.
Sudah terhitung 2 tahun Handika dan Fajar menuntut ilmu di SMA. Fajar yang demakin hari kian sibuk dengan predikatnya sebagai ketua osis. Dan Handika yang kini sedang menyiapkan turnamen Taekwondo. Ia sangat bersemangat mengikutinya, dilihat dari raut wajah Handika walaupun ia tampak kelelahan namun seutas senyum selalu terpampang disana.
Tak terasa hari turnamen sudah semakin dekat dan Hari ini adalah hari dimana Handika mengikuti turnamen taekwondo tingkat SMA. Ia sangat percaya diri dengan kemampuannya saat ini.
Handika sempat melihat Fajar dibangku penonton ditemani oleh Ibu Yura yang setia menyemangatinya dari jauh.
Masih ingat kah dengan Santorini anak menyebalkan yang selalu mengajak Handika sparing? Kini San sedang duduk manis di kursi pelatih sambil memijat bahu Handika upaya menyemangati nya. Karena pada ronde sebelumnya San berhasil memenangkan pertandingannya dan sekarang waktunya dia menyemangati Handika.
Handika memasuki area pertandingan.
"Masa ia gua lawan bocil sih, pendek banget lawan gua hahaha" Ucap lawan yang namanya Sagara mulai meremehkan Handika hanya karena badannya kurang tinggi nyerempet imut itu
"Handika Lu harus sabar, emang kenyataannya lu pendek, lu harus bisa lawan gorila didepan lu" Ucap Handika menyemangati dirinya sendiri
Peluit wasit pun bersuara. Akhirnya pertandingan dimulai. Dari segi ukuran badan memang Sagara unggul. Namun jangan salah, bila dilihat dari skil dan kelincahan Handika lah yang paling mendominasi.
Beberapa kali Sagara mendapatkan pulukan serta tendangan, namun tak sampai terjatuh atau sampai melewati garis pembatas. Berkali kali juga Handika harus menahan rasa sakit dari pukulan Sagara. Sejauh ini keduanya bisa bertahan dengan sangat baik.
Namun hal buruk terjadi, Sagara yang sudah mulai kesal karena terus menerus mendapat serangan dari Handika. Seketika senyum licik terukir diwajahnya. Sagara melihat papan skor yang membuatnya makin emosi, skornya ketinggalan jauh dengan Handika.
Ia bermain curang. Ketika Handika terjatuh ia langsung mendekat ke arah Handika dan menginjak kakinya dengan sangat keras sampai terdengar suara yang cukup membuat ngeri. Handika berteriak dengan nyaring dibarengi dengan suara keras dari kakinya. Kaki Handika patah.
Wasit langsung menarik paksa si pembuat pelanggaran itu. Secara otomatis Sagara didiskualifikasi karena pelanggaran berat nya.
San yang melihat adegan itu langsung memasuki arena pertandingan tak peduli ayahnya yang meneriaki San agar tetap duduk ditempatnya dan San ingin menghajar si pembuat onar itu. Dengan wajah tanpa dosanya Sagara berkata.
"Makannya kecil kecil jangan belagu, gak apa apa gua di diskualifikasi asal emosi gue tersalurkan karena buat lu yang dari tadi bikin gua kesel menderita dibawah sana"
"BANGS*T" San langsung meninju pembuat onar itu. Pelatih Handika yang tak lain ayah San langsung menenangkan San. Dilihat nya Handika yang masih setengah sadar masih memegangi kakinya.
Dari jauh dilihat ada seorang wanita dan anak laki laki sepantaran Handika menghampirinya. Handika tersenyum sebelum akhirnya pingsan tak kuat menahan sakit dikakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐮𝐫𝐛𝐮𝐥𝐞𝐧𝐜𝐞
Fanfiction❛❛Sebuah perjalanan demi jawaban tentang guncangan di hidup si pria malang❜❜ 📕: @jimengkim Start: Desember 2021 Ends: Highest Rank : #1. khj (31.01.2022)