On the way

156 18 0
                                    

Sekarang jam menunjukkan pukul 9, saatnya cafe tutup.

"Kakak, udah jam segini ayo kak pulang?" Ajakku.

"Hm?" Dia menoleh, "mau beberes?" Aku menggeleng.

"Udah nih, tadi aku udah nyapu bentar" sambungku.

"Loh iya? Saya kok ga liat" dia tertawa pelan.

"Udah tau kak, ayo kak sekarang siap siap"

"Ayok, saya anter ya?"

"Engga perlu kak, ngerepotin. Udah malem lagian kakak juga harus pulang"

"Emang kamu berani?" Tanyanya mengejek.

"Berani dong, masa enggak, biasanya gitu juga"

"Ga ah, saya maksa" dia mendekatiku, sangat dekat sekali. Aku menatapnya dan agak sedikit menjauh. "Saya bercanda, Del. Jangan takut ya" dia tersenyum, dan itu sangat cantik. Dia lebih cantik jika terlihat dari dekat.

"Kakak serem tau.." jawabku

"Saya bercanda ya?" Aku mengangguk, lalu kami keluar bersama.

"Kakak pulangnya naik apa?" Tanyaku, sambil aku mengunci pintu cafe.

"Naik kereta" dia tertawa.

"Ih kereta apa? Ada unicornnya?" Tanyaku bercanda.

"Ada dong, ikut ga?" Dia membalas candaanku.

"Ihh mauuu ikutt"

"Gausay manyun gitu dong" dia tertawa melihat tingkahku. "Tadi ditawarin aja ga mau" dia menyenggol bahuku pelan. Aku hanya bisa menyengir.

"Tapi beneran ada kan?"

"Ikut dulu makannya biar ga kepo"

"Uh? Iya deh ikut"

"Nah gitu dong, sini" dia menarik tanganku, ke tempat dia memakirkan sebuah mobil. Dia mengajaku memasuki mobil itu. Setelah ia masuk dan duduk di kursi kemudi aku bertanya padanya.

"Kakak mana unicornnya?"

"Sebentar nih" dia menurunkan LCD monitor dan memencet benda itu. Lalu dia memutar video My Little Ponny. Aku sangat exited.

"WAH IYA ADA UNICORNNYA KAK" sangat exited. Dia terkekeh pelan.

"Iya kan, apa sayang bilang"

"Heheh makasih kakak"

Mobil Kak Kayin mulai jalan. Dia sangat fokus kejalan, sedangkan aku fokus pada layar yang sedang menggantung.

"Suka banget ya sama unicorn?" Tanyanya. Aku hanya mengangguk, dan masih tetap fokus pada layar.

"Yang itu namanya siapa?" Tanyanya sambil menunjuk.

"Itu kak? Princess Celestia, dia kaya yang ngendaliin siang gitu. Terus itu adeknya dia ngendaliin malam, dia juga yang buat mimpi loh kak" jawabku dengan semangat. Kita saling mengobrol satu sama lain, hingga hampir sampai di kos ku.

"Oh iya, besok saya ada kelas pagi. Mungkin saya ke cafe agak sore" aku menoleh ke arahnya dan mengangguk.

"Semangat ya kak belajarnya" aku tersenyum padanya.

"Makasih ya? Bentar lagi sampai kan?"

"Iya kak, bentar lagi sampai."

"Delta" dia memanggilku dan masih fokus ke jalan.

"Iya kak kenapa?" Aku memperhatikan dia yang masih sibuk dengan setirnya.

"Saya boleh minta nomormu?" Dia menatapku sekilas. Aku tersenyum.

"Nomorku mahal kak" aku membalasnya dengan tawa.

"Saya harus apa dong biar kamu kasih nomormu ke saya?"

"Becanda kak, sini ku kasih" lalu aku mengetik nomorku di ponselnya, ku kembalikan lagi setelah aku menggunakannya.

"Makasih ya cantik, nanti saya chat jangan kaget loh"

"Apa juga yang mau di kagetin dari kakak.." jawabku sambil menatapnya mengejek.

"Dasar bayi" dia mengejkku kembali. "Dah mau sampe nih" lanjutnya

"Enak aja, aku bukan bayi wlee" ucapku sambil menjulurkan lidahku. "Eh iya mau sampe yeye"

"Bukan bayi kok nonton unicorn" dia tertawa keras.

"Kakak diem gak" ucapku agak kesal.

"Iya cantik iya, jangan ngambek dong" dia masih tertawa pelan. Aku diam saja, sampai mobilnya terhenti di depan kost ku. Saat aku mau membuka pintu mobil, dia masih mengunci pintunya. Aku menatapnya.

"Kakak, udah sampe mau turun" nada bicaraku seperti anak kecil yang merengek. Dia menatapku bingung.

"Kok jadi gemes.." dia langsung membuka kunci pintunya. "Turun sendiri bisa kan?" Tanyanya.

"Bisa" aku tersenyum lebar, saat sudah turun dari mobilnya, "makasih ya kak, aku suka, dadah kakak cantik! Hati-hati" Aku melambaikan tangan, dia membalasnya.

"Dadah cantik" dia menutup kaca mobilnya dan mulai menjalankan mobilnya.

Mean A Lot [KarinSelle]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang