Penggunaan Dialog

1 0 0
                                    

1. Penggunaan tanda titik di akhir dialog
“Aku yakin dia pemenangnya.”
Tanda baca ditempatkan sebelum tanda kutip di akhir dialog. Apabila di iringi narasi, maka ketentuannya seperti ini :
“Dia memang sangat berbakat.” Menatap Bayu kagum.

Apa yang membedakannya? Huruf awal narasi. Yap. Huruf awal narasi harus didahului oleh kapital.

Jika narasinya berada di awal, maka ketentuannya seperti ini :
Andi tersenyum. “Kamu adalah sahabat terbaik.”

Perbedaannya apa? Penggunaan tanda baca. Ya, betul! Kalimat pertama kenapa salah? Kan, huruf awal dalam dialognya sudah benar menggunakan huruf kapital? Memang, sih. Tapi, penulis menggunakan tanda baca (,) yang seharusnya (.)

2. Penggunaan tanda koma di akhir dialog
Biasanya, di gunakan bersamaan dengan dialog tag. Apa itu dialog tag? Dialog tag adalah frase yang mengikuti dialog. Fungsinya menginformasikan si pengucap kepada pembaca.

Dialog tag juga dapat digunakan apabila dialog tersebut isinya tentang pengungkapan sesuatu. Di awali dengan huruf kecil setelah tanda petik. Dan di tandai dengan : “ujar, kata, pekik, sambung, tukas, ungkap, dan lain sebagainya.”
“Aku yang membuang kucing itu,” ungkap Daniel.
Dimana perbedaannya? Coba perhatikan.

Contoh awal, tanda bacanya adalah (.) yang seharusnya (,). Kemudian, huruf awal setelah dialog adalah besar. Padahal, seharusnya huruf awalnya adalah kecil.

3. Penggunaan koma (,), titik (.), tanda seru (!) di akhir kalimat
Tanda seru (!), dan tanda tanya (?) pada akhir kalimat dialog seharusnya diletakkan sebelum tanda petik (“) penutup, bukan sesudahnya.
“Mereka berencana datang hari ini,” kata ibu.

Contoh lagi,
“Apa kau yang melukainya?” Melirik ke arah wanita di sampingnya.

Mengapa huruf awal dalam narasinya kapital? Ya, betul. Karena sudah beda kalimat. “Melirik wanita di sampingnya” dikatakan sebagai kalimat baru.

Catatan : Setiap dialog yang menggunakan tanda tanya atau tanda seru, narasinya diawali dengan huruf kecil. (teriaknya; tanyanya.)

4. Tanda Elipsis/Titik tiga (…)
Tanda ini biasa digunakan untuk memberikan jeda pada dialog. Contohnya : “Jadi … kau benar-benar menolakku?”

Perhatikan teknik penggunaannya. Cara menggunakan elipsis dalam dialog adalah ketika ada jeda dalam dialog tersebut. Sebelum menggunakan elipsis, beri spasi terlebih dahulu.

Setelah menggunakannya pun beri spasi lagi. Kemudian silahkan mulai kata selanjutnya. Ingat, kata baru setelah elipsis huruf awalnya harus kecil. Lihat contoh untuk pemahaman lebih detail.

Nah, bagaimana bila elipsisnya berada di akhir?
Perhatikan contoh di bawah ini.
Contoh 1
“Jangan menangis lagi. Kumohon ….”
Contoh 2
“Jangan menangis lagi. Kumohon …” ucap Billy pelan.

Apabila elipsisnya berada di belakang dan tidak ada narasi lagi setelahnya, maka gunakan contoh 1.

Pertanyaannya: Mengapa titiknya empat bukan tiga?
Jawaban: Tiga titik pertama adalah elipsis, dan satu titiknya lagi adalah tanda baca. Nah, apabila elipsisnya berada di belakang dan ada narasi lagi setelahnya, maka gunakan contoh nomor 2. Yang mana hanya terdapat tanda elipsis di sana.

5. Penggunaan en dash (—) dalam dialog
Biasanya digunakan untuk dialog yang terputus-putus atau terpotong.
Contoh 1 :
“Ti— tidak. Bukan itu maksudku.” (terputus-putus).
Contoh 2:
“Jadi kau pe—” (terpotong karena seseorang langsung menyergah ucapannya).
“Iya. Aku pelakunya,” ucap Putra cepat.

6. Penggunaan kata “kan”
Contoh: “Dia itu kekasihmu, kan?”
Perhatikan cara meletakkannya. Tak jarang kita menemukan kalimat seperti ini dalam beberapa cerita. Letakkan tanda (,) sebelum menulis kata “kan” dalam dialog.
Sementara, contoh serupa: “Belajar yang rajin ya, Nak.”
Kalimat seperti itu pun berlalu penggunaan tanda (,) sebelum kata “Nak.”

Mengapa kata “Nak” dalam dialog huruf awalnya besar? Karena “Nak” di situ merupakan panggilan pengganti untuk seorang anak. (Nak, Nduk, Non, dll).

7. Nama Panggilan dalam Dialog
Contoh 1 :
“Aku harap Ayah merestui pernikahan kami,” ucap Putra penuh harap.

Contoh 2 :
“Aku berharap ayahmu merestui pernikahan kita,” kata Putri lirih.

Antar kedua kalimat tersebut ada perbedaan bukan?

Dicontoh pertama, kata “Ayah” diawali dengan huruf kapital. Kenapa? Karena orang yang di maksud ada di sana. Atau terlibat dalam percakapan tersebut.

Sedangkan dicontoh kedua, kata “ayah” di awali dengan huruf kecil yang mana menandakan sang ayah tidak ada di sana. Atau tidak terlibat dalam percakapan tersebut.

Contoh 3 :
“Menurut pak Aldi, tidak seharusnya kita melewati jalan ini.”

Contoh 4 :
“Terimakasih Pak Aldi atas kerjasamanya.”

Nah, apabila menemukan kalimat seperti pada contoh nomor tiga dan empat, perhatikan baik-baik.

Di contoh nomor 3, kata “pak Aldi” huruf awalnya ditulis kecil dan huruf keduanya ditulis besar karena merupakan nama orang. Ini sama seperti contoh nomor 1, yang mana pak Aldi tidak terlibat dalam percakapan tersebut.

Dicontoh nomor 4, kata “Pak Aldi” huruf awalnya ditulis besar dan huruf keduanya ditulis besar karena merupakan nama orang. Ini sama seperti contoh nomor 2, yang mana pak Aldi terlibat dalam percakapan tersebut.

©https://penerbitdeepublish.com/cara-menulis-dialog-menggunakan-kalimat

Materi KepenulisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang