Waktu terus berlalu dan selama itu pula Jennie selalu menemani Chaeyoung tidur setiap malam, bahkan dia sudah jarang tinggal di kamarnya sendiri.
Setiap hari Jennie memastikan selalu ada makanan di rumah, menyiapkan bekal untuk Chaeyoung, berbelanja kebutuhan dapur. Tidak ada dalam kesepakatan kontrak mereka untuk Jennie melakukan semua itu, tapi dia dengan senang hati melakukannya.
Chaeyoung tentu saja merasa jauh lebih baik sekarang. Perlakuan Jennie padanya selalu membuatnya bahagia dan Chaeyoung tidak mengerti kenapa dia bisa merasakan hal itu.
Malam ini, Chaeyoung mengajak Jennie untuk menemaninya mendatangi perayaan ulang tahun pernikahan salah satu koleganya di sebuah hotel.
Dengan dress hitam yang membentuk tubuhnya dengan sempurna dan memperlihatkan bagian pundaknya yang indah, Jennie terlihat sangat mempesona. Menggunakan warna yang serasi, Chaeyoung juga tidak kalah mempesona dengan celana panjang dan kemejanya.
Chaeyoung menyapa kenalannya dengan lengannya yang tidak pernah lepas dari pinggang ramping milik Jennie, seakan memastikan kepada semua orang bahwa wanita cantik di sampingnya itu adalah miliknya.
"Hey, Chaeyoung!"
Terlihat seorang pria menghampirinya seraya melambaikan tangannya.
"Aku tidak mengira kau akan datang bersama seorang wanita cantik, Chaeng."
Chaeyoung menatap malas pria di depannya. "Dia istriku, John."
Pria bernama John itu tampak terkejut. "Kau sudah menikah? Kenapa aku tidak tahu tentang berita besar ini?"
Chaeyoung melirik pada Jennie yang kebingungan.
"Serius, Chaeyoung, aku kira kau tidak lagi percaya pada cinta setelah kejadian itu," kata John dengan tawa menyebalkannya.
Jennie bisa melihat bagaimana Chaeyoung mengeraskan rahangnya, tampak kesal, bahkan sekarang rangkulan pada pinggangnya semakin kuat.
"Fuck off, John." Suaranya terdengar sangat mengintimidasi, apalagi tatapannya. Jennie belum pernah melihat Chaeyoung seperti ini sebelumnya.
"Oh, kau masih tersinggung jika aku menyebutnya?"
"Pergi dari hadapanku sekarang, aku tidak ingin membuat keributan."
John tertawa, "Keributan apa? Aku tidak berniat untuk memancing keributan denganmu di sini, seperti tidak menghargai yang mempunyai acara istimewa ini."
"Kalau begitu berhentilah berbicara!" Chaeyoung sedikit meninggikan nada suaranya.
Jennie yang sedari tadi memperhatikan keduanya merasa khawatir pada Chaeyoung, dia tidak bisa diam saja, jadi sekarang dia menaruh telapak tangannya pada dada Chaeyoung dan membisikkan sesuatu.
"Tenanglah, lebih baik kita yang pergi dari sini," katanya sembari menarik pelan Chaeyounh untuk pergi bersamanya.
Keduanya memutuskan untuk menjauh dari tempat itu dan berakhir di sebuah taman dengan pencahayaan yang tidak terlalu terang.
Jennie duduk di sebuah bangku, diikuti Chaeyoung. Mereka diam dalam keheningan.
Sampai akhirnya Chaeyoung membuka suara, "Maaf tadi kau harus mendengar semua itu."
Jennie menghela nafasnya. "Aku hanya tidak mengerti dengan apa yang kalian berdua katakan, dan kenapa perkataannya itu membuatmu bisa terlihat semarah itu, Chaeyoung," ungkapnya dengan frustasi.
Chaeyoung menundukkan kepalanya dan diamnya itu membuat Jennie semakin frustasi. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa sulit sekali untuk Chaeyoung memberitahu kebenarannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELIONS || Chaennie
Fanfiction"Menikahlah denganku, Jennie." "Begini, Ms. Park, aku tahu kalau kau memang pelanggan VIP di sini, tapi mengajakku menikah seperti kau meminta satu gelas margarita itu tidak masuk akal. Apalagi kita belum mengenal satu sama lain dan permasalahan ut...