Taman kota yang sepi. Ara duduk sendirian di salah satu bangku taman yang disekitarnya terdapat tanaman pittosporum yang dijadikan sekat taman disana, disetiap ujung tanaman pagar terdapat pohon cemara yang dihias menggunakan lampu berwarna gold. Perempuan itu memandang sekitar yang masih sedikit gelap dan berkabut, ia merapatkan jaket yang ia kenakan.
Ara mengerucutkan bibirnya setelah mendapat pesan singkat dari temannya, Vanya. Ara kesal karena Vanya sudah berjanji akan menemaninya jogging tapi tiba-tiba Vanya membatalkan janjinya dengan alasan 'mau membantu mamanya menjaga butik'. Ara menghentak hentakan kakinya di rerumputan halus bawah kakinya. "Ara sebel sama Anya". Gerutu Ara dalam hati.
Krek..
Ara menoleh mendengar suara patahan ranting. Ara menajamkan pengelihatannya yang mendadak rabun karena kabut disekitarnya. Ara mengerdikan bahunya, mencoba positif thinking kalau suara tadi hanya ulah hewan yang mematahkan ranting.
Ara kembali fokus dengan ponselnya ia memberi pesan singkat pada Vanya,memaksanya datang.
Krek..
Suara itu lagi. Ara memandang sekitarnya yang samar karena kabut. Ara merasa ada yang mengintainya, ia merogoh belt bag nya mengambil paper spray berjaga kalau ada orang jahat disekitarnya.
Ara menunduk melihat layar hitam ponselnya, matanya membelalak melihat seekor serigala disana. Taring panjang dengan air liur yang mentes juga kuku tajam serigala itu membuat Ara takut. Perempuan itu memberanikan diri menoleh dimana serigala itu berada.
"Aaaaa"
Ara berteriak keras. Serigala itu melompat hendak memangsa Ara.
Bugh..
Ara menurunkan tangan diwajahnya. Perempuan itu melihat serigala tadi tersungkur di tanah. Ara beralih menatap orang yang sudah menendang serigala buas itu, Ray. Ara bangkit dari duduknya lalu berlari memeluk Ray dengan air mata yang sudah mengalir membasahi pipi chubby nya.
Ray membalas pelukan Ara, mengusap kepala belakang matenya itu. "Kau tidak apa apa"
"Ara takut hiks"
Ray berbalik masih dengan memeluk Ara, dilihatnya 10 Rogue didepannya. Ray melepas pelukannya kemudian menyembunyikan Ara dibelakang punggungnya.
Tanpa basa basi para rogue itu menyerang Ray. Laki-laki itu melawan serigala pemberontak itu dengan tangan kosong ia juga berusaha melindungi Ara yang berada dibelakangnya.
Ray memukul, menendang, dan menghindar serangan lawan. Ray sedikit kualahan melawan 10 Rogue itu sendirian namun mendengar tangisan Ara membuat amarahnya memuncak ia menyerang gerombolan Rogue itu dengan brutal.
Ray dengan mudah melempar satu rogue kearah air mancur ditengah taman. Suara dentuman keras terdengar, air mancur disana hancur dan rogue itu masuk kedalam air membuat air disana berwarna merah.
Ray menendang dengan keras hingga seorang rogue menabrak rogue lain dan berakhir menghantam pohon disana. Ray menghabisi rogue yang lain.
Ara terduduk di tanah. Air matanya bertambah deras melihat Ray bertarung membuat dirinya takut.
Nafas Ray terengah, 10 rogue itu sudah mati dibuatnya. Ray berbalik mencari keberadaan Ara, ia berlari kecil menghampiri Ara.
Ray memeluk Ara erat. Ara semakin terisak di dada bidang Ray. "Ara takut"
Ray mengusap kepala belakang Ara. "Jangan takut ada aku disini, serigala serigala itu sudah tidak ada"
***
Ray tersenyum melihat Ara yang sangat lahap menyantap ice cream cokelat yang ia belikan tadi.
Ray dan Ara berpindah taman. Karena kejadian tadi taman kota ditutup sementara untuk keamanan masyarakat yang berkunjung disana.
"Kau tadi sedang apa disana sendirian" Ray menyelipkan anak rambut Ara.
"Tadi aku mau jogging sama Anya tapi Anya nya enggak bisa dateng"
Ray terkekeh dan mengusap sudut bibir Ara yang belepotan. "Terus kenapa Ara enggak pulang"
Ara yang terpaku karena perbuatan Ray barusan sedikit tersentak. "Ha ? Apa ?"
Ray tertawa. Menurutnya wajah memerah Ara sangat menggemaskan ingin sekali ia gigit pipi bakpaunya itu.
"Kenapa ketawa" Ara menaikan alisnya membuat matanya semakin besar membuat wajah bulatnya semakin imut.
Ray mencubit pipi Ara gemas. "Kenapa mateku ini menggemaskan sekali" ucapnya dengan kekehan.
"Ihh, udah Ara malu" rengeknya memukul mukul paha Ray.
"Sepertinya aku tidak akan bisa berhenti membuatmu malu karna aku suka melihat wajahmu yang memerah" ledeknya.
"Rayyy" rengeknya. Ara sudah tidak bisa menahan rasa salah tingkahnya baru kali ini ia di buat begini oleh seorang laki-laki.
"Ya ya aku berhenti meledekmu"
"Tapi asal kau tahu aku sangat beruntung diberi pasangan menggemaskan sepertimu" Ray tersenyum tulus menatap Ara.
"Pasangan ?"
Ray mengangguk. "Moon goddess yang menentukannya"
"Moon goddess ? Apa itu ?"
Ray tersenyum tipis mengusap kepala Ara. "Kau akan tau nanti mate"
Apa apaan ini Ara bertambah bingung mate ? Pasangan ? Moon goddess ? Apa arti semua itu jika dirinya bertanya pada Ray pasti hanya di jawab 'Kau akan tau nanti mate'. Ara mendengus pasrah.
"Sudah jangan dipikirkan lagi suatu saat kau akan tau semuanya termasuk siapa diriku sebenarnya"
Kening Ara kembali berkerut. "Apa maksudmu ? Kau adalah manusia kan ?"
"Ya, maybe"
Apa maksudnya ini ? Ray itu manusia kan bukan makhluk halus atau semacamnya ? Ara benar benar tidak mengerti dengan teka-teki yang dibuat oleh teman didepannya itu.
"Oiya Ray apa kau tahu soal serigala serigala tadi" Ara mengalihkan pembicaraan ia tidak mau terus memikirkan pertanyaan pertanyaan yang belum ia tahu jawabannya, otaknya akan penuh nanti.
"Mereka sekelompok rogue"
"Rogue ? Apa itu ?"
"Rogue adalah sekelompok atau seseorang werewolf yang memberontak dan tidak mau mengikuti aturan Alpha mereka"
Ara mengangguk anggukkan kepalanya sembari menggumamkan kata 'oo'. "Tapi dari mana kau tau semua itu"
"Aku sangat suka membaca buku sejarah jadinya aku tahu"
"Bukannya werewolf itu hanya fantasi saja, lalu kenapa bisa ada di buku sejarah"
Ray tersenyum tipis menatap wajah polos Ara yang sangat imut menurutnya. Dalam hatinya ia juga kecewa bahwa matenya sendiri mengatakan kalau bangsa werewolf itu hanya fantasi, lantas siapa dirinya ? Ia juga bagian dari bangsa fantasi itu. Tapi Ray memaklumi ketidaktahuan gadis itu karena memang Ara tidak tahu kebenarannya.
"Bangsa werewolf itu ada Ara"
Tinggalkan jejak setelah membaca
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
XAVIARA
FantasyBrianna Xaviara, seorang perempuan kekanak kanakkan yang harus mendapatkan takdir menjadi mate seorang Alpha Redmoon pack