MOHABBATEIN 10

106 13 0
                                    

Malam itu, Chaeyoung tidak dapat menahan dirinya untuk tidak keluar dari kamar. Usai kepulangan Jimin yang menorehkan sesal di hatinya, Chaeyoung tetap tidak bisa melakukan apapun selain memandangi langit malam dari teras. Beberapa kali juga ia menahan tangis, tak tahan mengingat betapa jahatnya dirinya tadi, betapa menyesalnya Park Chaeyoung ketika melihat Jimin berlalu membawa semua kebohongannya.

Chaeyoung tahu keputusannya tepat, tapi hal itu tak lantas menenangkan hatinya yang gusar. Chaeyoung sudah berbohong. Gadis itu sudah menipu dan menutupi perasaannya sendiri.

Jadi saat ini, menelan semua harapannya adalah pilihan yang terbaik.

"Chae..."

Chaeyoung menoleh ketika mendengar kakak iparnya berjalan mendekat. Hyunmi memutar tubuh Chaeyoung untuk menghadap wanita itu, dan yang terlihat bukan hanya Hyunmi, tapi sang ayah mertua pun turut hadir di sana.

Menghindari tatapan tegas itu bukanlah pilihan yang tepat, Chaeyoung tahu jika siap tidak siap, dirinya harus berbicara dengan Yang Hyunsuk untuk menjelaskannya lagi secara lebih rinci. Chaeyoung tahu dan paham dimana letak kesalahannya, jadi saat ini gadis itu hanya bisa menelan ludahnya gugup saat Yang Hyunsuk perlahan mengambil langkah ke hadapannya.

Tiba tepat di depan Chaeyoung, Yang Hyunsuk masih enggan meluruhkan tatapan tegasnya. Pria itu justru meraih tangan kiri Chaeyoung, mengangkatnya kemudian memutar cincin yang melingkar di jari manis gadis itu.

Cincin pernikahan Chaeyoung bersama puteranya.

Yang Hyunsuk tersenyum pedih di sela kegiatannya, lagi-lagi membuat Chaeyoung dirundung rasa bersalah.

"Kau wanita yang sudah menikah..."

"Kau sudah bersuami..."

"Seharusnya kau mengerti bagaimana perasaanku melihat menantu yang sangat kusayangi justru berpaling dan mencoba untuk berkhianat..."

"Park Chaeyoung... kau sudah kuanggap seperti puteriku sendiri..."

"Berbahagialah dengan keputusanmu."

Taehyung, Jimin, dan Jungkook tidak langsung kembali ke asrama. Mereka lebih memilih menghabiskan malam di luar untuk merayakan hari kasih sayang. Jennie dan Lisa pun berada di sana untuk menemani.

Ini bukan sebuah kencan pribadi atau pun double date.

Mereka merayakannya bersama pasangan lain yang turut hadir, dengan ikut serta memeriahkan festival lampion di sekitaran pusat kota. Double Jung –Hoseok & Yerin– yang berperan menjadi penyelenggara pun turun langsung menengahi para pemuda dan gadis-gadis. Kebetulan festival lampion berlangsung dekat dengan kafenya.

Sementara yang lain berkumpul di satu titik sekitaran danau di bawah jembatan, Jimin justru memilih memetik ukulelenya di sisi lain dimana sedikit orang lalu lalang. Pemuda itu menatap kosong genangan air di depannya, mencoba menyanyi meskipun sebenarnya tidak begitu minat. Pikirannya dipenuhi presensi Chaeyoung dengan tamparan yang tiba-tiba tadi. Jimin tahu dia akan menerima pukulan, tapi dia tidak pernah mengira jika Chaeyoung lah yang akan melakukannya.

Bukan tentang rasa sakit atau pun kecewa. Biar bagaimana pun Jimin harus menghormati keputusan Chaeyoung.

Jimin hanya merasa begitu menyedihkan karena mengira cintanya berbalas, padahal kenyataannya dia jatuh cinta seorang diri.

Entah berapa lama pemuda itu melamun, yang Jimin tahu jika sekarang orang-orang justru berkerumun tepat di belakangnya. Berseru heboh ketika Jung Hoseok menginterupsi dengan pengeras suara yang sedari tadi memang sudah dibawanya. Tidak hanya sendiri, Yerin pun turut membawa pengeras suara. Dimana keduanya menjadi pusat perhatian sekarang.

Love Stories ✔ | BlackBangtanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang