03. Process

8 1 0
                                    

Happy Reading💙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading💙








Dimulai lamaran yang bisa dibilang tiba-tiba itu terjadi, selalu ada saja hal-hal yang memenuhi pikiran. Seperti hari ini, sudah beberapa hari Hendery tidak mengabari ku. Mungkin dia sedang sibuk dengan pekerjaannya.

Mungkin ini yang dirasakan para wanita diluar sana ketika telah dilamar atau menjelang menikah. Aku ada ditahap telah dilamar, belum tentu akan menerima nya.

Jika aku memikirkan keputusan tentang Lamaran dari Keluarga Huang ini. Ada beberapa kemungkinanan. Seperti...

Jika aku berhasil memantapkan diri untuk menerima Hendery, selalu ada saja hal yang mengganjal di hati bahwa ada yang sedang tidak baik-baik saja. Entah itu hanya perasaanku tapi kenapa selalu seperti itu.

Sama juga ketika aku ingin menolaknya, ada aja hasrat di dalam diriku yang mengatakan bahwa aku pantas bersanding dengan Hendery, dia bisa menjadi sandaranku di masa depan nanti. Selalu seperti itu, inilah sebenarnya yang membuatku bingung.

Apakah Hendery merasakan ini juga? atau dia biasa saja karena dari awal sudah tahu bahwa memang akan melamar ku? atau dia sama sepertiku, sama gugupnya, sama bingungnya karena posisi kita yang bisa dibilang sama.

Aku berencana akan membuka obrolan dengan Ayah dan Bunda malam ini, aku benar-benar buntu dalam hal ini, dan memang harus berdiskusi dengan Orangtua ku.

Aku sudah mengatakan siang tadi kepada Ayah dan Bunda untuk mengosongkan jadwalnya malam ini. Mereka yang paham, langsung mengangguk tersenyum. Aku yakin mereka sama gugupnya denganku, tapi balik lagi semua keputusan ada padaku.

Jam 7 malam, sekarang kami bertiga sudah berkumpul. Aku masih diam dan mengumpulkan kalimat di otakku agar bisa memulainya dengan baik. Ayah yang memandangku hanya bisa menunggu apa yang akan aku katakan, begitupun dengan Bunda.

Aku menghela nafas, pertanda siap untuk memulai diskusi keluarga ini.

"Ayah, Bunda. Aku sebenarnya bingung sama diri sendiri. Ada yang aneh sama diri ku sendiri saat aku mau nerima Mas Dery, begitupun sebaliknya. Ada yang tidak baik-baik saja saat aku menolaknya. Aku harus bagaimana? Besok mereka datang menagih janji"

Aku mengeluarkan kebingunganku, menghela nafas panjang, aku benar-benar diambang kebingungan. Kenapa keputusan yang ini berat sekali. Lalu, apa yang terjadi pada ku sebenarnya?

Ayah yang paham memberikan kode ke Bunda untuk berbicara terlebih dahulu.

"Sayang, bunda paham posisi kamu. Saat-saat begini memang pasti dirasakan Wanita setelah dilamar atau bahkan menjelang pernikahan. Bahkan, ada yang sampai ribut dengan pasangannya"

Accismus.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang