Sudah seminggu Lalice maupun Rosè menjadi polisi, dan seminggu pula mereka bertugas selayaknya bukan Polisi.
Mereka hanya diberi tugas untuk membantu orang yang mabuk di tengah jalan dan membersihkan muntahannya. Terkadang, mereka membersihkan toilet.
Seperti yang dilakukan Lalice dan Rosè sekarang, menyikati toilet dengan hati yang jengkel.
"Ya! Apakah ini tugas seorang Polisi?" Rosè menggerutu kesal. Tujuannya masuk pendaftaran menjadi Polisi adalah untuk menangkap penjahat bukan membersihkan toilet.
"Ya! Rosè-ya, diam dan lakukan tugasmu" Lalice menyahuti omongan Rosè, dia juga kesal saat ini. Tapi dia tak bisa apa apa.
"Aku hanya kesal, aku tak mendaftar untuk membersihkan toilet dan muntahan orang mabuk setiap harinya"
Rosè ada benarnya, mereka memang tak mendaftar untuk melakukan itu. Mereka dilatih dengan sangat keras dan setelah lepas dari masa pelatihan mereka hanya membersihkan toilet dan muntahan orang mabuk?
"Buka hanya kau yang kesal, bahkan aku lebih kesal darimu" membanting sikat yang ada di tangannya, mencuci tangannya dengan bersih lalu berjalan keluar meninggalkan Rosè.
Menaiki tangga menuju rooftop, duduk di pagar pembatas itu memandangi seluk beluk kota Seoul yang sangat indah.
"Kita pernah bertemu sebelumnya"
Suara datar nan dingin itu memecahkan lamunan Lalice. Menoleh kebelakang, dia mendapati Jennie yang tengah berjalan ke arahnya.
"Benarkah?""Hm. Saat itu kau menyelamatkan ku dari para bedebah yang akan menyetubuhiku" Jennie berucap lalu ikut duduk disebelah Lalice.
"Rasanya memalukan mengingat aku pernah menangis dipelukanmu" Terkekeh pelan, Jennie kembali terdiam. Lalice se akan tak tertarik akan ucapannya. Menghela nafas, lalu memandangi indahnya kota Seoul dari ketinggian.
.....
Terhitung sudah dua kali Rosè mengelilingi kantor itu hanya untuk mencari Lalice. Setelah meninggalkannya sendirian di dalam kamar mandi Rosè benar benar tak melihat Lalice.
"Petugas Park, sebenarnya apa yang kau cari?" Suara lembut itu mengalun di telinganya, menoleh kesamping dia mendapati Jisoo yang tengah duduk mengecek berkas.
"Ah, Inspektur Soo. Aku mencari Lalice, aku tak melihatnya sedari tadi"
"Mungkin pergi berpatroli" Jisoo menjawab pertanyaan Rosè tanpa mengelihkan pandangannya dari berkas di depannya.
"Tidak. Aku melihat Inspektur Kang di ruang istirahat tadi, tak mungkin Lalice pergi patroli sendirian" Rosè kembali berucap.
"Petugas Park, saat mencari Perutas Ahn apa kau melihat Inspektur Kim?" Jisoo mulai mengedarkan pandangannya ke sana kemari mencari Jennie.
"Tidak. Aku sama sekali tak melihatnya"
"Kau sudah mengecek rooftop?" Pertanyaan Jisoo yang mendapat gelengan oleh Rosè.
"Ayo, mungkin mereka ada di rooftop"
Mengikuti langkah Jisoo dari belakang, memandangi punggung Jisoo yang tegap dengan seksama. Dia merasa kagum, dia ingin menjadi Polisi yang cekatan seperti Jisoo dan Jennie, dia berandai andai kapan dia bisa menjadi Polisi terkenal seperti keduanya.
Menaiki tangga menuju rooftop dengan pelan. Benar saja, mereka dapat melihat Lalice dan Jennie duduk di pagar pembatas dalam keheningan.
"Jennie-ya"Jennie dan Lalice serentak menoleh, Lalice segera turun dan membungkuk hormat pada Jisoo, Begitu juga Rosè yang membungkuk hormat pada Jennie.
"Kenapa kalian kaku sekali?" Jennie bertanya pada Lalice dan Rosè.
"Kalian tak perlu memberi hormat padaku mau pun Jennie. Kalian juga tidak perlu memanggil kami dengan sebutan Inspektur, cukup panggil kami Unnie"
Rosè maupun Lalice mengangguk pelan. Memberikan senyum canggung yang sangat tercetak jelas di raut wajah mereka.
"Ayo turun, sudah jam makan siang"
......
Ke empat gadis yang tadi berapa di rooftop kini tengah duduk di meja makan dengan aparat Polisi yang lain.
Menyantap makanan dan sesekali melempar candaan membuat suasana tidak terlalu canggung bagi Rosè, Lalice, Jungkook, dan bambam.
"Jadi kalian para anak baru?" Tanya seoarang Polisi yang hampir pensiun sekaligus Polisi yang memiliki jabatan tertinggi di Divisi itu.
"Nee, Kadiv" Mereka berempat menjawan secara bersamaan.
"Apa kalian memiliki keluhan setelah seminggu menjadi Polisi?" Sung Song Il bertanya kepada mereka berempat.
Rosè, Jungkook, dan Bambam menggeleng. Sedangkan Lalice hanya diam dan menyantap makanannya
"Apa kau memiliki keluhan Petugas Ahn?" Lalice mengangguk mendengar pertanyaan itu, Rosè menggengam erat tangan Lalice takut jika Lalice akan dimarahi.
"Aku memiliki keluhan""Apa itu?"
"Kenapa kami para anak baru hanya di tugaskan untuk menangani orang mabuk? Seminggu aku menjadi Polisi tugasku hanya membersihkan muntahan orang mabuk. Setauku ada banyak kasus perampokan atau tugas berat lainnya. Aku.. hanya ingin menjadi Polisi yang sebenarnta, aku ingin menjadi Polisi yang melindungi khalayak ramai"
Jisoo maupun Jennie tertegun mendengar itu, begitupun aparat Polisi yang lain. Mereka merasa bangga pada Lalice yang berani mengeluarkan Protes kepada Kadiv.
"Kau Polisi yang bertanggung jawab. Mulai besok kalian tak akan menangani muntahan orang mabuk lagi" Rosè dan Lalice tersenyum mendengar itu.
"Kalian bisa meniru Petugas Ahn, sangat bertanggung jawab"
Palembang, 22 Desember 2021.
bintangnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Live
ActionLalice, gadis berambut gray yang merupakan anak yatim piatu. Berjuang mati matian menyambung hidup tentu dengan tetap melanjutkan pendidikannya. Mencoba mengikuti tes masuk akademi polisi yang di anggapnya mudah, namun dia salah. PLAGIAT BAKAL SAYA...