Delta telah sampai di kostnya, dan hari sudah petang. Dia masih memikirkan apa yang terjadi tadi. Air matanya mulai menetes.
"Kenapa sih kenapa?" Dia merebahkan dirinya di kasur.
"Selalu aja begini dari dulu, sekarang malah yang udah jelas begini juga. Aku harus apa lagi? Kurangku dimana, i do my best for her. Tapi aku dapet kaya gini sekarang ya? I'm special in her heart, i'm a happiness. Tapi kenapa kalau dia bahagia sama aku kenapa dia milih orang lain? Kenapa?" Gadis itu menangis sejadinya, dia merasa orang yang paling menyedihkan.
Ya kalau di pikir memang benar, kenapa bukan dia yang di pilih? Padahal selama ini apa yang dia lakukan untuk wanita itu. Apa juga yang di lakukan wanita itu untuknya?
Sirna, semua sirna dan telah hancur. Gadis itu sangat hancur. Tidak ada yang bisa menjadi tempat ceritanya lagi. Ada, Arga. Tapi sekarang dia sedang sibuk dengan pekerjaannya. Mau tidak mau dia harus menghadapi rasa sakit itu sendiri.
Tidak bisa di bayangkan, bagaimana kehancuran yang sangat mendalam pada gadis ini. Menangis sepanjang malam, memukul tempat tidurnya. Kesedihan yang luar biasa.
Tanpa ia sadari, dia sudah terlelap, air matanya masih membekas di pipinya. Hanya wajah "capek" yang tergambar pada wajahnya.
Di pagi harinya, gadis ini bangun, bisa terbangun lebih pagi.
"Arghh kok masih pagi banget sih" dia memejamkan matanya lagi, tapi itu tidak bisa.
"Aku harus ngapain ya" gadis ini mulai membuka hpnya. Dia melihat ada notif pesan masuk.
"Hah, iya udah gapapa." Dia menjawab melalui lisan, bukan menjawab melalui ketikannya.
"I hate you" gadis ini masih sangat membenci hari kemarin. Dia sempat menangis sebentar "ah gapapa yuk, bukan rejekinya kan? Aku sama dia ga di persatukan mungkin dia bukan orang yang baik untukku. Belajar ikhlas ya?" Gadis ini berdiri di depan kaca dan tersenyum."Kamu hebat loh, kamu kuat kan? Pinternya, ayo senyum yang lebar" Delta benar benar tersenyum dengan lebar, sambil dia membuang nafas berat. Meski di dalam sana masih terasa sakit.
Delta pergi untuk membersihkan badannya, meski sedang begini dia masih teringat, terus teringat. Rasanya marah, tapi tidak bisa, sudah terlalu lama kemarin dia menangis, badannya masih lemas. Setelah mandi, delta kembali ke tempat tidurnya.
Mereka berdua segera memulai obrolan di telfon. Delta mulai bercerita dari awal kejadian kemari sampai akhir. Tangis tak bisa di tahannya. Air matanya terus keluar.
"Astaga, Del, gue tau ini berat buat lo. Gue juga ngira dia orang yang baik, yang pas, dan emang dia buat lo. Tapi selama ini ekspetasi kita salah. Del, belajar ikhlas ya, gue tau susah, lo cuman butuh waktu. Lakuin apa yang lo suka, inget gue ada disini. Kalau mau apa ngajak gue, ga masalah. Udah berhenti ya nangisnya. Nanti gue samperin.""Iya kak... Makasih ya udah mau dengerin aku. Aku masih belum bisa maafin semua yang telah terjadi aja, dan ini jadi pelajaran juga buat aku. Aku jadi takut buat jalin hubungan sama orang."
"Kaya sama siapa aja makasih, dah semangat ya del, lo mau apa sarapan nanti? Ayo sarapan bareng?"
"Boleh kak, aku ngikut aja nanti, pokoknya hibur aku sampe aku ketawa ya kak" senyum bisa terlukis meski hanya tipis di bibir Delta.
"Iya del, gih mandi dulu"
Setelah menghabiskan waktu 1 jam untuk mandi dan bersiap-siap, akhirnya Arga datang menjemput Delta.
"Ayo Del naik" ajak Arga.
"Iya kak sebentar" Delta segera naik ke mobilnya Arga. "Mau kemana ini kak kita?"
"Jalan-jalan pokoknya hari ini kamu harus seneng-seneng" jawab Arga sambil melajukan mobilnya.
"Kak, aku gila ga sih segitunya di tinggal" tanya Delta pada Arga.
"Semua itu wajar, Del. Apalagi orang itu sangat berarti di kehidupan kita, selalu mengerti, membuat senyum di wajah kita tak pernah hilang. Tapi sekarang akhirnya mereka pergi, dunia rasanya berhenti." Ucap Arga sambil melihat Delta sambil tersenyum.
"Kakak pernah ngalamin hal yang sama?" Tanya Delta kemudian Arga mengangguk.
"Karena gadis Bali itu" Arga tertawa "Dah gapapa, nanti bisa sembuh kok" Arga tersenyum sambil mengusap kepala Delta" sepanjang perjalanan mereka bercerita dan bernyanyi, tanpa ada bahasan soal seseorang.
"Nah, dah sampe nih, ayo turun kita makan" ajak Arga. Delta mengikuti nya dari belakang. Saat di tempat makan itu pun Delta dan Arga masih terus bercanda. Delta sudah terlihat lupa pada Kathryn. Saat di tengah keseruan mereka berdua, hp Delta bergetar, ada seseorang mengirim pesan padanya.
"Kak, apa ku blockir aja ya nomornya? Biar aku tenang dulu? Rasanya mau nangis lagi"
Arga melihat mata Delta berkaca-kaca "Iya blockir dulu gapapa, cari tenang mu apa yang kamu suka lakuin itu"
"Udah kak, gapapa kan?" Ucap Delta."As long as you happy, Del" ucap Arga sambil mencubit pipi Delta. Mereka berdua lanjut mengobrol. Mereka bisa tertawa lagi. Delta sangat cantik sekali hari ini.
"Del, del. Secantik kamu masih ada yang sia-siain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mean A Lot [KarinSelle]
Fanfiction"Orang itu sangat berarti bagiku, dia yang mengubah cara pikir dan membentuk diriku yang lebih berani. Orang itu banyak mengajariku dengan tindakan tersirat. Tolong jangan ambil atau menyingkirkan dia dari hidupku." Ucapan yang sangat mendalam dari...