Happy Reading
Typo bertebaran.. 🍁🍁*****
Di Negara yang berbeda dimana Javier berada saat ini, perempuan yang akan menjadi menantu keluarga Albern yaitu Arabella Javira Kedrick sedang menyusuri setiap detail kamar yang akan menjadi miliknya setelah menikah dengan Javier. Perempuan itu tersenyum lebar. Mimpinya akan benar-benar terwujud. Javier akan menjadi miliknya dalam ikatan yang sah.
Walaupun Bella sadar bagaimana sikap Javier sekarang padanya, namun itu bukan masalah. Ia tidak akan menyerah. Bella mencintai Javier. Bahkan ia akan melakukan apapun untuk mendapatkan pria tersebut. Dia ingin memperbaiki kesalahan masa lalunya.
Lagi pula Bella sangat tidak akan pernah rela jika nanti ada perempuan lain yang akan menggantikan posisinya dihati Javier. Oleh karena itu, ia akan memanfaatkan kesempatan yang ada dengan sebaik mungkin untuk mendapatkan Javier, lagi.
Tok Tok Tok
Bunyi pintu yang diketuk dari luar membuat Bella yang tengah berdiri didepan cermin tersentak kecil, kemudian menoleh kearah suara. Ia memang hanya sendiri dikamar tersebut setelah para pelayan mengantarnya.
Cklek....
Pintu dengan ukiran artistik yang memiliki nilai seni tinggi berdaun lebar itupun terbuka. Bella langsung melangkah menghampiri sang Nyonya keluarga Albern, Denise Marion Albern. Perempuan paruh baya itu berjalan angkuh dengan senyum kecil. Kedua perempuan berbeda generasi itu sekarang duduk dikursi sofa saling berhadapan.
"Bagaimana kamarnya? Suka?" Denise membuka suara terlebih dahulu.
Dengan tenang Bella melengkungkan sebuah senyuman. "Tentu. Tidak ada yang mengecewakan."
"Kau pasti sangat senang akan menjadi bagian keluarga Albern?" Ujar Denise lagi dengan senyum miring. Menatap Bella dengan salah satu alis terangkat.
"Siapa yang tidak senang akan menjadi menantu keluarga Albern. Semua perempuan menginginkannya. Terlebih akan menikah dengan Javier." Jawab Bella tidak kalah angkuhnya. Mereka seakan saling mengintimidasi satu sama lain.
"Baguslah." Timpal Denise singkat. "Tapi kau harus mengingat statusmu. Jangan bersikap terlalu angkuh seperti ini pada calon ibu mertuamu." Lanjutnya memperingati.
Bella berdecih dalam hati, kemudian dengan ekspresi tenang menimpali ucapan sang calon ibu mertua. "Aku tahu itu. Dan aku akan menghormatimu."
"Itu memang sudah menjadi kewajibanmu, Bella. Kau harus selalu mengingat bahwa tanpa andil dariku, kau tidak akan bisa menikah dengan Javier." Denise berucap tetap dengan nada angkuhnya. Layaknya seorang Nyonya Rumah diktator dan kejam tanpa perasaan.
Sementara Bella kini menutup rapat mulutnya dengan salah satu tangan terkepal tanpa diketahui Denise. Ya, untung saat ini, posisinya memang tidak menguntungkan sehingga Bella harus menahan diri untuk tidak membungkam mulut Denise sehingga tidak bisa berbicara lagi.
"Kau mengerti apa maksud pembicaraan ini kan, Bella?"
Bella hanya menganggukkan kepala dengan terpaksa. Lengkap dengan senyum tipis. Dan Denise tersenyum lebar melihat hal tersebut. Sekarang semuanya hampir berjalan sesuai dengan keinginannya. Hanya masalah Javier yang kini harus menjadi fokus utama. Denise harus bisa berpikir dengan cerdik cara menaklukkan Javier. Prince Javier Albern, pasti akan bisa dikendalikan tidak lama lagi.
*****
Ditempat lain, Lilyan sedang melangkahkan kaki jenjangnya menyusuri koridor kampus dengan ponsel yang menempel ditelinganya. Semua urusan telah di selesaikan. Sekarang ia bisa menghela napas lega dan merilekskan pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LILYAN (END)
Romance"Saya tidak akan pernah sudi menjadi perempuan bodoh yang hanya bisa menganggukan kepala mengikuti segala perkataan Anda." Ucap Lilyan Evangeline Lawrence dengan tajam pada pria tampan yang kini tengah menampilkan senyum kecil mendengar perkataannya...