Entah sudah berapa keringat yang ia jatuhkan, Seakan tidak memiliki rasa lelah terus memanjat dinding itu dengan bantuan sebuah tali. Menyeka keringat, sikap gigih itu mampu membuat semua orang disana kagum, bahkan Jisoo tersenyum tipis melihatnya.
"Majulah, Rosè-ya. Sebentar lagi kau akan mencapai puncak" Menyemangati dirinya sendiri, Rosè menoleh ke bawahnya terlihat disana dua lelaki yang tertinggal jauh di bawahnya.
"Kau hebat Rosè-ya, sangat hebat"Setelah menyampai puncak, Rosè dengan rasa bangga pada dirinya membungkuk pada Jennie dan Jisoo yang ada di atas gedung itu.
"Kau hebat, kalian bisa mencontohnya." Suara Jisoo itu membuat Rosè tersenyum senang.
"Masih biasa" Ucap Jennie datar, Senyum Rosè yang semula sangat lebar kini mulai menghilang. Namun Rosè hanya bisa menggerutu dalam hati, Jennie sangat menyebalkan. Ingin sekali Rosè menjahit mulutnya, tapi ia terlalu takut.
Melihat Jennie menggerakan dagunya ke arah pintu keluar, Rosè segera membungkuk. dan berlalu begitu saja.
"Menyebalkan! jika saja dia bukan pelatihku aku bersumpah akan mencabik cabik muka menyebalkannya itu."
...........
Kini Lalice tengah berdiri tegap di barisannya, sebentar lagi adalah gilirannya untuk memanjat gedung yang cukup tinggi itu. Dia cukup menyesal telah bergabung kedalam Aparat Polisi. Jika bisa ia ingin mengundurkan diri sekarang, tapi ia tak mau berhenti di tengah jalan.
"Kulitku akan menghitam jika terus berjemur seperti ini, semoga mereka menyediakan Sunscreen"Ucap Laice itu mampu membuat lelaki di sebelahnya tertawa pelan.
"Ya! yang benar saja, kau meminta Suncreen pada saat menjalani pelatihan untuk menjadi polisi""Ya! Bisakah berhenti mengikuti urusanku?" Seru Lalice sinis.
"Majulah, ini giliran kita" Dengan langkah yang bersamaan keduanya melangkah dan mulai menanjat gedung itu.
Walau sempat memikirkan kulitnya yang akan terbakar, kini Lalice seperti melupakan hal itu. Bahkan dia memanjat gedung itu melebihi kecepatan 2 lelaki disampingnya
..........
Lalice sangat lelah hari ini, oleh karena itu dia langsung ketika memasuki kamarnya langsung tertidur. Namun tidurnya terusik ketika seseorang menghidupkan lampu.
"Ya! Apa yang kau lakukan di kamarku?" Rosè berseru dengan lantang
"Ya! Harusnya aku yang bertanya, Apa yang kau lakukan di kamarku?" Lalice berucap dengan nada yang tak kalah tinggi
"Tunggu, kau teman satu kamarku? Maldo andwe" Rosè berucap dengan lesu.
"Kau pikir aku mau satu kamar denganmu? Ani! Aku tak akan sudi satu kamar denganmu" Lalice berucap dengan tajam, entah mimpi buruk apa yang di dapatnya semalam harus satu kamar dengan gadis cerewet ini.
"Mengapa aku sangat sial hari ini" Gerutu Rosè yang masih dapat di dengar oleh Lalice.
Siapa yang mau satu kamar dengan gadis menyebalkan seperti Lalice? Wajah datar yang menyebalkan itu, Ingin sekali rasanya Rosè menggamparnya.
"Aku bahkan lebih sial dari pada kau""Ya! Tutup mulutmu! Aku enggan berdebat"
Palembang, 6 Desember 2021.
bintangnya kak
KAMU SEDANG MEMBACA
Live
ActionLalice, gadis berambut gray yang merupakan anak yatim piatu. Berjuang mati matian menyambung hidup tentu dengan tetap melanjutkan pendidikannya. Mencoba mengikuti tes masuk akademi polisi yang di anggapnya mudah, namun dia salah. PLAGIAT BAKAL SAYA...