"Aku tidak percaya kau memberitahu Jennie tentang semua itu."
Chaeyoung mendatangi firma hukum milik kakaknya.
"Halo, senang bertemu denganmu lagi."
Alice yang sedang mengetik sesuatu pada laptopnya menghentikan kegiatannya begitu melihat kedatangan adiknya.
Chaeyoung memutar matanya dengan malas, lalu duduk di sofa yang ada di sana.
"Jangan berani kau bersikap seperti itu setelah membuatku pusing mencarimu kemarin!" Alice terdengar marah.
"Tidak ada yang menyuruhmu untuk mencariku."
Alice lupa betapa menyebalkannya Chaeyoung. Tapi dia merasa lega karena adiknya itu kembali dengan keadaan yang baik.
Suara ketukan pada pintu membuat keduanya menoleh dan mendapati Ashley yang sepertinya terlihat terkejut dengan kehadiran Chaeyoung di sana, bahkan hampir saja makanan yang dibawanya terjatuh.
"Oh, thank God! Finally, you're back." Ashley bernapas lega.
"Kenapa kau di sini? Bukannya seharusnya kau ada di kantor?" tanya Chaeyoung.
"Bagaimana denganmu? Bukannya seharusnya kau juga berada di kantor dari tiga hari yang lalu?" Ashley bertanya balik. Dia tersenyum puas saat melihat Chaeyoung mendengus kasar.
Chaeyoung kembali teringat pada tujuannya datang ke sana, dia meliat ke arah Alice. "Jadi, kenapa kau memberitahu Jennie?"
Ashley yang baru saja tiba tentu tidak mengerti konteks dari pertanyaan yang diajukan Chaeyoung pada Alice, jadi dia hanya duduk sambil menikmati sarapannya.
"Kenapa tidak? Dia berhak mengetahuinya, Chaeyoung." jawab Alice. "Kau harus tahu betapa khawatirnya dia saat kau menghilang tanpa kabar sama sekali. Dia tetap mencarimu meski dia juga pasti kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi hingga membuatmu pergi begitu saja."
Chaeyoung mengalihkan pandangannya, dia tidak bisa menatap mata kakaknya karena tatapan yang diberikan Alice membuatnya sedikit tidak nyaman.
"Kalau kau berpikir apa yang telah kau beri padanya itu sudah adil dengan apa yang telah dia lakukan untukmu, kau salah. Kau membiarkannya menjalani pernikahan dengan penuh tanda tanya tentang banyak hal dan menuruti setiap perkataanmu tanpa kejelasan. Apa menurutmu itu adil?"
Alice sudah tidak tahan dengan Chaeyoung yang selalu bersikap seperti ini. Terkadang adiknya itu perlu diberitahu dengan sangat jelas untuk menyadari sesuatu.
"Dia sangat baik sampai rela mengorbankan dirinya untukmu, Chaeyoung. Pernikahan kontrak hanya demi membuat orang lain bahagia? Kau tahu sendiri itu tidak akan bertahan selamanya."
"Jadi hentikanlah semua ini, aku yakin kau tidak punya rencana apa pun kedepannya, aku yakin kau sedang kebingungan tentang apa yang harus dilakukan pada pernikahanmu dengan Jennie."
"Apa yang sebenarnya kau dapatkan dari rencana gilamu ini, Chaeyoung?" Alice mendesaknya tanpa henti. "Untuk membuat orang tua kita bahagia? Ya, itu memang berhasil. Tapi apa keuntungan untuk dirimu sendiri?"
Chaeyoung hanya bisa terdiam. Dia tahu semua yang dikatakan oleh Alice itu benar. Dia adalah seorang pecundang yang benci akan kekecewaan orang lain padanya, benci pada setiap orang yang selalu memberikan tatapan menyedihkan padanya. Padahal semua itu benar, dia sangat menyedihkan hingga harus mengorbankan orang lain dalam masalahnya sendiri.
Dia memperalat Jennie untuk kepentingannya sendiri tanpa pernah memastikan bagaimana perasaan Jennie yang sebenarnya.
Dia tidak seharusnya melakukan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELIONS || Chaennie
Fanfiction"Menikahlah denganku, Jennie." "Begini, Ms. Park, aku tahu kalau kau memang pelanggan VIP di sini, tapi mengajakku menikah seperti kau meminta satu gelas margarita itu tidak masuk akal. Apalagi kita belum mengenal satu sama lain dan permasalahan ut...