01. Teman Baru

59 5 0
                                    

Angin bertiup membawa dedaunan basah akibat diterpa air hujan, pagi yang basah. Air hujan yang sudah turun sejak tadi malam sukses membuat koridor sekolah basah dibuatnya. Siswa-siswi yang bertugas piket hari ini bahu membahu membersihkan lantai koridor.

Di ujung koridor lantai satu terdapat seorang perempuan berambut panjang pirang sedang menggerutu dengan terus mengusap usap roknya yang basah terkena air hujan.

Brianna Xaviara, begitulah tulisan di name tag perempuan berambut pirang itu. Ara masih saja menggerutu karena roknya yang basah dan sekarang ia bertambah kesal ternyata sepatunya juga kotor terkena lumpur.

"Huaa... Mommy sepatu Ara kotor". Jerit Ara sembari membersihkan sepatunya. "Mommy lumpurnya enggak bisa hilang". Ara kembali menjerit sambil menghentakan kakinya, bahkan pipinya sudah basah karena menangis.

Siswa-siswi yang berada di koridor itu mengalihkan perhatian melihat Ara yang masih merengek karena noda di sepatunya yang tidak kunjung hilang. Kemudian mereka melanjutkan aktivitas masing-masing membiarkan Ara yang masih merengek bahkan menangis. 

Ara memang dikenal dengan sifatnya yang seperti anak-anak walaupun perempuan itu sudah menduduki kelas 11 SMA. Meski begitu Ara termasuk murid yang berprestasi ia juga sangat disegani banyak laki-laki karena parasnya yang cantik bisa dibilang Ara merupakan most wanted di SMA Wisteria ini.

"Ara"

Ara menoleh untuk melihat siapa yang memanggil namanya barusan. Ara langsung berhambur kepelukan Vanya temannya. "Anya sepatu Ara hiks kotor"

Vanya menghela nafas mendengar aduan temannya itu. Selalu seperti ini padahal hanya masalah kecil tapi temannya itu selalu melebih lebihkannya.

Vanya mengurai pelukannya menatap wajah sembab Ara kemudian ia usap lembut air mata Ara. "Udah nangis nya nanti Anya bantu bersihin sepatu Ara"

"Hiks beneran"

Vanya mengangguk.

Vanya membawa Ara ke toilet untuk membantu membersihkan sepatu Ara yang kotor. Ara hanya memperhatikan Vanya yang sibuk membersihkan sepatunya.

Memang selama Ara disekolah hanya Vanya yang sabar dengan sikap Ara yang sangat kekanak-kanakan.

"Nah udah bersih sepatunya"

Mata Ara berbinar melihat sepatu putihnya yang sudah bersih kembali. Ara segera memakai sepatunya lagi. "Makasih Anya". Senyum manis Ara mengembang sempurna.

"Sama-sama, ke kelas yuk"

Ara mengangguk.


💛💛💛

Beberapa menit Ara dan Vanya duduk dikelas bel masuk berbunyi. Seorang guru masuk ke dalam kelas XI itu dengan seseorang laki-laki dibelakangnya.

Begitu masuk ke dalam kelas laki-laki itu tampak memejamkan mata seperti menikmati aroma sesuatu detik berikutnya laki-laki itu membuka mata dan memusatkan perhatian pada Ara yang duduk di baris ke tiga pojok kiri kelas.

"Mate, Ray mate kita ada disini"

"Aroma sungguh memabukan, ray cari dia ray"

XAVIARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang