Episode 11

559 103 3
                                    

Kelas itu menjadi sangat gelap. Dengan pintu yang tertutup, jendela yang tertutup tirai, dan lampu-lampu yang dimatikan.

Namun, ada sebuah layar televisi besar di atas ujung ruangan kelas itu menyala.

Layar itu memperlihatkan seorang pak guru yang sedang menjelaskan suatu materi.

Anak-anak pun fokus melihat dan menyimak apa yang pak guru itu sampaikan.

Mashiho menepuk tangan Yedam yang membuat Yedam menoleh. "Gue mau ke kamar mandi" Izin Mashiho.

"Ya terus, lo ngapain bilang ke gue?" Tanya Yedam.

Mashiho tidak memperdulikan pertanyaan Yedam. Ia langsung bangun dari tempat duduk nya dan pergi keluar.

Jeongwoo sangat fokus melihat ke layar tersebut. Sampai akhirnya, layar itu memperlihatkan seorang hantu perempuan yang membuat semua murid terkejut.

"AAA!"

Jeongwoo reflek berdiri sambil mengangkat satu kakinya, dan menutup telinganya sendiri.

"Ya Jeongwoo! Liat dia! Hahahaha cemen" Ejek Jihoon sambil tertawa tanpa dosa melihat reaksi Jeongwoo.

"Woi, jangan bercanda!" Ucap Jeongwoo tak terima sambil membuka tirai jendela agar kelas itu mendapat penerangan.

"Eh Jihoon, kalau mau bercanda di luar aja sana!" Perintah Jaehyuk. "Jangan ganggu orang yang lagi belajar"

"Oke oke" Jawab Jihoon. "Kenapa lo pucet gitu?" Tanya Jihoon. "Gue cuma bercanda"

"Menurut lo ini lucu?" Tanya Hyunsuk sinis.

"Apa?"

"Padahal kita harus nemuin hantunya tapi lo terus bercanda" Jelas Hyunsuk.

"Lo bener-bener nyuruh gue percaya ada hantu disini?" Tanya Jihoon.

"Bener! Sebenernya gue juga gak percaya" Timpal Junkyu. "Walaupun agak aneh karena katanya murid kelas kita cuma 20 orang" Jelasnya sambil berpikir. "Tapi... Siapa hantunya?"

"Jangan jangan Yoshi?" Sahut Yuna. Semua menjadi menoleh kearahnya.

"Tadi dia bisa ngilangin pulpen gitu aja, orang biasa ga bisa lakuin itu, kan" Jelasnya.

"Eh, itu namanya trik sulap" Jawab Yoshi.

"Terus, gimana sama Haruto?" Tanya Winter. "Kulitnya putih, bener-bener kayak hantu, kan?"

"Hah? gue?" Tanya Haruto sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Ah, bukan Haruto!" Bela Hyunsuk. "Hantu macam apaan yang bisa ngabisin kacang merah?"

"Terus siapa?!" Tanya Junkyu yang semakin bingung.

"Tunggu sebentar" Sahut Hyunsuk. "Ada cara buat langsung tau itu."

Hyunsuk membaca-baca suatu tulisan di sebuah buku miliknya. "Tadinya gue pengen pake cara ini terakhir.."

Ia berdiri dengan jari-jari yang ia satukan, lalu menerawang seisi kelasnya.

Ia menerawang sebelah kanannya, namun tidak ada yang mencurigakan disana.

Dan ia pun menerawang sebelah kirinya. Saat ia mengarah ke jendela, tiba-tiba ada seekor burung gagak menabrak jendela itu.

Darah burung itu terlihat jelas disana dengan kaca jendela yang pecah akibat tabrakan burung itu.

"AAHH!" 

"APA ITU?"

Semua murid sangat kaget dan syok dengan apa yang barusan mereka lihat.

"Ryujin.. kenapa itu bisa terjadi?" Tanya Chaeryeong dengan nada suara yang sudah bergetar.

"Gak tau chae, kamu tenang aja" Jawab Ryujin menenangkan Chaeryeong.

Yedam yang mihat itu, langsung memberikan air putih miliknya ke Chaeryeong.

"Ini minum. Tenangin diri lo" Ucap Yedam sambil memberikan botol minuman pada Chaeryeong.

"M-makasih!"

Ceklek!

Pintu kelas terbuka, dan Mashiho berlari masuk ke dalam kelas dengan terburu-buru sambil membawa sebuah lukisan.

"Gais, liat ini!" Perintah Mashiho pada teman-temannya.

Mashiho memperlihatkan sebuah lukisan seperti gambar seorang iblis yang berwarna merah pada teman-temannya.

"Pintu ruang seni kebuka jadi gue masuk sebentar.." Ucapnya terpotong saat melihat ke arah jendela. "Apa lagi itu..?"

Doyoung mulai bangun dari tempat duduknya, dan menghampiri lukisan tersebut. Netra nya tak sengaja menangkap sebuah nama yang terletak diujung lukisan tersebut.

"Asa.. ASAHI!" Teriaknya.

"Apa-apaan lo?" Tanya Yedam sambil menghampiri Asahi. "Kenapa lo gambar kayak gitu? Itu ulah lo juga?"

Yedam mendorong pundak kiri Asahi, dan menunjuk jendela yang pecah yang terdapat darah burung gagak tadi.

Junghwan juga ikut bangun dari tempat duduknya. Yedam mulai menarik tangan kanan Asahi. Dan diujung lengan bajunya, ada cat berwarna merah disana. Dimana cat warna itu juga ada di lukisan iblis tadi.

"Jangan-jangan.. ini.."

"Jadi ini alasan lo bergumam di ruang seni tadi?" Timpal Karina.

"Maksud lo?" Tanya Doyoung.

Karina menghampiri meja Asahi dan mengambil handphone nya yang berada di kantong bajunya.

Ia pun memperlihatkan video Asahi yang ia rekam tadi pagi di ruang seni pada Doyoung dan Mashiho.

"Jadi lo ngutuk itu?" Tanya Mashiho. "Dan.. itu juga?" Tanya Mashiho lagi sambil menunjuk jendela yang pecah tadi.

Asahi hanya menatap mereka dingin. Sepertinya, ia tak peduli sama sekali dengan apa yang teman-temannya tuduhkan.

"Kalo dipikir-pikir, tangan Asahi tadi.. Tangannya dingin banget" Timpal Hyunsuk. Asahi hanya tersenyum tipis melihat Hyunsuk.

Ya ampun Asahi, lo kok malah santai santai aja sih.. Batin Lia yang tak percaya melihat ekspresi Asahi.

"Suhu badannya 32 derajat, aneh banget kan?" Sambung Hyunsuk.

"Bilang Asahi!" Tegas Doyoung. Asahi mengangkat kepalanya, dan mulai menatap Doyoung.

"Apa lo.. hantunya?"

Asahi hanya diam. Dia menatap sekelilingnya sambil tersenyum tipis. Dan itu membuat yang lain penasaran padanya.

Lia yang melihat juga penasaran akan jawaban Asahi. Ia khawatir kalau kalau orang yang ia suka itu ternyata hantu..?

Asahi.. lo bukan hantu nya kan?

The Mysterious Class Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang