Happy Reading.. 💕💕
Typo bertebaran.. 😎*****
Flashback On.Setelah selesai dengan semua koper dan bajunya, saat malam tiba Lilyan sudah bersiap dengan mematut penampilannya didepan cermin untuk menghadiri acara reuni. Perempuan itu kelihatan cantik dengan dress sebatas lutut yang membalut tubuh rampingnya.
Lilyan mengukir senyum tipis melihat penampilannya didepan cermin. Saat semua sesuai dengan yang di inginkan, ia meraih sling bag warna abu-abu kesayangannya yang merupakan hadiah anniversary dari Zyan.
Mengingat kekasihnya itu, rasa rindu semakin membuncah dalam hati Lilyan. Namun ia harus bersabar sedikit lagi, sebab besok pagi semuanya akan berakhir saat dirinya kembali ke Prancis.
"Miss you so much." Lirih Lilyan dalam hati dengan helaan napas berat. Dan setelah berhasil mengontrol suasana hatinya, barulah ia keluar kamar dan segera menuruni anak tangga. Dilantai dasar, ia bisa melihat ibunya yang sedang menikmati acara tv yang sedang menampilkan serial drama diruang keluarga.
"Ibu, aku pamit pergi." Seru Lilyan melangkah menghampiri sang ibu.
"Berangkat sekarang?" Tanya Nyonya Lawrence menatap putrinya penuh kasih. Beliau sudah mengetahui kemana Lilyan akan pergi karena sudah diceritakan oleh sang putri sore tadi.
"Iya, bu."
"Pergi dengan para bodyguard saja ya?"
"Aku bukan anak kecil, ibu." Cemberut Lilyan tidak menyetujui saran ibunya.
Nyonya Lawrence tersenyum lembut melihat wajah cemberut putrinya. Beliau mengelus dengan sayang pipi Lilyan.
"Jangan cemberut, nanti cantiknya hilang."
"Ibu." Rengek Lilyan lagi mengerucutkan bibirnya.
"Ibu tidak menyangka putri kecil ibu sekarang sudah menjadi gadis cantik dan mandiri." Nyonya Lawrence tersenyum lembut.
"Karena aku mempunyai orang tua yang luar biasa seperti ayah dan ibu. Kalian orang tua terbaik." Seru Lilyan tersenyum bangga.
Senyum Nyonya Lawrence mengembang mendengar perkataan yang keluar dari mulut putrinya. "Kami juga bangga mempunyai putri sepertimu, sayang."
"Aku harus berangkat sekarang, bu. Takut terlambat." Putus Lilyan kemudian.
"Jangan pulang terlalu malam. Jika terjadi sesuatu langsung hubungi ayah atau ibu." Pesan Nyonya Lawrence sebelum Lilyan beranjak untuk pergi.
"Baiklah."
Setelah mengecup singkat pipi ibunya, Lilyan berjalan keluar rumah menuju mobilnya yang telah disiapkan sopir sang ayah. Memasuki mobil namun belum sempat Lilyan menghidupkan mesin mobil, ponselnya yang berada diatas dashboard berdering. Lilyan meraih ponsel tersebut dan melengkungkan sebuah senyuman mengetahui identitas penelpon.
Dengan segera memakai earphone dan setelah ia mulai menjalankan mobilnya membelah jalanan.
"Halo."
"Hai." Sahut Lilyan dengan pandangan yang tetap terfokus memperhatikan jalanan.
"Lagi sibuk?"
"Tidak."
"Dimana sekarang?"
"Dijalan. Tengah mengemudi."
KAMU SEDANG MEMBACA
LILYAN (END)
Romance"Saya tidak akan pernah sudi menjadi perempuan bodoh yang hanya bisa menganggukan kepala mengikuti segala perkataan Anda." Ucap Lilyan Evangeline Lawrence dengan tajam pada pria tampan yang kini tengah menampilkan senyum kecil mendengar perkataannya...