Selamat membaca
Semoga terhibur 🍂🍂🍃
*****
Lilyan Evangeline Lawrence, gadis yang memiliki paras begitu cantik dan menawan itu kini terlihat sedang duduk diatas rumput hijau yang berhamparan ditaman Universitas, tempat dimana ia menempuh pendidikan perguruan tingginya. Gadis tersebut kini sedang sibuk berkutat dengan ponselnya."Masih lama?" Tanya Lilyan pada sang teman diseberang.
"Sebentar lagi." Jawab temannya yang bernama Qiandra.
"Aku tunggu."
"Oke!"
Klik...
Lilyan menghembuskan napasnya. Dia cukup lelah hari ini. Semester terakhir merupakan semester yang paling melelahkan menurutnya. Disaat seperti ini, Lilyan ingin sekali mencurahkan isi hatinya pada orang tuanya terutama pada sang ibu yang selalu setia mendengar segala curhatan tidak jelasnya. Namun apa daya, jarak memisahkan mereka saat ini. Iya, Lilyan menempuh pendidikannya di luar negara, tepatnya di Prancis.
"Dor.... "
Di tengah lamunannya, tiba-tiba suara seseorang membuat Lilyan tersentak kaget dan langsung melayangkan tatapan kesalnya pada pelaku. Orang itu tidak menampilkan ekspresi bersalahnya akan apa yang di lakukan. Malahan orang tersebut yang merupakan pemuda tampan itu terkekeh melihat wajah kesal Lilyan sambil duduk didepannya.
"Suka sekali sepertinya mengagetkan orang. Bagaimana jika orangnya memiliki riwayat penyakit jantung?" Omel Lilyan menatap kesal pria tersebut.
"Baiklah, aku tidak akan mengulanginya lagi." Janji pria tersebut sembari tersenyum manis.
Lilyan memutar bola matanya malas mendengar hal itu.
"Ck. Anda ternyata sangat pintar berkata, Tuan Winston." Seru Lilyan pada Zyan yang merupakan pewaris tunggal keluarga Winston.
"Itu harus. Jika aku tidak bijak, kamu tidak mungkin menyukaiku." Balas Zyan langsung yang membuat Lilyan tersenyum sambil mengelengkan kepalanya. Melihat senyum manis gadis pujaannya, membuat senyum juga terbit disudut pria itu.
"Aku setuju dengan apa yang kamu katakan." Timpal Lilyan singkat sambil tersenyum tipis. "Bagaimana kamu bisa disini? Bukankah kamu bilang memiliki pekerjaan penting hari ini, jadi tidak bisa pergi ke kampus?"
"Sebelumnya, iya. Tapi sekarang sudah selesai. Dan sekarang aku merindukanmu, makanya kesini."
"Simpan rayuanmu, Tuan."
"Itu bukan rayuan, sayang."
"Baiklah. Aku percaya." Jawab Lilyan menganggukkan kepalanya. "Kamu sendiri?" Lanjutnya.
"Tidak. Bersama para bodyguard seperti biasa." Jawab Zyan jengah, menatap sekilas para pria berbaju hitam yang berdiri tidak jauh dari tempat mereka. Lilyan juga bisa melihat hal tersebut, yang jumlahnya melebihi sepuluh orang.
"Itu resiko menjadi seorang pewaris dari keluarga Winston. Jadi nikmati saja. Diluaran sana terlalu banyak orang yang iri dengan kehidupan yang kamu jalani sekarang." Tutur Lilyan bijak.
Mendengar hal itu, Zyan tersenyum sambil menatap Lilyan dengan tatapan dalam. Ia suka dengan pemikiran sang kekasih. Zyan bangga, tidak salah memilih gadis yang akan menjadi pendamping hidupnya nanti. Yang mungkin akan terlaksana dalam waktu dekat. Membayangkan hal itu senyum semakin merekah diwajah tampannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LILYAN (END)
Romance"Saya tidak akan pernah sudi menjadi perempuan bodoh yang hanya bisa menganggukan kepala mengikuti segala perkataan Anda." Ucap Lilyan Evangeline Lawrence dengan tajam pada pria tampan yang kini tengah menampilkan senyum kecil mendengar perkataannya...