Happy Reading.
Typo bertebaran.. 🍃🍃******
Matahari pagi telah terpancar dari celah kamar sebuah apartemen mewah di Prancis dimana Javier menginap saat ini. Apartemen itu memang disiapkan khusus untuknya. Patrick selaku sekretaris memang telah menyiapkan semuanya dengan sempurna sesuai keinginan Javier.
Dan kini terlihat Javier mulai mengerjapkan kelopak matanya. Pria itu bangkit dari tidurnya setelah berhasil mengumpulkan kesadaran seutuhnya. Ia beranjak dari tempat tidur dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Beberapa menit kemudian, Javier keluar dari kamar mandi dengan hanya berbalut handuk putih menutupi bagian bawahnya. Hal itu membuat tubuh atletisnya terlihat begitu jelas dengan bertelanjang dada. Pria itu mengusap rambut basahnya dengan handuk kecil sambil berjalan menuju kearah pintu yang menghubungkan ke balkon.
Suara pintu kamar yang diketuk membuat Javier menoleh sekilas sebelum sempat menginjakkan kakinya kebalkon untuk melihat pemandangan pagi hari, walaupun hanya dihiasi gedung-gedung pencakar langit. Ia bersikap acuh akan suara pintu.
Tok..tok..tok
Cklek...
Terlihat Patrick yang memasuki kamar sambil membawa jas yang akan dipakai Javier untuk pertemuan bisnis hari ini dengan perusahaan Winston group.
"Ini pakaian Anda, Tuan." Tutur Patrick.
Javier membalikkan tubuhnya yang dari tadi membelakangi Patrick. Melangkah kearah pria paruh baya tersebut dan mengambil pakaiannya. Tidak ada ucapan basa-basi yang pria itu ucapan pada Patrick. Walaupun hanya sekedar ucapan 'terima kasih'. Ia terlalu arogan dengan orang yang berada disekitarnya.
"Sarapan pagi Anda juga sudah siap, Tuan." Seru Patrick lagi.
Javier yang kini sudah kembali membelakangi Patrick dengan ponsel yang sudah berada ditangannya hanya mendengar, setelah itu mengangkat sebelah tangan sebagai perintah agar Patrick segera berlalu dari kamarnya.
"Saya permisi, Tuan." Pamit Patrick memahami hal tersebut.
*****
Disebuah apartemen lain, kehebohan sedang terjadi. Lilyan begitu kelabakan pagi ini setelah melihat jam yang tertera ketika terbangun dari tidurnya. Perempuan itu bersiap dengan tergesa-gesa. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan pagi dimana seharusnya gadis cantik itu sudah tiba di kampus. Entah mimpi apa yang menghampiri Lilyan semalam sehingga bisa bangun kesiangan pagi ini?Qiandra yang melihat temannya hanya menggelengkan kepala. "Santai saja. Ini masih tergolong pagi, jadi terlambat sedikit bukan sebuah masalah besar." Seru Qiandra ringan diiringi senyum tanpa dosanya.
"Aku tidak sesantai itu, Qia. Aku sudah cukup terlambat saat ini." Sambar Lilyan sambil membereskan apa yang perlu dibawanya hari ini kedalam tas.
"Baiklah kalau begitu, aku harap kau selamat hari ini." Ucap Qiandra tertawa kecil. Membuat Lilyan melayangkan tatapan kesal pada sang teman.
Qiandra yang melihat segera menutup mulutnya rapat-rapat. Mengangkat tangan kanan membentuk V sebagai permintaan damai.
"Untung saja kau temanku." Gerutu Lilyan kembali melanjutkan aktivitasnya. "Aku pergi dulu." Pamitnya kemudian setelah selesai bersiap-siap.
"Kau tidak sarapan terlebih duhulu?"
"Sepertinya tidak. Aku akan sarapan dikampus saja."
"Baiklah, hati-hati."
KAMU SEDANG MEMBACA
LILYAN (END)
Romance"Saya tidak akan pernah sudi menjadi perempuan bodoh yang hanya bisa menganggukan kepala mengikuti segala perkataan Anda." Ucap Lilyan Evangeline Lawrence dengan tajam pada pria tampan yang kini tengah menampilkan senyum kecil mendengar perkataannya...