"Nah, Jeffrey. Tunggu Ibu disini ya, nak. Ibu hendak pergi ke toilet dan membeli beberapa makanan ringan sebentar."
Suara lembut Ibu membuatku yang baru duduk di kursi panjang dekat danau mendongak. Ah, setidaknya suara pekikan dari gadwall atau itik liar yang biasa menari-nari di sekitar danau adalah sebuah penanda bagiku bahwa kami sedang berada di tepi danau St James's Park.
Ya, kami baru saja mengitari taman St James's Park berdua saja dengan Ibuku yang selalu setia menggandeng lenganku dalam setiap langkahnya. Menceritakan apa yang dilihatnya kepadaku dan juga menuntun tanganku untuk sesekali memberi makan kepada angsa kanada dan burung merpati yang ada di sekitar taman yang tak jauh dari Buckhingham Palace ini. Intinya, kami banyak menghabiskan waktu bersenang-senang bersama sore ini.
Aku sedikit membenarkan posisi dudukku sebelum merespon permintaan Ibuku kemudian mengangguk pelan.
"Ya, bu." balasku diakhiri dengan senyuman.Dapat kurasakan Ibu sedikit membetulkan syal yang terlilit di leherku dan membetulkan mantel yang ku pakai. Perlakuan yang biasa bagiku tapi mungkin, dari sudut pandang orang-orang yang berlalu lalang disekitar sini akan berbeda. Mereka mungkin akan menatap heran saat lelaki dewasa sepertiku masih saja seperti anak kecil yang terus diperhatikan oleh ibunya. Bahkan dalam hal membetulkan pakaianku saja. Tapi, mau bagaimana lagi, keadaanlah yang memaksaku demikian.
"Putra Ibu, terlihat tampan sekali hari ini." puji Ibu padaku.
Aku hanya tertawa kecil. Sudah berkali-kali atau ribuan kali atau setiap hari aku bisa mendengar suara Ibuku yang selalu memujiku demikian. Kata Ibu, memuji anak-anaknya termasuk kakak lelakiku, Theodore Jung yang katanya setampan Taeyong sang leader dari Boyband Asia NCT adalah sebuah wujud rasa syukurnya terhadap karunia Tuhan yang diberikan kepadanya.
Ku hentikan tawaku setelah itu. "Sudahlah, Bu. Aku akan menunggu Ibu disini." balasku agar Ibu tidak terus-terusan memujiku.
"Oke. Ibu tidak akan lama tunggu disini, Jeff. Siapa tahu, kau bertemu dengan malaikat berhati cantik sebentar lagi." goda Ibu padaku. Aku pun hanya menggeleng sembari tertawa kecil. Malaikat berhati cantik katanya? Ada-ada saja Ibuku ini.
"Ah, Ibu sudahlah. Ibu pergi ke toilet saja nanti keburu Ibu tidak tahan. Aku tunggu disini." candaku yang dibalas dengan usapan di pipiku kemudian Ibu meletakkan majalahnya di pangkuanku. Ibu memang selalu membawa majalah untuk dibacanya saat aku meminta untuk duduk sejenak dan mendengarkan musik di sekitar taman.
"Ya, sudah. Ibu titip majalah Ibu, ya? Ibu pergi dulu."
"Siap Nyonya Jung." jawabku sembari memasang pose hormat. Dan Ibu pun hanya terkekeh kemudian pamit untuk pergi.
Kemudian hening untuk beberapa saat.
Setelah Ibu pergi, aku tinggal sendirian disini dengan majalah yang kini ada di pangkuanku. Aku hanya diam saja untuk menunggu. Dapat ku dengar langkah kaki orang yang berlalu lalang disekitarku disertai dengan celotehan-celotehan mereka. Taman ini memang selalu ramai oleh banyak orang baik warga lokal maupun wisatawan asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmaraloka
FanfictionBerisi cerita-cerita pendek dengan Jaehyun dan Rosé sebagai tokoh utamanya. Start : September 29, 2020