In the Cafe

767 50 0
                                    

Mataku menuju ke arah depan pintu masuk.

"Oh ada pengunjung" dia sendirian, perempuan yang sering datang kemari.

"Selamat datang kak, silahkan menunya" aku tersenyum ramah pada orang ini, tanpa melihatku orang ini langsung melihat lihat buku yang berisi daftar makanan dan minuman di tempatku bekerja.

"Coklat panas satu, roti bakar coklat satu juga ya" mintanya, sambil menatapku. Aku menatapnya balik dan berkata padanya,

"Baik mohon di tunggu sebentar ya kak, silahkan menunggu di meja" sambil tersenyum sebagai simbol ramah.

"Terimakasih ya" dia berkata lalu pergi begitu saja. Sedangkan aku memikirkan sesuatu, dengan benda yang di pakai orang tadi di lehernya, tidak asing. Namun tidak boleh berburuk sangka.

Aku bergegas membuatkan apa yang dia pesan, lalu menghantarkan apa yang dia pesan.

"Silahkan kak" ucapku sambil tersenyum. Aku berdiri agak lama di tempatnya dan memandangi benda itu.

"Halo? Terimakasih" dia menatapku sambil melambaikan tangannya di hadapanku. Aku tersadar lalu menagguk dan kembali lagi ke tempatku.

Saat kembali ke tempatku aku melamun dan memainkan sebuah pena di tanganku. Aku pun tersadar karena notif dari hpku

 Aku pun tersadar karena notif dari hpku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chat singkat dari seniorku dulu. Aku tidak pernah kesepian seperti sekarang ini, sambil aku tersenyum dan membuang nafas berat.

"Kak, boleh nambah coklat panasnya satu lagi?" Mataku tertuju pada sumber suara, itu adalah pelanggan yang tadi.

"Boleh, silahkan di tunggu ya kak" sambil tersenyum dia membalikkan badan dan mengucapkan terimakasih. Aku segera bergegas membuatkan apa yang ia pesan.

Setelah semua selesai, aku mengantarkan apa yang dia pesan. Saat sampai di tempat duduknya aku melihatnya sedang menggambar sesuatu. Gambarannya abstrak namun sangat indah.

"Silahkan kak" aku menaruh gelas di meja, dia mengucapkan terimakasih dan masih fokus dengan gambarannya, aku pun juga ikut melihat pada gambarnya. Tak lama ia mengambil segelas coklat, ia melihatku berada di sampingnya .

"Suka ya?" Dia menatapku sambil tersenyum.

"Ah?" Aku tersenyum "iya kak, aku suka cantik gambarnya" lanjutku sambil menatapnya.

"Sini duduk" katanya sambil menepuk sofa yang ada di sampingnya "saya suka gambar yang begini, ini belum jadi sepenuhnya" aku pun duduk di sampingnya sambil mendengarkan dia berbicara.

"Kakak mau gambar apa emangnya?" Tanyaku

"Saya mau gambar tempat ini, sering juga kan saya mampir kesini?" Aku mengangguk.

"Ku kira kakak kesini karena nugas, disini kan ada wifi gratis" aku tertawa sambil menatapnya.

"Enak aja, tapi iya juga kalau saya lagi penat di rumah, lagian saya juga ga ada temen di rumah" balasnya

"Uh iya kak? Maaf, orang tua kakak atau keluarga yang lain bagaimana?" Dia tersenyum lalu berkata.

"Mereka sibuk, sampai lupa kalau punya saya. Mereka membawa adik saya" jawabnya sambil lanjut mencoret kertas yang ada di depannya. "Mereka jarang menghubungi saya, tapi setiap hari ada saja orang suruhan katanya dia anak buah orang tua saya. Ngasih saya fasilitas" dia menatapku, aku membals tatapannya.

"Kamu ngekost kan?" Katanya sambil tersenyum.

"Loh? Kakak kok tau?" Aku agak terkejut dengan pertanyaannya.

"Saya pernah liat kamu masuk ke rumah, setau saya daerah situ komplek banyak di jadiin kost" dia tertawa sambil menepuk bahuku. Dia meneguk coklatnya sampai habis lalu berdiri, aku masih cengo menatapnya.

"Udah jangan heran, saya pulang dulu ya, Delta" dia mengusap pelan rambutku.

"Ah iya kak, hati hati ya" aku ikut beridir dan menatapnya keluar dari ruangan. Dia berbalik dan berkata

"Besok saya kesini lagi kok, tenang" what?! Dia tau apa yang aku pikirkan, aku penasaran dengan orang ini.

Mean A Lot [KarinSelle]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang