Hari-hari terasa berjalan dengan cepat. Begitulah yang dirasakan oleh Rosie saat ia mulai mengenal dan menjalani hari-harinya dengan Jenan akibat perjodohan kucing mereka tentunya. Dan tanpa terasa kini mereka telah mencapai titik terakhir, karena Muffin baru saja melahirkan dua anakan kucing yang sangat lucu kemarin sore.Tentu saja, baik Jenan maupun Rosie sangat menyambut hal ini. Apalagi Rosie, ia yang terlihat paling antusias ketika menyaksikan bayi-bayi kecil kucing lahir ke dunia kemarin sore yang dibantu oleh Jenan. Gadis itu bahkan tak dapat menahan teriakan senangnya saat melihat mereka baru lahir. Hingga membuat Jenan yang turut membantu tak dapat menahan tawa melihatnya. Ah, tidak lebih tepatnya mungkin setiap saat Jenan selalu bahagia saat ia bersama Rosie. Gadis itu tak pernah gagal untuk membuat harinya terasa menyenangkan dengan celotehan-celotehan lucunya. Dan Jenan suka hal itu.
"Gemes banget. Mereka lucu banget, iya gak sih, Je?" Rosie menoleh ke arah Jenan yang diangguki kecil oleh pemuda itu.
"Iya." balas Jenan diakhiri dengan senyuman yang tertoreh di bibirnya. Sebenarnya, ia malah salah fokus dengan Rosie yang tampak cantik sore ini dengan rambut yang dikuncir setengah dan menyisakan beberapa helain rambut yang dibiarkan menggantung dibagian kanan dan kirinya.
Rosie balas tersenyum lalu kembali menengok ke arah kandang yang berisikan kucing-kucing mereka.
"Kamu mau namain mereka siapa?" tanya Rosie masih enggan mengalihkan atensinya dari makhluk kecil berbulu di depannya.
Jenan sedikit mengernyit, "Aku? Kamu juga dong. Kan ini sama-sama proker kita."
Rosie tergelak mendengarnya, "Proker? Masih aja kamu." Ternyata Jenan masih mengingat lelucon mereka beberapa waktu yang lalu. Perihal candaan bahwa semua ini mereka lalaikan untuk merealisasikan program kerja mereka mengenai perjodohan kucing mereka.
Hingga beberapa saat Rosie mengajaknya beralih ke arah kursi taman di dekatnya. Gadis itu mengajaknya untuk duduk di tempat biasa mereka menghabiskan waktu untuk berbincang-bincang kecil jika Jenan sedang berada disini.
"Tell me, kita harus namain krucil-krucil itu apa?" ucap Rosie sembari menuangkan minuman yang tersedia pada cangkir yang tersedia lalu menyerahkannya kepada Jenan. Yang disambut oleh ucapan terima kasih oleh lelaki itu.
"I have no idea. Kamu sendiri ada ide yang nyangkut gak?" tanya Jenan lalu mulai menyesap sirup berasa jeruk itu.
Rosie mengerucutkan bibirnya sejenak dan mengarahkan bola matanya ke atas. Khas seseorang jika sedang berfikir. "Sebenarnya yang harus namain kayak gini harusnya orang tua si anak gak, sih? Harusnya Sugar sama Muffin yang namain ya gak, Je? Kan mereka orang tuanya." ucapnya dengan wajah polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmaraloka
FanfictionBerisi cerita-cerita pendek dengan Jaehyun dan Rosé sebagai tokoh utamanya. Start : September 29, 2020