MOHABBATEIN 09

82 13 0
                                    

Biarkan hujan turun... Ada hal yang ingin kubicarakan padamu... Datanglah mendekat, dan peluklah aku.

"Aku rela berkorban untukmu" ... "Aku sanggup mati untukmu" ... Semua orang mengatakan ini... Tapi hanya aku yang akan melakukannya.

Curilah aku dari diriku sendiri... Sembunyikan aku di suatu tempat dalam hatimu...

Jangan sampai aku tersesat sendirian... Jangan sampai aku berada jauh darimu...

Datanglah dan peluklah aku.

Jungkook tiba dengan jas plastik yang menutupi dirinya dari guyuran hujan. Langkahnya sedikit terburu karena malam semakin larut dan ia sudah melewati jam malam asrama. Jungkook yakin jika bel sudah berbunyi sedari tadi.

Well, dalam langkahnya, dia masih tidak menyangka jika Lisa menahannya cukup lama dan membuatnya harus mengendap menuju kamar.

Hanya tiga langkah menuju persimpangan ke arah kamarnya, Jungkook dibuat terkesiap karena lampu lorong yang sebelumnya mati tiba-tiba menyala tepat di atas kepalanya. Pemuda itu memutar tubuh mencari seseorang, dan tentu saja, menemukan Kim Sihyuk berdiri di persimpangan lorong lain. Menatapnya tajam dari kejauhan.

Jungkook panik dalam diam. Riwayatnya tamat.

Isi kepalanya bekerja ekstra untuk menyusun alasan, tapi tatapan rektor Gurukul itu begitu mengintimidasi dan membuatnya gugup. Jungkook kesulitan meneguk ludah ketika Kim Sihyuk tiba di hadapannya.

"Siapa namamu?" tanyanya dingin dan tegas.

"Jungkook, Pak."

"Apa kau sudah tahu aturan Gurukul?"

"Ya."

"Jadi kau sudah menyadari kesalahan yang kau buat, dan akibat yang kau terima darinya."

"Ya."

"Katakan padaku Jungkook, apa alasanmu melakukan semua ini?"

"Aku hanya... Aku..."

"Jungkook!!" panggil seseorang.

Seseorang yang menginterupsi dan berhasil membuat Kim Sihyuk memutar tubuh untuk mengecek.

Seokjin berdiri di persimpangan tempat Kim Sihyuk memergoki Jungkook tadi.

Ketika Kim Sihyuk menatap Seokjin datar dan dingin, Jungkook justru menjerit terima kasih dalam hati mendapati guru musiknya itu datang di waktu yang tepat.

"Jungkook... Apa kau sudah ke stasiun tepat waktu?"

"Ya?"

"Bingkisan yang kutitipkan sudah kau antar?"

Menyadari itu, Jungkook pun ikut bersandiwara. "Ah, iya, Pak. Kepala stasiun yang menerima bingkisanmu."

"Bagus... Ini sudah malam, kau tidurlah, dan terima kasih."

"Ya, Pak."

Merasa tak lagi mendapat masalah, Jungkook undur diri setelah menunduk hormat. Kemudian melanjutkan langkah menuju kamarnya.

Sementara itu, Seokjin pun berjalan hampir melewati Kim Sihyuk, namun langkahnya tertahan sebentar.

"Ini sudah malam, Pak. Kau juga harus segera tidur."

Kim Sihyuk tak memberi respon, dan Seokjin memang tak mengharapkan itu.

"Untuk pertama kalinya matahari akan terbit sebelum kau tidur... Selamat malam."

Seokjin pun kembali merajut langkah sembari bersiul ringan. Membiarkan Kim Sihyuk menatapnya lama dari kejauhan.

Love Stories ✔ | BlackBangtanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang