chapter 8 [let's go]

168 6 7
                                    


"KAK EIIIII" suara melengking terdengar dari bawah menara milik eirlys.

Eira yang merasa terpanggil pun mencoba mengintip kebawah untuk melihat siapa orang yang memanggilnya

Iya, mungkin untuk manusia biasa tidak mungkin mereka bisa melihat apa yang berada di dasar menara tersebut jika mereka berada di puncak dan sebaliknya namun yang saat ini sedang kita bicarakan adalah eira, adik dari archmage agung alastrine.

"APAAA"

Orang yang berada di bawah sana nampak tersenyum melambaikan tangannya lalu berteriak kencang sekali lagi

"BANTU AKU BERTELEPORTASI KE ATAS KAK!!"

Eira terdiam berusaha mengingat siapa orang yang berada di bawah sana, ingatan tentang sang 'adik sepupu', eila memasuki otaknya

"OKAY, m'ove" tepat setelah lantunan mantra sihir di ucapkan oleh eira muncul sesosok manusia bernama eila di depannya

"UWAAHHH JADI SEPERTI ITU RASANYA BERTELEPORTASI!?" eila berucap semangat sesaat setelah kaki menapak di lantai menara tersebut

Eira tersenyum simpul melihat tingkah lucu sang adik sepupu

"Omong omong ei... La?"

Eila nampak bingung melihat eira yang tiba tiba tertawa sesaat setelah memanggil namanya

"Kenapa tertawa kak??"

"Ahaha maaf hanya saja rasanya aneh karena saat aku memanggil nama mu aku merasa seperti memanggil nama ku sendiri"

"Oooooooo kalau gitu panggil aku rine sana kak!! Dari carmine aku mengambil r dan ine lalu boom jadilah rine!"

Eira kembali tertawa kecil lalu mencubit pipi tembam milik eila atau yang mulai sekarang akan ia panggil rine dengan pelan

"Baiklah rine, kenapa kau kesini omong omong??"

"Ah ini raja memberikan ku gulungan yang harus kau baca, aku tak tau apa isinya karena raja melarang ku membukanya. Katanya itu dari kak lys" rine menjulurkan tangannya yang menggenggam sebuah gulungan kertas
Eira menerima gulungan kertas tersebut lalu membacanya

Tidak butuh waktu lama eila langsung membanting gulungan kertas itu ke lantai, rine yang bingung dengan tingkah eila pun lebih memilih untuk terdiam mematung memandangi gulungan kertas yang sedang di injak injak oleh eira

"KAKAK BAJINGAN!!! SUDAH MENINGGAL KAN AKU DENGAN KERTAS KERTAS PEKERJAAN INI LALU SEKARANG KAU MENYURUH KU UNTUK PERGI KE BAGIAN UTARA ALASTRINE?!? YANG BENAR SAJA BAHKAN SETENGAHNYA KERTAS KERTAS TERSEBUT BELUM SELESAI YA TUHAN!!" eira menjambak rambutnya frustasi lalu menghancurkan gulungan kertas tersebut dengan mantra sihir

Rine dan icy pun mundur beberapa langkah agar tidak terkena percikan sihir dari mantra tersebut

"K-kak ei.. Tarik nafas kak.. Tarik.. Lalu buang.. Tarik lagi.. Lalu buang.."

Eira menurut dan menarik nafas lalu membuangnya dengan perlahan

"Huh... Baiklah.. Aku harus segera menyiapkan barang ku untuk ekspedisi ke bagian utara alastrine.. Okey.. Rine.. Kau mau ikut dengan ku?"

"Tentu saja aku mau kak!!"

Eira mengangguk lalu pergi masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil sesuatu

Selang beberapa menit eira berjalan keluar kamarnya membawa kotak berwarna ungu di tangannya

"Baiklah rine, sebutkan barang barang yang biasa kamu bawa untuk berpergian jauh eum.. Selama.. Mungkin 5 hari"

"Eum.. Tas persiapan berpergian ku yang isinya sudah lengkap yang kalau tidak salah ku letakkan di dalam lemari ku"

Eira menganggukan kepalanya sembari membuka tutup kotak tersebut

the truthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang