2.MHIM

18.2K 1K 7
                                    


Cerita masih baru jadi bantu tolong bantu bagikan ke temen kalian kalau kalian suka sama ceritanya.
Makasih.

Jangan lupa buat vote dan komen yaaa dan bagi yang belum folow, silahkan folow terlebih dahulu!!
boblepurple

Jangan lupa buat vote dan komen yaaa dan bagi yang belum folow, silahkan folow terlebih dahulu!!boblepurple

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

»»--⍟--««»»--⍟--««»»--⍟--««

Pada siang yang cerah terlihat seorang wanita yang sedang berjalan di pinggir jalan dengan pikirannya yang berkecamuk.

"Hahh, aku harus bagaimana sekarang uang tabunganku sudah habis untuk membiayai kehidupanku dan kuliahku" Ujarnya dengan menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"CIAAAAA" Teriak seseorang dibelakang nya dengan suara cemprengnya.

"Eh, Risa kamu kok bisa disini?" Tanyanya dengan raut wajahnya yang terlihat bingung.

"Gue yang harusnya nanya ke elo, lo ngapain disini ini kan komplek rumah gue, tadi gue mau cari angin ke taman deket rumah gue eh taunya malah liat lo" Jelasnya.

"Eh iya ya, aku kok bisa sampe ke sini sih? padahal aku tadi ada dipinggir jalan loh, soalnya sekarang aku lagi bingung mau gimana lagi, uang tabunganku udah habis untuk keperluanku" Ucapnya merasa bingung dengan dirinya sendiri untuk saat ini.

"Lo masih belum dikasih uang sama bokap lo selama ini? emang ya bokap lo belum berubah juga! harusnya setelah nyokab lo ninggalin kalian itu dia bisa lebih sayang sama lo! ini engga malah lo nya dianggap anak tiri padahal lo anak kandungnya dia" Risa berucap dengan nada yang menggebu gebu karena merasa kesal sendiri.

"Udah ah Risa lupain aja, mau bagaimanapun itu tetep ayah aku, mendingan kamu bantuin aku buat cari pekerjaan deh."

"iya iya terserah lo lah! tapi kalo lo ada apa-apa jangan sungkan kasih tau gue, lo gak mau pinjem uang gue aja gitu? lo kan masih punya gue."

"Enggak ah Risa aku udah banyak ngerepotin kamu, aku mau kerja aja masa nanti aku setiap ada apa-apa pinjem ke kamu aku ga enak"

"Yaudah terserah lo aja, kalo untuk lowongan pekerjaan gue belum tau tapi nanti kalo gue tahu gue segera kasih tau lo. tapi, kalo emang lo butuh bantuan yang mendesak banget jangan merasa gak enak untuk minta bantuan ke gue."

" Iya-iya, yaudah makasih ya Risa aku mau pulang dulu udah sore ini takut dicariin ayah" pamitnya.

"Yaudah hati hati ya Cia, bye Ciaaa" ujar Risa sambil melambaikan tangannya, dan cia hanya membalas dengan jari telunjuk dan ibu jarinyanya yang menyatu, menandakan balasan oke darinya.

Hari sudah mulai malam namun, Cia masih saja belum sampai ke rumahnya karena memang jarak taman komplek rumahnya Risa dengan mansion Cia itu lumayan jauh, dan Cia pun pulang dengan jalan kaki tidak menggunakan ojek ataupun angkutan umum karena Cia sudah tidak punya uang sepeser pun untuk membayarnya nanti.

Saat malam hari Cia sudah sampai dimansionnya namun bukannya sapaan hangat atau pertanyaan khawatir yang keluarganya berikan.

PLAKKK

"Darimana saja kamu hah! jam segini baru pulang habis ngejalang kamu kan?!" Ujar ayahnya Wijaya dengan emosi dengan tangannya yang satu lagi sudah mengepal dengan kuat.

"Cia habis dari rumah Risa yah, sambil cari angin tadi, Cia bukan habis ngejalang yah" Ujar Cia dengan air mata yang mengalir di pipinya serta dengan tangannya yang memegang pipinya yang sedikit memerah.
"Jalang? apa itu jalang?" Batin Cia bertanya-tanya dengan miris Karena ia tidak tahu maksud ayahnya.

"Alahh tidak usah banyak alasan kamu, masuk kamar kamu sekarang! ayah ga akan kasih kamu makan malam hari ini"

"iya yah" Pasrah Cia sambil menghapus air matanya, dan dirinya segera naik ke tangga menuju kamarnya namun, saat di tangga ia malah bertemu dengan kakak tirinya.

"Hahaha kasian yang ditampar, gimana sakit ya? Ututu kaciann" Ledek kakak tirinya, Mia sambil tertawa dengan puas.

Cia tidak menghiraukan ucapan kakak tirinya itu dan Cia terus saja berjalan ke kamarnya dengan air matanya yang sudah mengalir kembali namun, dengan cepat Cia langsung menghapusnya
"Aku gapapa" batinnya.

🍂🍂🍂

Pada saat malam hari di sebuah bandara terlihatlah seorang pria berjalan sambil menggunakan topengnya yang menutupi sebagian wajahnya, dan dengan didampingi seorang pria berbadan kekar di belakangnya, dan tentu saja hal tersebut menjadi pusat perhatian di bandara namun, sang pria tidak memperdulikannya dan terus berjalan dengan pandangannya yang lurus ke depan.

"Mari tuan Ed saya antar ke mobil" Ujar seorang pria dengan sopan saat melihat tuannya itu berjalan kearahnya.

Seseorang yang dipanggil tuan Ed tersebut tidak menghiraukannya dan langsung saja berjalan meninggalkannya begitu saja, dan sang pria tersebut membiarkan hal tersebut karena dirinya juga sudah mengetahui sikap tuannya tersebut.

"Langsung ke mansion!" Titah sang pria yang dipanggil tuan Ed tersebut saat sudah berada di dalam mobilnya.

"Baik tuan" Jawabnya sambil mengangguk dan melajukan mobilnya.

Saat sampai di mansion pria tersebut lansung saja menuju kamarnya, dan langsung beristirahat.

Namun, saat sedang ingin beristirahat ia mendengar suara hpnya yang berdering dengan keras.

"............ "

"Siapkan saja semuanya"

"............ "

"Dasar pria brengsek, ternyata dia ingin bermain main denganku"

"........... "

"Biarkan saja dia bersenang senang, dan besok langsung ikat dia dan bawa ke markas"

"............ "

Tutttt.

"Lihat saja besok apa yang akan aku lakukan padamu, kamu ingin main-main bukan? your wish will come true, babe" Desisnya sambil tersenyum miring.

»»--⍟--««»»--⍟--««»»--⍟--««

Bagaimana dengan chapter ini?

Kalo kalian suka jangan lupa pencet bintangnya dan komen terus sekalian bagiin ketemen temen kalian biar aku nulis ceritanya lebih semangat lagi. 🌟

Next?

Buat yang belum folow ig dan Tik Tok aku folow terlebih dahulu yaa, karena aku bakalan kasih spoileran cerita aku di ig dan di tik tok.
IG : boblepurple.wp
Tik Tok : wattpaders97

Yang sudah folow semua akun aku, aku ucapkan terimakasih sebanyak banyaknya:,)

my husband is mafia (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang