Happy Reading
Typo bertebaran... 🍁🍁****
Tok tok tok..
Javier dan Patrick yang sedang membahas pekerjaan diruang kerja pribadi, segera mengalihkan atensi mereka dari berkas-berkas yang berada di atas meja ke arah pintu. Patrick dengan sigap bangkit dari duduknya melangkah untuk membuka pintu sedangkan Javier kembali sibuk dengan berkas-berkas yang cukup membuatnya mengerang kesal dalam hati. Baginya berkas ini sangat tidak menarik dibandingkan miliknya, Lilyan.
Mengingat tentang perempuan itu, Javier menampilkan senyum tipis di wajah hampir tanpa cela tersebut. Mungkin, sebagian orang-orang di luaran sana nanti akan berpikir, bagaimana mungkin seorang pria sepertinya bisa langsung mengklaim perempuan yang baru dikenal sebagai miliknya. Tapi apapun anggapan orang-orang tersebut Javier tidak peduli. Pertemuan awalnya dengan Lilyan membuat Javier bertekad membuat perempuan tersebut masuk kedalam dunianya.
Apakah itu sebuah obsesi semata? Entahlah. Javier tidak bisa menyimpulkan hal itu secara pasti, sebab ia juga tidak tahu apa yang membuatnya terlalu tertarik pada Lilyan. Mengenai Bella yang kini menjadi istrinya, bagi Javier itu tidak harus terlalu dipikirkan. Perempuan tersebut hanya berstatus istrinya bukan seseorang yang dicintai jadi sah-sah saja menurut Javier jika suatu saat dia mencampakkan Bella seperti sebuah sampah kotor yang menjijikkan.
"Permisi, Tuan."
Suara tersebut membuat pikiran Javier teralihkan pada pelayan yang kini tengah meletakkan sesuatu di atas mejanya. Satu gelas minuman. Valerie yang telah selesai dengan tugasnya segera undur diri dari hadapan Javier.
"Lebih baik Anda segera beristirahat, Tuan. Besok bisa dilanjut kembali." Seru Patrick yang kini telah kembali duduk pada tempatnya.
"Tidak perlu. Aku akan menyelesaikannya malam ini." Sahut Javier. Ia belum menyentuh sama sekali minuman yang kini terletak diatas meja. Tapi, mungkin nanti setelah selesai dengan semua pekerjaannya.
-
-
-Hingga dua jam setelahnya, akhirnya Javier bisa meregangkan tubuhnya dan menyandarkan diri di sandaran kursi yang diduduki. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh. Ternyata kurang lebih tiga jam Javier berkutat dengan berkas-berkas yang kini telah diselesaikan semuanya. Pria itu bangkit dari duduknya untuk beristirahat dikamar pribadi yang tentu saja tanpa Bella. Namun belum sempat pria itu melangkah keluar ruang kerjanya, ucapan Patrick membuat suami Bella tersebut menghentikan langkah.
"Minuman Anda belum diminum, Tuan." Ujar Patrick sambil menyerahkan gelas yang berisi cairan yang akan mengubah semuanya dimasa depan.
Mungkin.
Javier meraih gelas minuman tersebut dan akan segera meminumnya jika saja ponsel yang berada di sakunya tidak menyita perhatian. Setelah melihat identitas pemanggil, tidak menunggu waktu lama untuk mengangkat panggilan tersebut.
"Ada apa?" Tanya Javier segera.
"Tuan-- "
Javier menunggu dengan tenang apa yang hendak dikatakan oleh bodyguard yang di tugaskan untuk memantau dan mengawasi Lilyan.
"I---itu Nona Lilyan--"
"Ada apa dengannya?" Javier menyela ucapan bodyguard yang belum menyelesaikan ucapannya. "Ceritakan semuanya dengan cepat."
Setelah itu mengalirlah kata-kata dari mulut pengawal tersebut tentang apa yang ingin di sampaikan.
"Hentikan bodoh. Apa yang kalian kerjakan sebenarnya hah? Aku menyuruh kalian menjaga wanitaku tanpa terluka sedikitpun. Dan sekarang---" Bentak Javier dengan amarah yang kini menguasai setelah apa yang dikatakan bodyguard nya. Pikiran Javier kini terfokus pada Lilyan yang sedang berada ditangan orang-orang yang ingin bermain dengannya. Sedikit saja Lilyan terluka maka kuburan adalah tempat para penjahat bodoh tersebut selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LILYAN (END)
Romance"Saya tidak akan pernah sudi menjadi perempuan bodoh yang hanya bisa menganggukan kepala mengikuti segala perkataan Anda." Ucap Lilyan Evangeline Lawrence dengan tajam pada pria tampan yang kini tengah menampilkan senyum kecil mendengar perkataannya...