(flashback from author pov)
"ayah!! selamat pagi!!" athanasia tersenyum manis memasuki ruang kerja claude membawa nampan teh untuk sang ayah
claude melirik kecil
"ya.. taruh saja di meja sana" claude menjawab sambil membaca lembar lembar ekonomi kerajaan yang ia dapat dari felix tadi pagi
"baik ayah~"
athanasia meletakkan teh dengan lembut di meja dekat meja sang ayah
"Ayah, bolehkah aku pergi jalan-jalan dengan zenith di desa??"
claude menatap athanasia dengan ekspresi tidak terkejut
"ah pasti tak bol-"
"silahkan saja, selama perempuan magritha itu ada bersama mu" claude lanjut menatap kertas yang ia pegang
"BENARKAH AYAH??? WAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAH TERIMA KASIH AYAAHH" athanasia memeluk claude singkat lalu pergi keluar dari ruangan kerja sanga ayah untuk mengganti baju nya dan siap siap untuk pergi dengan zenith
claude hanya menatap kosong pintu di depannya lalu teh yang ada di meja di depannya
"huh.." claude menghela nafas lalu memijat pangkal hidungnya
"felix bawa salah satu pelayan kemari"
"baik yang mulia" felix menjawab dari sisi lain ruangan alas dari luar ruangan
beberapa saat kemudian seorang pelayan masuk ke dalam ruangan claude
"ambil nampan itu dan buatkan aku teh baru"
"baik yang mulia" sang pelayan dengan gesit mengambil nampan yang ada di meja lalu keluar selama beberapa saat dan kembali membawa nampan teh baru
"silahkan yang mulia" sang pelayan menaruh teh yang baru di meja claude
"ya. kau boleh pergi"
"semoga cahaya matahari obelia selalu menyinari anda" sang pelayan membungkuk lalu pergi keluar
claude membenarkan posisi duduknya dan melanjutkan kerja nya
.
.
.
"zenith!!~~~~~" athanasia melambai pada zenith yang baru datang, mereka memang sepakat untuk bertemu di gerbang desa
zenith berlari kecil menuju athanasia
"tuan putri!!"
"hehe halo zenith~"
zenith tersenyum lebar lalu sadar akan mata dan rambut athanasia yang berbeda
"tuan putri, rambut mu menjadi warna kuning pucat dan mata mu berwarna coklat" zenith menatap athanasia khawatir
"tenang saja zenith~ ini hanya sihir penyamaran agar tak ada yang sadar kalau ini aku" athanasia mengedipkan matanya sebelah
"Ah.. terlihat cantik tuan putri" zenith tersenyum lega
"terima kasih~ ah, kau juga cantik zenith!! bunga lili jingga sangat cocok dengan mu!!"
"benarkah?? syukurlah" zenith tersenyum bahagia karena athanasia memuji bunga lili jingga yang ada di rambutnya, bunga itu bertugas sebagai ikat rambutnya agar rambutnya tak berantakan
"baiklah! ayo kita pergi jalan-jalan!!" athanasia menarik tangan zenith dengan semangat di mana zenith hanya bisa tertawa lembut
.
.
.
sudah 2 jam athanasia dan zenith berjalan-jalan tidak ada 1 pun barang yang mereka beli
KAMU SEDANG MEMBACA
the truth
Fanfictionbagaimana jika ternyata nanti athy akan di tuduh meracuni zenith seperti di cerita?, bagaimana jika ternyata itu semua adalah rencana zenith?, bagaimana jika pada akhirnya semuanya mengetahui rencana busuk zenith?, dan bagaimana jika ternyata ada ya...