Hari ini merupakan hari kelulusan bagi Bintang, setelah bertahun-tahun ia berjuang di bangku perkuliahan, ia wisuda dan mendapatkan gelar S.Psi di belakang namanya.
Sore hari, dengan masih terbalut baju toga nya, Bintang duduk di tepi danau. Menikmati sang Surya yang perlahan menghilang.
"Hai, Bulan. Lihat sekarang, aku sudah lulus menjadi sarjana dan mendapatkan gelar S.Psi. Bulan, ini bukan impian mu dahulu? Masuk di universitas ilmu psikologi."
"Bulan, aku mengabulkan nya, kau senang kan disana? Bulan, aku merindukanmu, benar-benar sangat rindu. Kau ... apa kabar di sana? Sudah banyak hal apa yang kau ceritakan pada ibu mu? Apa kau menceritakan ku kepada ibu mu juga?" Bintang terkekeh kecil.
Saat netra nya sibuk menatap sekeliling, ia tak sengaja menemukan seorang ibu dan sang anak yang berusia sekitar 17 tahun.
sayup-sayup ia mendengar teriakan anak laki-laki itu. "Ibu, aku ingin pergi ke psikolog. Tolong izinkan aku ibu," rengek anak itu.
"Tidak! Untuk apa kau kesana? Buang-buang uang saja, kau merasakan cemas selama ini karena kau kekurangan iman, perbanyak ibadahmu kepada Tuhan! Jangan menghamburkan uang."
Tangan Bintang mengepal seketika saat mendengar jawaban ibu anak itu, benar-benar pemikiran yang kolot.
Bintang mengatur emosinya, setelah dirasa reda diirnya melangkah menghampiri mereka.
"Permisi, bu."
"Eh? Iya, ada apa, nak?" balas ibu dengan nada lembut disertai senyumannya.
"Saya tidak sengaja mendengarkan pembicaraan kalian. Ibu, kecemasan yang terjadi setiap hari jangan dianggap hal yang remeh, jika anak atau orang yang terus-menerus mengalami kecemasan akan berakibat depresi."
"Depresi itu bisa terjadi kepada semua orang dan kapan saja. Anak kecil dibawah umur 17 tahun bisa mengalami depresi, anak yang berkisar antara umur 17 tahun keatas juga bisa mengalami depresi. Orang dewasa dan orang tua pun bisa juga mengalami hal itu."
"Sama halnya seperti penyakit biasa, depresi bisa dialami oleh semua orang. Namun depresi bukan sebuah penyakit biasa, depresi adalah penyakit mental yang menyerang psikis nya."
"Jangan pernah menganggap penyakit mental atau depresi itu disebabkan karena kurangnya iman."
Ibu itu terdiam, sementara sang anak tersenyum haru melihat Bintang. Anak itu berjanji, suatu saat nanti dirinya akan seperti Bintang, menjadi seorang psikolog. Anak itu tahu, sebab Ijazah Bintang yang masih ia bawa tak sengaja terbaca oleh anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BULAN dan BINTANG ✓
Fanfiction( 黄仁俊 - HUANG RENJUN ) Dialah yang selalu dibandingkan, dialah yang selalu dipersalahkan, dialah yang selalu terpaksa untuk mengalah, dialah yang pandai menyembunyikan masalah. Siapakah dia itu? Dia, gadis kecilku. ©®: Injoonhuang'21