CHAPTER VIII : Lose it hurts

23 4 0
                                    

"BINTANG!"

"KAK BINTANG!"

"KAK BIN–"

Suara pintu terbuka, menampakkan seorang laki-laki dengan wajah datarnya, memandang adik sepupunya yang datang ke rumah di pagi hari dengan teriakan melengking nya yang membuat telinga siapapun pecah jika mendengarnya.

"Ada apa?" tanya Bintang dengan nada ketus, sepupunya tak segera menjawab pertanyaan itu tetapi dia tersenyum menampakkan gigi putihnya.

"Aku kemarin mengutarakan isi hati ku, gadis itu juga mencintai ku kak! Aku dan dia resmi berpacaran kemarin, aku memberitahu kabar ini karena kau kakak sepupu ku yang paling baik, hihihi."

Bintang mengangkat sebelah alisnya, tanpa respon ia masuk ke dalam rumahnya. Leo, si sepupu, ikut memasuki rumahnya dan duduk di sofa bersebelahan dengan dirinya.

"Aku ucapkan selamat untuk kalian."

"Terimakasih! Hanya itu saja?" Benar-benar anak tidak tahu diri, Bintang hanya merespon dengan menghendikkan kedua bahunya.

"Waktu itu berharga, maka dari itu tidak boleh disia-siakan. Kalau kau menyia-nyiakan sedetik saja, kau akan kehilangan sesuatu yang tidak akan bisa diulang apalagi untuk kembali."

"Ibarat seperti kau dengan kekasihmu yang baru saja berpacaran. Jangan sia-siakan dia, dia berharga untuk mu, kan?" Leo mengangguk polos, menyimak nasehat Bintang.

"Orang lain tidak ada yang bisa seperti dia, selagi dia masih memilih untuk menjadikanmu yang teristimewa, maka hargai itu."

"Kalau dia hilang yang akan menyesal juga dirimu sendiri dan bisa saja nanti kau minta orang lain seperti dia lagi, bahkan tidak ada yang bisa seperti dia." Bintang tersenyum, menatap Leo dengan tatap sayang.

"Aku tahu kak, dan terimakasih sudah mengingatkan ku." Leo dan Bintang terkekeh bersama.

Meskipun tingkah Leo yang tak jarang membuat dirinya marah, namun Bintang sangat menyayangi Leo, ia tidak ingin sepupu yang sudah ia anggap sebagai adik itu menjadi pribadi yang buruk dimata seorang wanita.

BULAN dan BINTANG ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang