9. Teman baru Handika

18 6 1
                                    

"Han ayok bangun, udah jam 6 pagi" Fajar mencoba membangunkan Handika. Sangat susah membangunkan Handika menurut Fajar, ia seperti simulasi meninggal.

"Han bangun, sekarang kan MOS universitas. Kamu masuk jam 7 kan"

Baiklah Fajar menyerah membangunkan Handika. Ia meninggalkan Fajar dan berjalan menuju meja makan untuk sarapan.

"Loh Fajar, Handika mana?" Tanya Ibu Yura yang sedang mengoles roti dengan selai coklat

"Susah dibangunin bu"

"Oh yasudah, kamu makan dulu rotinya, Ibu bangunkan dulu Handika ya"

Ibu Yura meninggalkan Fajar. Lalu berjalan ke arah kamar Handika.

"Handika, bangun yuk. Sudah jam 8"

Mungkin sudah sifat seorang ibu jika membangunkan anaknya pasti ia akan berbohong. Seperti saat ini, Ibu Yura mengatakan sudah jam 8 namun pada kenyataannya baru jam 6 pagi.

"Hah, sudah siang bu? Handika mau mandi dulu bu"

Cara Ibu Yura berhasil. Handika langsung bangun dan bergegas mandi. Dan bahkan ia hampir jatuh karena panik sudah kesiangan /menurut Handika.

Handika telah berpakaian rapi langsung menuruni tangga menuju ruang makan di lihatnya Fajar sedang anteng meminum susu putih hangat disana.

"Ayok cepet Jar, kita kesiangan" Ajak Handika yang menarik tangan Fajar

"Diem han, aku belum abisin susunya. Liat jam sana, makannya kalo dibangunin jangan kaya simulasi orang mati. Susah banget dibanguninnya" Kata Fajar dengan santai

"Hah emang jam berapa sekarang sih Jar?" Fajar tak menjawab pertanyaan Handika dan hanya menunjukkan jam dinding yang bertengger apik.

"Ibu, tega banget bohongin Handika" Kata Handika sambil berjalan malas ke arah Ibu Yura

"Itu bukan kebohongan handika, itu cara Ibu bangunin kamu. Yuk sarapan dulu nanti jika sudah langsung berangkat ya" Kata Ibu Yura sambil menepuk bahu Handika

Handika tak bisa marah jika pada Ibu Yura walaupun ia kesal setengah hati karena dibohongi, tapi ia harus tetap menghormati ibu nya itu.

"Aduh akhirnya mos selesai, dan mulai besok gua resmi jadi mahasiswa manajemen. Fajar mana sih belum keliatan" Monolog Handika

Hp handika tiba tiba bergetar didalam sakunya. Terlihat nama 'Fajar' tertulis disana.

"Halo Jar, kebetulan banget gua mau nelpon lu. Lu udah beres belum?"

"Halo Han, aku belum beres. Kayaknya setengah jam lagi. Kamu mau nungguin gak?"

"Yaudah gua tungguin ya, gua juga mau keliling kampus dulu. Tar kalo lu udah beres kabarin aja"

"Oke Han, aku tinggal dulu ya. Kating aku (kakak tingkat) udah mulai nyuruh kumpul lagi" Fajar mematikan telpon nya.

Niat awalnya Handika akan mengelilingi kampus namun niat itu tergantikan menjadi mengunjungi kantin.

Ia duduk dimeja paling ujung dekat sebuah toko penjual minuman. Tak ada tempat kosong kantin yang dikira nya kosong namun penuh dengan mahasiswa berbagai jurusan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐓𝐮𝐫𝐛𝐮𝐥𝐞𝐧𝐜𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang