Happy Reading Love <3
Nadila yang hampir selesai dengan acara 'siap-siap' nya, segera menuju ke ruang tengah ingin menemui Hendery sekaligus berpamitan dengan Orangtuanya. Tapi, saat sampai disana, dia mendengar Ayahnya sedang berbincang serius dengan Hendery.
"Ayah mau minta maaf juga soal kemarin, soal Nadila maksudnya..." Nadila yang mendengar itu di buat heran tapi dia akan 'menguping' hingga selesai.
"Ayah...jangan minta maaf, Hendery yang salah disini dan juga masalah ini udah Hendery bahas sama Nadila tadi" Hendery menyela dengan cepat karena merasa bahwa masalah ini benar-benar sudah ia bicarakan dengan Nadila.
"Nadila anak Ayah satu-satunya, dia memang belum pernah mengenalkan laki-laki manapun dengan kami. Tapi, Ayah dan Nadila sering berbincang berdua membicarakan soal laki-laki. Laki-laki seperti apa yang Nadila inginkan di masa depan, laki-laki seperti apa sebenarnya yang Nadila butuhkan, Ayah sempat gak percaya kalo Nadila gak ada yang deketin, anak Ayah cantik gitu... "
Ayah menceritakan anak kesayangannya itu dengan Hendery, sambil tersenyum. Nadila yang bersembunyi di belakang dinding ikut tersenyum haru saat mendengar sang Ayah memujinya.
"Nadila bisa dibilang sangat polos dan minim soal laki-laki, mungkin memang ada yang mendekati nya diluar sana tapi Nadila yang gak sadar, dasar anak gak peka" jeda Ayah lagi saat setelah berbicara seperti itu. Hendery menyimak dan tersenyum bangga karena dia merupakan laki-laki pertama—ah tidak, dia kedua karena ada Ayah—tapi dia yang pertama bisa bertemu langsung dengan keluarga Nadila.
"Tentang Nadila yang mungkin menurut orang-orang terlalu membawa perasaan, sensitif atau apalah itu, mereka salah. Nadila hanya terlalu lembut hati dan perasaannya tapi juga kuat. Dia kuat jika ditekan oleh pekerjaan, dia kuat jika mendapat kritik pedas bahkan menjatuhkan dari orang-orang. Tapi, jika menyangkut perasaan, Nadila akan jujur dan selalu jujur. Jika sedih, dia akan menangis. Jika marah, dia akan meledak saat itu juga. Jika dia merasa di ragukan, dia akan menyalahkan dirinya sendiri....... "
Ayah-nya sebenarnya sudah tidak kuat untuk melanjutkan kalimatnya, dia sangat tau dan paling tau tentang anaknya. Makanya, dia akan sangat sedih jika anaknya sedih atau melihat anaknya menangis. Nadila yang berada di balik dinding juga menahan tangisnya agar tidak pecah, dia menahan diri untuk tidak berlari dan memeluk Ayahnya, dia ingin mendengar semuanya dengan menahan tangisnya sampai menggingit bibir bawahnya.
Hendery yang tepat berada di depan Ayah Nadila, merasa menyesal soal perkataannya kemarin. Ternyata perempuannya itu memiliki hati yang hangat dan pendirian yang kuat. Setelah hari ini, dia akan mulai mengerti Nadila dan membantu Nadila mengenal diri nya lebih dalam juga.
"Ah, sudahlah. Ayah gak akan lanjutin cerita tentang Nadila. Mulai dari sekarang, kalian yang harus belajar tentang karakter masing-masing. Jangan kamu aja, tapi Nadila juga. Ajarkan Nadila mengenal karakter mu, apa yang kamu suka dan tidak, apa yang harus Nadila pelajari agar membantu kamu nantinya..."
Belum rampung ucapannya, Nadila sudah berlari memeluk Ayahnya dan menangis tersedu-sedu. Dia tidak tahan akan cinta Ayah nya yang sangat besar, dia tidak menyangka bahwa Ayah nya se-tau itu tentang dirinya. Selama ini, dia mengira hanya Bunda nya yang mengerti karena selalu bawel, ternyata ada Ayahnya dibalik itu semua.
"Hiks...Ayahh...Huwaaaaa"
"Sayang Ayaaahh....."
Ayah nya sangat kaget karena badannya di tubruk oleh putrinya, tapi dia langsung mengerti dan paham. Ah, benar kan? Bahwa anaknya sangat lembut dan hangat perasaannya.
"Eh, udah dong nak. Jangan nangis, udah rapih gini" kata sang Ayah sambil menangkup dan menghapus jejak air mata anaknya itu.
"Der, berangkat sekarang gih. Udah siap gini anaknya, lain kali kita ngobrol lagi ya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Accismus.
Romance"Nadila, cantikku. Aku sekarang paham apa yang kamu katakan dulu, dan aku menyesal. Kumohon bangunlah, dan kembali padaku. Akan aku serahkan seluruh duniaku padamu. Aku berjanji"