2. om menyeramkan

44 17 71
                                    

.

Taman kanak-kanak telah berlalu Handika kecil kini mulai tumbuh menjadi anak laki laki yang kuat namun cukup membuat pening kepala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taman kanak-kanak telah berlalu Handika kecil kini mulai tumbuh menjadi anak laki laki yang kuat namun cukup membuat pening kepala. Pasalnya ia menjadi anak teraktif di sekolahnya. Saat ini ia sudah berada di bangku sekolah dasar tentunya satu sekolah dengan Fajar. Anak laki laki yang menjadi korban tarik paksa kerumahnya saat pertemuan pertama mereka.

Tak heran ikatan pertemanan mereka semakin erat. Fajar yang selalu kerumah Handika untuk bermain. Dan Handika yang selalu menempel pada Fajar.

Untuk pertama kalinya Handika bermain dirumah Fajar. Karena biasanya Handika enggan masuk kerumah itu karena ada seorang pria tinggi besar yang menjaga rumah Fajar. Menurut Handika om itu terlihat seperti hantu genderowo dibandingkan manusia.

"Wah besar banget rumah kamu Fajar, bukan dari dulu aku bermain ke sini" Ucap Handika yang sedang sibuk memperhatikan setiap sudut rumah besar yang menyerupai mansion itu. Dengan polosnya ia membuka sepatu didepan rumah dan bertelanjang kaki mengelilingi rumah Fajar.

"Kan Han gak mau masuk kesini karena ada om joni di pos satpam, ini pakai sendal ku saja. Biar kaki mu tidak kotor" Kata Fajar sambil memberikan sepasang sendal berwarna hitam bergambar spiderman disana.

"Iya aku takut sama om itu jar" Ucap Handika yang kini sudah mengenakan sandal bersiap untuk berlari lari didalam rumah Fajar, sepatu nya sudah tersimpan rapih di teras rumah. Tas nya sudah ia simpan disalah satu sofa besar.

"Handika tunggu sebentar ya, aku ganti baju dulu"

Handika mengangguk tanda mengerti intruksi Fajar. Kini ia memutari rumah Fajar sendirian. Dilihatnya banyak foto Fajar dari bayi sampai sekarang. Dan terakhir ada sebuah foto keluarga tengah tersenyum menghadap kamera.

Sebetulnya Handika merasakan perasaan aneh saat itu. Ada rasa sedikit ingin merasakan apa itu kasih sayang orang tua. Namun bayangan nenek seketika datang dalam pikirannya. Membuat ia melanjutkan acara berkeliling rumah Fajar.

"Wah ada kolam berenang, aku ingin renang tapi tak bawa baju ganti. Aduh Fajar kemana kok lama" Ucap Handika. Sambil menunggu Fajar ia bermain main air dipinggir kolam.

"Han, Handika dimana? " Teriak Fajar

"Disini Jar, dideket kolam berenang"

Dengan sedikit berlari Fajar mendekati Handika yang kini terlihat seperti kucing yang masuk kedalam solokan. Baju putih merahnya kini basah semua. Fajar terdiam melihat Handika. Ketika ia akan berbicara, seorang wanita cantik memanggil mereka.

"Anak anak ayok makan, ibu sudah siapkan makanan untuk kalian" Ucap Ibu Fajar

"Iya bu" Saut mereka berdua

"Loh Handika, kenapa seragam kamu basah semua?"

"Tadi aku bermain air 'sedikit' dikolam bu"

𝐓𝐮𝐫𝐛𝐮𝐥𝐞𝐧𝐜𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang