4. Remaja Labil

46 15 31
                                    

.

Hari ini adalah hari yang indah dimana Handika dan Fajar resmi menjadi remaja labil di bangku SMA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari yang indah dimana Handika dan Fajar resmi menjadi remaja labil di bangku SMA. Dua remaja menggemaskan itu kini sudah mulai beranjak menjadi dewasa. Walaupun sifat Handika makin hari kian menjengkelkan karena tak bisa diam barang sekejap saja. Namun Fajar pasti bisa menenangkannya. Kini kedua remaja itu sedang bersiap siap untuk bersekolah, mengenakan seragam baru yang sudah dicuci dan disetrika rapih oleh Ibu Yura. Walaupun Ibu Yura sibuk, namun ia selalu menyempatkan diri untuk mengurus anak anaknya.

"Jar liat dasi gua gak?" Ucap seorang pria yang sedang mengacak isi lemari nya. Dilihat orang yang ia panggil 'Fajar' itu sudah siap dengan seragam putih abu yang rapi tak lupa disertai dasi yang bertengger manis dilehernya.

"Coba cari di dekat meja belajar mu, ku lihat kemarin malam dasi nya masih berada disana"

Tak menjawab ucapan Fajar, namun ia langsung menuju meja belajar dan ternyata dasi itu ada disana, terhalang oleh buku buku tulis baru yang masih berantakan diatas meja itu.

"Ya ampun, gua lupa banget jar. Untung lu inget, apalagi sekarang hari terakhir mos kan gua ngeri ngeliat senior yang udah kayak macan betina yang lagi pms kalo liat mereka marah marah"

"Kamu kebiasaan Han, cepat lupa kaya udah tua aja. Kasian banget ya mana masih muda tapi penyakit tua nya udah ada duluan"

"Aish Fajar, nyebelin banget. Gua lupa ya karena lupa aja ga ada unsur pikunnya. Nah kan rapi gini gua, ganteng banget ya udah kayak oppa oppa yang sering gue liat di tv" Ucap Handika sambil bercermin melihat pantulan dirinya yang tengah memasang dasi.

"Iya kamu tampan Han" Ucap Fajar sambil tersenyum terpaksa. Inget itu hanya senyuman terpaksa agar Handika cepat menyelesaikan acara narsis didepan cermin itu.

Akhirnya Handika menyudahi acara mengagumi ketampanan dirinya lalu berangkat ke salah satu sekolah negeri terfavorit didaerahnya.

Handika dan Fajar berangkat bersama menggunakan mobil yang diantar oleh supir. Karena menurut Ibu Yura sebelum mereka memiliki SIM diwajibkan untuk diantar jemput. Dan mereka mematuhi apa yang diucapkan oleh Ibu Yura.

Handika dan Fajar langsung bergegas memasuki ruang kelas dan ternyata sudah ada beberapa orang yang telah datang.

"Kayanya sekolah bakal bau toko deh hari ini" Ucap Juni pria tinggi dengan bahu lebar yang diketahui lahir dibulan maret namun dinamai juni oleh kedua orang tuanya.

"Maksud lo gimana?" Tanya Rendi yang sedari tadi duduk disebelah Juni

"Ya kan kita kelas 10 pada pake seragam baru, dan gue tebak seragam baru lu juga belum dicuci kan? Langsung disetrika terus lu pake?"

"Loh kok lo tau? Kentara banget ya bau baju baru? Padahal tadi gue udah seprotin minyak wangi 4x. Eh lo Jangan bilang bilang ya"

"Lah gue tau, ya karena gue juga gitu Rendi. Kayaknya hampir semua anak kelas 10 barunya pada belum dicuci kaya kita"

𝐓𝐮𝐫𝐛𝐮𝐥𝐞𝐧𝐜𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang