Live : 14. chicken restaurant

650 85 0
                                    

Lisa menghela nafasnya panjang. Pagi ini, Lisa dibuat kuwalahan oleh ulah Rosè yang mengamuk di kedai ayam.

Berawal dari Lisa yang mengajak Rosè makan di kedai ayam ini. Rosè memesan ayam utuh. Namun, dengan kejelihan yang entah di dapat darimana Rosè mengamuk karena menyadari bahwa dia tidak mendapatkan paha atas ayam tersebut.

"Ya! Kau mengkorup? Dimana ayamku?" Rosè terus saja memojokan si penjual ayam.

"Nona apa maksutmu?"

"Aku memilih menu ayam utuh tapi aku tidak mendapatkan paha atasnya, kau kemanakam ayam itu? Dasar tukang korup" Rosè lagi lagi berucap marah pada penjual ayam itu.

"Y-ya! Rosè-ya, mari kita pulang saja" Lalice terus menundukan kepalanya, dia merasa sangat malu dengan tingkah Rosè.

"Ya! Lalice-ah! Aku in—-"

"Ya!"

Ucapan Rosè terpotong ketika Lalice menarik tudung jaket yang dikenakannya. Sudah cukup Lalice menahan rasa malunya karena ulah Rosè.

"Kau membuat ku malu" Lalice berkata sinis pada Rosè sembari terus menarik tudung jaketnya.

Rosè yang ditarik pun hanya mengikuti langkah Lalice yang membawanya menjauh dari kedai ayam itu

......

Jungkook terduduk lesu di depan mobil patrolinya. Dia menatap Haein yang kini tengah menyantap makan siangnya.

Haein sudah menawarkan Jungkook untuk makan bersamanya. Namun, Jungkook menolaknya dan memilih duduk diluar memandangi banyaknya kendaraan yang berlalu lalang.

Bisa dibilang, jika nasib Jungkook mirip dengan Jennie. Bergabung dengan anggota kepolisian karena paksaan dari orang tuanya.

Dikarenakan ayah dan kakeknya juga seorang Polisi, Jungkook dipaksa mati matian untuk menjadi Polisi.

Menghela nafas kasar, Jungkook mengeluarkan sebungkus rokok dari sakunya. Membakar lalu menghisapnya dengan pelan.

"Pasti sangat menyenangkan jika menjadi Pemain Basket" Ucap Jungkook lirih dengan sesekali menghisap rokoknya.

"Kenapa aku terlahir di keluarga Polisi?" Jungkook terus saja mengeluarkan keluhan demi keluhan.

"Jika menjadi Pemain Basket aku tak perlu susah susah memakai seragam, aku tak perlu kerepotan untuk bangun pagi"

"Kau tidak bertanggung jawab" Sebuah suara membuat Jungkook menoleh, dia dapat melihat bahwa Haein berdiri tegap disana.

"Mati kan rokok mu. Aku tak bisa menghirup asap rokok" Ucap Haein yang dituruti Jungkook.

Duduk disebelah Jungkook, Haein mengikuti arah pandang Jungkook yang mengarah pada butik di depan sana. Terdapat jendela kaca besar di butik itu. Haein dapat melihat ada dua buah baju basket disana.

Melihat ke arah Jungkook, tatapan matanya sangat lirih. Mimpinya dihancurkan begitu saja oleh orang tuanya. Sungguh Jungkook merasa bahwa usahanya berlatih bertahun tahun demi menjadi pemain basket sia sia.

"Kau sangat menyukainya?" Jungkook menoleh atas ujaran Haein. Mengerutkan alisnya, Jungkook merasa dirinya tak menyukai siapapun.

"Basket, kau menyukainya" Jungkook mengangguk.

"Aku berada disini karena paksaan. Bahkan, bukan aku yang mendaftarkan diriku menjadi Aparat Kepolisian" Ucap Haein dengan pandangan lurus kedepan.

Ingatannya terlempar ke beberapa tahun yang lalu, saat dia membawa sebuah piala kemenangan yang dia dapat dari lomba menyanyinya.

Berteriak bangga saat memasuki rumahnya. Namun, kebahagiaan Haein hancur seketika. Ayahnya membanting piala itu hingga hancur berkeping keping, ke esokan harinya ayahnya memberi tahu bahwa dia di daftarkan sebagai Aparat kepolisian.

Menarik nafasnya panjang, Haein mengalihkan pandangannya ke wajah Jungkook. Sempat terdapat wajah terkejut disana, namun raut wajahnya kembali datar.

"Awalnya aku tak menyukai pekerjaan ini. Ini pekerjaan yang berat. Namun, aku merasa bahagia setiap kali aku berhasil menangkap para bedebah itu" Haein menjeda bicaranya.

"Aku tau mungkin ini memang berat bagimu. Namun, cobalah untuk menikmati pekerjaan mu. Bagaimana pun kau spesial karena berhasil lolos dari seleksi melawan ratusan orang lainnya" Ucap Haein panjang lebar.

Jungkook menatap tak percaya pada Haein di sampingnya, dia tak menyangka bahwa polisi sekompeten Haein awalnya bergabung karena paksaan.

Dia akui memang berat menjadi Polisi, Namun seperti yang dikatakan oleh Haein tadi. Dia merasa bahagia ketika berhasil menangkap para penjahat yang merugikan negaranya.

"Kajja, kita kembali berpatroli"

Palembang, 14 January 2022

bintang

LiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang