menjemput dirinya. Namu belum ada sama sekali tanda-tanda kedatangan mereka.
Arina kemudian membuka handphone miliknya, sekedar ingin tahu dimana keberadaan dua sahabatnya itu. Rupanya mereka sudah dekat dengan rumahnya.
Suara teriakan di lantai bawah rumahnya terdengar, sudah dapat di pastikan itu kedua sahabatnya. Arina pun mengambil Sling bag miliknya yang berisi dompet dan handphone miliknya yang sudah dia masukan sebelumnya.
Dia pun segera turun, dan nampak lah kedua sahabatnya di tangga yang hendak naik ke kamarnya. Mereka berdua nampak memandangi Arina dengan tatapan heran. Pasalnya Arina kali ini menguncir rambut panjangnya.
Jarang sekali, bahkan mereka hampir tidak pernah melihat Arina menguncir rambut panjangnya itu. Arina kemudian bertanya "ada yang aneh yah sama penampilan gue?"
"Hah, enggak," ucap Nanda
"Cuman aneh aja, tumben Lo nguncir rambut." tambah Nanda. Reva mengangguk kepala setuju dengan ungkapan itu.
"Oh ini, udah lama nggak pernah nguncir rambut, jadinya pengen aja."
Kedua sahabatnya hanya menganggukkan kepala mereka. Mereka pun memutuskan berpamitan dengan mama Arina, karena memang hanya mamanya saja yang sedang berada di rumah.
"Kita mau kemana?" Tanya Arina, dia sengaja karena dia yakin pasti kedua sahabatnya belum memiliki tujuan tempat.
Nanda dan Reva kemudian saling memandang dengan wajah cengengesan. Selalu saja seperti ini, niat jalan-jalan, tapi nggak tau mau jalan-jalan kemana.
"Gue punya ide, ke cafe aja." celetuk Reva, memang idenya brilian sekali.
Mereka kemudian sepakat untuk pergi ke cafe yang biasa mereka kunjungi. Sesampainya di cafe mereka tampak berbincang-bincang, topik perbincangan yang menurut Arina tidak dipahaminya sama sekali.
Bagaimana tidak? Nanda dan Reva membahas tentang idol K-Pop yang dimana itu bukan merupakan jalur Arina. Sebenarnya Arina ingin sekali menyukai suatu hal yang di sukai oleh kedua sahabatnya ini, namun apa mau di kata, tidak nyantol di Arina sama sekali.
Di saat cewek lain kesemsem dengan oppa-oppa Korea, Arina malah menikmati waktunya dengan membaca novel online di aplikasi orange. Dia tak tertarik sama sekali dengan hal lain.
"Tau aja besok gue nikah sama oppa gue," ucap Nanda.
"Hello, suami gue tolong," sanggah Reva.
Jika sudah seperti ini, maka tandanya pertikaian akan segera dimulai.
Bunyi lonceng cafe, tanda orang masuk menghentikan pertikaian mereka. Nampak segerombolan laki-laki masuk kedalam.
"Etdah, dah akur aja nih mereka." ucap Nanda
"Hooh lah, kek bukan orang yang baru kenal." timpal Reva.
Arina memandang gerombolan itu dengan tatapan yang sulit di artikan. Gerombolan yang berisikan Zaigam, Sakti, Nathan dll itu berjalan dengan gaya yang cool sehingga membuat pengunjung cafe terlebih gadis muda seperti mereka berteriak tanpa suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARINA
Teen FictionZaigam, laki-laki berparas tampan dengan raut datar yang selalu menghiasi wajahnya. Siswa pindahan yang kedatangannya membuat seluruh siswa heboh, bahkan sehari sebelum kepindahannya. Terlepas dari wajah tampannya yang menarik perhatian, rupanya ada...