Allah itu Maha Kaya. Jadi jangan takut untuk berbagi kepada yang membutuhkan. Dan ketika kita berbagi, tak perlu mengharap imbalan. Sebab imbalan sudah pasti kamu dapatkan berupa pahala amal jariyah kita kelak di akhirat, atau kebahagiaan di dunia.
-Lentera Senja-
@nurhoiriah16_🕊🕊🕊
Bunda Ira sedari tadi berjalan bolak-balik di ruang tamu sembari menghubungi nomor handphone Alina, akan tetapi nomornya tidak aktif. Afnan yang melihat Bunda nya seperti itu dia juga ikut khawatir. Dia sudah dua kali datang ke sekolah adiknya itu, namun adiknya itu tidak ada di sekolah.
"Ya Allah, Alin, dimana kamu nak." Bunda Ira berkata dengan nada gelisah.
Terdengar suara mobil berhenti di depan rumah, Afnan langsung keluar. Betapa terkejutnya dia ketika melihat Alina keluar dari mobil Ergi.
"Astagfirullah, Alin! Abang sama Bunda stres nyariin kamu, kemana aja kamu? Kenapa bisa pulang sama Ergi?" ucap Afnan.
"Ya Allah, ya Rabb, Alina darimana saja kamu? Bunda telpon handphone kamu nggak aktif, kalau mau pergi sama Ergi, izin sama Bunda atau Abang kamu, jangan bikin khawatir!" omel Bunda Ira menghampiri Alina.
Alina mencebikkan bibirnya. Ergi terkesiap mendengarnya, berarti gadis itu berbohong kepadanya, bilang Afnan tidak bisa menjemput, nyatanya Afnan mencarinya, pikir Ergi.
"Emm... Tante, Afnan, maaf ya, saya tidak bilang sama kalian kalau Alin sama saya. Tadi kami ketemu di Mall, lalu Alina minta pulang bareng. Kebetulan pas arah perjalanan ke sini macet." Ergi pun menjelaskan dengan tenang, membuat Alina tersenyum senang.
"Dari Mall? Kenapa kamu nggak bilang Abang, kalau mau ke Mall? Di telpon nomornya nggak aktif lagi, kenapa?" tanya Afnan dengan sorotan mata tajamnya.
"Ish Abang! Panjang ceritanya, handphone Alin mati batrenya. Yang penting Alin udah sampe di rumah!" ucap Alina kesal.
Bunda Ira menghembuskan napasnya perlahan. "Alina, jangan sampai terulang lagi! Kalau mau kemana-mana kasih tahu Bunda atau Bang Afnan!"
Alina menganggukkan kepalanya dengan raut wajah cemberut. Ergi tersenyum simpul kepada Bunda Ira. Lalu dia melirik jam tangannya sudah menunjukkan pukul setengah enam sore . Lantas dia pun berpamitan pulang.
"Tante, saya izin pamit pulang ya, sudah sore," ucap Ergi diakhiri senyuman.
"Iya, Ergi, makasih ya, sudah anterin Alin pulang," balas Bunda Ira tersenyum.
Kemudian Ergi menatap Afnan,"Nan gue pulang, ya."
"Iya Gi, thanks ya, udah anterin adik gue," balas Afnan.
Setelah mengucap salam, Ergi langsung memasuki mobilnya. Kemudian dia berlalu pergi, selepas kepergian Ergi. Alina yang sudah males dengar omelan Afnan, dia langsung berlari memasuki rumah dan menaiki anak tangga menuju kamarnya.
"ALINA JANGAN LUPA MANDI!" teriak Bunda Ira.
"IYA BUNDA!" balas Alina dari atas tangga.
***
Aksara tersenyum menatap wanita setengah baya memakai hijab syari yakni Mamanya bernama Indah dan adik perempuannya yang berumur lima tahun bernama Kinara sedang belajar mengaji Iqra di ruang keluarga. Dia yang baru saja melaksanakan salat Isya berjamaah di masjid kompleks langsung menghampiri dua perempuan yang dia sayangi itu.
"Tumben Sa, pulang dari masjid nya lama," kata Mama Indah.
"Aksa dengar kajian dulu Ma, kebetulan yang jadi imam Ustadz Fathur, beliau ternyata lulusan Al Azhar Kairo," balas Aksara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Senja [SUDAH TERBIT]
Novela Juvenil⚠ Awas Baper! | Remaja - Islami | Bagi Alina Diatmika Pramidita, sosok Ayahnya itu seperti senja. Indah dilihat, dan hanya datang sekejap. Kemudian pergi meninggalkan semua kenangan. Terlahir sebagai anak broken home bukanlah keinginan Alina. Luka...