PROLOG

29 2 0
                                    


"Aksara! Lo bisa gak sehari aja gak bikin ulah?!"

Gadis dengan rambut yang di ikat satu itu terus sama menggerutu dengan tangan yang berkacak pinggang serta sorot tajam yang tertuju kepada sosok cowok yang kini tengah menunduk.

"Nggak! Gak bisa! Gue gak sudi banget harus diem aja liat tingkah monyet belagu itu seenaknya ngatain pacar gue!" tegas cowok dengan rambut ikal bermata coklat.

Pena menghela nafas. Berbicara dengan Aksara benar-benar menguras emosi dan tenaganya.

Jika bukan karena Ayahnya yang memaksanya untuk ikut menghadiri pesta rekan kerjanya, mungkin saat ini ia bisa hidup dengan damai seperti sebelumnya.

Pena menetralkan emosi dan nafasnya, tidak ada gunanya berdebat dengan manusia batu seperti Aksara.

"Sekali lagi lo bikin keributan, jangan harap besok gue masih setia sama lo!" tekan Pena lalu pergi meninggalkan Aksara yang sudah menahan amarahnya.

"PENAAA LUXIOUSSS!!!"

Teriakan menggelar itu bahkan tidak membuat gadis itu berhenti. Alhasil, mau tidak mau Aksara pun mengejar kekasihnya yang kini sedang dalam mode iblis.

"Tuh cewek ribet amat sih! Untung gue cinta!" gumam Aksara dengan langkahnya yang semakin lebar.

Ketika hendak sampai mengejar Pena, tiba-tiba saja langkahnya terhenti. Pemandangan di depannya membuat ulu hatinya benar-benar terbakar.

Bagaimana bisa ia tenang melihat kekasihnya yang kini tengah tertawa bersama laki-laki lain. Tidak bisa di biarkan.

"PENA! GUE BILANG BERHENTI!" bentakan bariton itu membuat atensi lorong kelas menatap ke arah pemilik suara menggelegar itu.

Pena yang sadar akan ada perang dunia 2 pun segera berbalik dan menemukan bayi besar berwujud iblis kini tengah menatap kearahnya. Lebih tepatnya ke arah Algabra.

"Udah berani lo main belakang, hm?"

"Main belakang apa sih Sa! Jangan aneh-aneh deh!" kesal Pena dengan kerutan yang tercetak jelas di dahinya.

"Kalau lo mau selingkuh seenggaknya cari cowok yang tampangnya lebih dari gue! Bukan cowok prik kayak dia!" tunjuk Aksara ke arah Algabra yang hanya diam tidak ingin ikut campur.

Ia cukup tahu tentang Aksara Cassano. Cowok yang dapat membuat seseorang yang awalannya baik-baik saja berada dalam lingkaran bahaya. Tentu saja, ia tidak bisa bermain-main dengan Aksara walaupun mungkin nanti-

"Cukup Aksara! Lo udah keterlaluan! Jangan buat gue ambil keputusan di saat-saat kayak gini!" ujarnya dengan nada yang seperti ingin meledak.

Aksara tertawa remeh,"Lo ngancem gue? Berani lo sekarang, hm?"

"Pacar Aksara udah mulai nakal ya, let's play game baby?."


-PHENAKSARA-

Sebelumnya aku mau berterima kasih kepada teman-teman yang sudah meluangkan waktu membacanya ceritaku yang aneh ini. Aku harap kalian suka dengan sajian tulisan dari seorang amatir ini.

PhenaksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang