"YOU WHAT?!"
Jennie tidak mengira pemilik The Euphoria yang juga merupakan sahabatnya itu akan berteriak kencang seperti itu.
Ia menutup telinganya, menatap sinis pada Lisa yang mulutnya tengah terbuka lebar. Gadis berponi itu sungguh terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Jennie. Ia bahkan berharap kalau dirinya salah mendengar.
"Aku akan menikah dalam beberapa hari lagi," ujar Jennie sebelum menyesap Virgin Mojito yang dibuatnya beberapa menit lalu.
Lisa sekali lagi tidak menyangka akan mendengar kalimat itu keluar dari mulut sahabatnya. Jennie tidak pernah mengatakan apa pun tentang hubungan percintaannya, lalu kenapa sekarang tiba-tiba gadis itu datang bukan pada jam kerjanya dan mengatakan kalau ia akan segera menikah?
"Jen, kau tidak pernah bercerita padaku kalau kau berkencan dengan seseorang dan tiba-tiba saja kau berencana untuk menikah?"
"Aku memang tidak sedang mengencani siapa pun, Lisa. Um, pernikahan ini memang mendadak. Aku hanya harus melakukannya karena ini adalah kesempatan yang tidak akan lagi datang padaku."
"Maksudmu?" Lisa semakin mengernyitkan alisnya.
Jennie mengendikkan bahunya. "Aku harus melakukan ini untuk membantu keluargaku."
"Jennie Kim, don't tell me--"
"Ya, Lisa. Aku akan melakukan pernikahan kontrak dengan seseorang yang mau membantu kehidupanku dan Ella."
Lisa mengepalkan tangannya diam-diam. Meski mereka telah menghabiskan waktu bersama bertahun-tahun lamanya dan Lisa tahu bagaimana sulitnya kehidupan sahabatnya itu, tapi tetap saja Lisa tidak bisa dan tidak akan pernah kuat melihat keputusasaan darinya.
Hell, she even willing to take the risk to save Jennie.
To make her bestfriend happy.
Tapi sekarang, setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Jennie, ia merasa gagal karena ternyata pertolongannya selama ini masih kurang.
"Siapa orangnya?" tanya Lisa.
Seketika Jennie berdiri tegak. Ia terlihat bersemangat untuk memberitahu Lisa tentang orang itu.
"Pelanggan VIP di sini, dia seorang perempuan yang bertubuh tinggi dengan rambut blonde, um, dia sering memakai kemeja berwarna gelap dan selalu duduk di depan meja bar."
Lisa mencoba mengingat-ingat. Ia tidak yakin seseorang yang muncul di kepalanya adalah orang yang Jennie maksud.
"Ada banyak orang, Jen. Aku sulit untuk mengingat setiap pelangganku."
Jennie menghembuskan nafas kasar. Ia mendecakkan lidahnya. "Hari minggu kemarin, waktu aku pamit pulang padamu dan di sampingku ada seorang perempuan memakai kemeja biru tua. Kau ingat?"
Lisa mengerutkan keningnya. Beberapa detik kemudian, ia mengangguk ragu.
"Yup! Dia orangnya. Namanya Chaeyoung, bagaimana menurutmu?"
Lisa membulatkan matanya. "Maksudmu, Park Chaeyoung? Dia berasal dari keluarga terpandang, Jennie. Ayahnya bahkan pemilik perusahaan terbesar ketiga di Seoul, dan setahuku mereka memiliki beberapa perusahaan di luar negeri, terutama di Jepang. Kau yakin dia adalah orang yang tepat?"
Belum sempat Jennie membuka suara, Lisa kembali menambahkan, "Maksudku, tidakkah ini adalah suatu hal yang aneh? Bukannya aku merendahkanmu, tapi kenapa pula dia memilihmu untuk menikah dengannya, sementara dia bisa memilih gadis yang setara sepertinya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELIONS || Chaennie
Fanfiction"Menikahlah denganku, Jennie." "Begini, Ms. Park, aku tahu kalau kau memang pelanggan VIP di sini, tapi mengajakku menikah seperti kau meminta satu gelas margarita itu tidak masuk akal. Apalagi kita belum mengenal satu sama lain dan permasalahan ut...