[5] keberuntungan

152 37 7
                                    

pernah dengar istilah dimana ada gula pasti ada semut atau sebaliknya?

kini istilah itu berlaku untuk ningning dan jayden.

kedua-- tidak, maksudnya ketiga remaja itu kini terlihat sibuk mengerjakan tugas masing-masing.

di bangku pojok kanan kantin, giselle menggigit ujung wafer tango vanilla kegemarannya sambil mengotak-atik keyboard laptopnya, sesekali melirik kearah ningning dan juga jayden yang saling berhadapan.

giselle termenung saat menatap jayden sedang sibuk mengusap kacamatanya yang mulai mengembun.

"jay, disini lo nggak ada temen?"

jayden menatap giselle sekilas, sebelum kembali memakai kacamata dan melanjutkan tugasnya. "ada." jawabnya singkat.

"mana? kok gue gak pernah liat?" kata giselle, kepo.

masih fokus mengerjakan tugasnya, jayden dengan entengnya malah menunjuk ke arah giselle. "ini." katanya, yang membuat gadis itu menatap ningning sambil mengangkat kedua alisnya.

"gue?" tanyanya.

jayden bergumam pelan sambil mengangguk. "hu'um."

"k-kok gue?" tanya giselle untuk kesekian kalinya.

jayden menutup kepala laptopnya dan menatap gadis itu dengan tatapan hangat. "ya... kamu kan temannya ningning?"

"gue kan nanya temenlo, bukan nanyain temennya ningning!" tegasnya.

"teman ningning adalah teman saya juga." kata jayden tak kalah tegas dari giselle.

ningning yang sedari tadi sibuk dengan tugas dihadapannya ikut mencibir jayden. "idih!"

"jadi ningning temenlo juga?" kata giselle.

"bukan."

mendengar hal itu, sontak membuat ningning menatap jayden kesal. "DIH SOK KECAKEPAN BANGET! LAGIAN SIAPA JUGA YANG MAU DIANGGAP SEBAGAI TEMEN LO?! NGGAK MAU GUE!" kata ningning dengan raut wajah yang benar-benar masam sambil hendak menutup kepala laptopnya, namun laptopnya itu lebih dulu diputar oleh jayden.

"-dia akan jadi teman dekat saya atau bahkan lebih? saya juga nggak tahu." koreksi jayden sambil memeriksa tugas ningning dan men-scroll beberapa halaman yang telah dibuat gadis itu.

ningning bergidik ngeri mendengar ucapan jayden, walaupun jantungnya sedikit berdebar. apalagi mengingat soal kejadian case kemarin sore. "IYUHH!!!"

giselle yang melihat tingkah sensitif ningning dan sifat pemarahnya saat bersama jayden dibuat terkekeh kecil. "jay, jangan gitu. dulu ada orang kepedean yang deketin ningning, tapi akhirnya dia juga yang ninggalin ningning."

ningning terdiam. jayden pun begitu.

kedua orang itu sama-sama terdiam. yang satu tak mengerti ucapan gadis itu, dan yang satunya merasa tak terima luka yang telah lama ditutupinya kembali dibuka tanpa seizinnya.

maksud giselle apa? apa ia mau membuka luka lamanya lagi?

"giselle! apa-paan sih lo?!"

mata ningning mulai berkaca-kaca, mengingat kejadian itu membuat dadanya terasa mendadak sesak.

giselle yang melihat mata ningning yang mulai kemerahan dibuat bingung dan linglung. "y-ya emang bener, kan?"

"udah lah, gue mau ke kelas-- DAN ELO!! JANGAN PERNAH DEKET-DEKET GUE DAN GISELLE!" ucapnya.

dengan cekatan, ia mengambil alih laptop yang masih berada dihadapan jayden dan menaruhnya kedalam tote bag.

"kenapa?" jayden dibuat bingung, pasalnya ia tak tau menahu tentang apa yang kedua gadis itu bahas sedari tadi.

[2] Ruang RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang