03. Jack

30 4 0
                                    

Jalanan aspal yang sepi, terkepung banyak pepohonan tinggi. Dinginnya angin malam membuat suasana disana semakin mencekam. Ranting ranting pohon yang saling bergesekan menimbulkan suara-suara aneh, tidak ada suara hewan malam disana. Bulan purnama menjadi penerangan hutan dan jalanan sepi itu.

Jalan yang berdampingan dengan hutan lebat itu jarang dilewati masyarakat sekitar dengan alasan jalan itu sangat seram. Tapi sepertinya hal itu tidak berlaku untuk Ara, gadis itu dengan riangnya berjalan sendirian dengan membawa boneka gurita kesayangannya.

Entah apa yang dilakukan Ara malam malam begini, berjalan sendirian di hutan. Lompatan kecil Ara terhenti gadis itu menoleh kebelakang, ia rasa ada yang mengikutinya. Detik berikutnya Ara menghardikan bahunya melihat tidak ada seseorang dibelakangnya, Ara kembali melanjutkan langkahnya sembari bersenandung kecil.

Suara daun yang terinjak kembali terdengar, Ara membalikkan tubuhnya. "Siapa disana". Ara memiringkan kepalanya seperti mengintip disela sela pohon besar disana.

Ara menajamkan pengelihatannya, sepertinya ia melihat sesuatu dibalik pohon besar disana. Ara mengambil ranting pohon, mengengamnya erat dijakannya senjata. Ara memberanikan diri mendekati pohon besar itu, perempuan itu melihat sesuatu yang besar berwarna hitam dan dua titik berwarna merah berkilap terang.

Apa itu hantu ? Atau monster ?

Ara semakin mendekat. Entah kenapa hatinya mendorong untuk mendekati makhluk dibalik pohon itu dan anehnya tidak ada rasa takut sedikit pun dalam diri Ara.

"Hey siapa di sana ? Keluarlah"

Suara dedaunan kering yang terinjak terdengar, Ara menghentikan langkahnya terus memperhatikan pohon itu. Ara membulatkan matanya melihat sepasang kaki berbulu yang sangat besar, perempuan itu mendongak melihat bagian atas hewan besar itu.

"Waw"

Ara mengerjapkan matanya beberapa kali memastikan pengelihatannya tidak salah. Ara terpaku melihat seekor serigala hitam besar tepat didepannya. Detik berikutnya Ara tersenyum lebar, entah apa yang membuat perempuan itu tersenyum senang.

Serigala hitam itu menundukkan kepalanya dan melipat kaki depannya berbaring didepan Ara. Moncong serigala itu mengusap wajah Ara membuat perempuan itu terkekeh geli.

"Hentikan ini geli"

Serigala itu mengaum. Ara memberanikan diri untuk mengusap kepala serigala itu dengan lembut.

"Ah, lihatlah Ray dia mengusap kepalaku"

"Ya, jangan sampai kau menyakitinya"

"Tidak akan"

Ara mengusap wajahnya pada pipi Jack, perempuan itu sangat suka bulu Jack yang lembut. "Bulumu lembut Ara suka"

Jack menjatuhkan diri kesamping lalu mendorong tubuh kecil Ara kepelukan hangatnya.

Ara seperti seekor kutu kecil saat menyatu dengan bulu Jack tapi Ara menyukainya, ia mendusal dusalkan tubuhnya pada bulu Jack. Rasa nyaman dan aman itulah yang dirasakan oleh Ara, rasanya ingin membawa serigala besar ini pulang kerumah.

"Serigala boleh kah aku menaiki punggungmu ?"

Jack melepas kakinya dari tubuh Ara, serigala itu menjauh sedikit untuk berbaring ia mengaum kecil seakan mempersilahkan Ara untuk naik.

Ara tersenyum lebar, ia mulai merayap menaiki tubuh Jack dengan berpegangan pada bulu panjangnya. Ara berpegangan pada bulu Jack saat serigala itu mulai berdiri.

Ara tertawa kencang, serigala itu membawanya menyusuri jalan dengan berlari. "Ayo lebih cepat lagi, hahaha". Ara memeluk leher Jack. "Kau tau ? Ini sangat seruuu". Suara Ara melengking kesenangan.

Jack mengaum senang dan terus membawa matenya itu berlari kesana kemari. Ray juga tersenyum senang didalam sana melihat pasangannya tertawa membuat dirinya juga ikut senang dan ia bersyukur ternyata Ara tidak takut pada serigala nya.

Ara bermain perosotan di ekor Jack yang panjang, ia harus bolak balik menaiki tubuh Jack dan kembali meluncur di ekor Jack tak lupa tawanya yang belum surut sejak tadi.

Jack menggoyangkan ekornya menandakan dirinya sangat senang. Jack melompat kesana kemari didepan Ara seperti seekor kucing yang diberi mainan. Jack melompat mengambil ranting pohon apel yang berbuah lebat kemudian ia serahkan buah itu pada Ara.

"Apa ini untukku ?"

Jack mengangguk mendekatkan buah apel itu dengan moncongnya.

"Terimakasih serigala pintar". Ara mengambil satu buah apel lalu menaiki perut Jack. Ara menatap bintang bintang di langit dengan menikmati apel. "Lihat bintangnya sangat indah bukan ?"

Jack mengaum kecil.

"Kau tau, aku sangat nyaman berada didekatmu ingin rasanya kau kubawa pulang kerumah untuk menjadi temanku"

Jack mengangkat kepalanya melihat Ara kemudian mencium kening Ara.

"Hey apa kau menciumku ? Dasar serigala nakal". Ara merangkak menaiki kepala Jack. "Rasakan ini balasannya karna kau sudah lancang mencium ku". Ara menarik telinga Jack.

Ingin rasanya Jack menggerakkan telinganya karena tarikan Ara terasa geli bukan sakit. Jack mengaum lalu menjatuhkan kepalanya dengan lidah yang menjulur keluar.

Ara tertawa. "Apa kau berpura-pura mati, ha ? Aku tau tarikanku tidak akan membuatmu sakit"

Jack mengangkat kepalanya lagi.

Ara mendudukkan dirinya diatas kepala Jack lalu menyangkutkan boneka gurita kesayangannya diatas telinga Jack. Ara terkekeh melihat boneka gurita nya yang hanya menyangkut di ujung telinga Jack. "Nanti aku belikan yang besar untukmu oke"

***

Malam mulai larut. Jack mengantarkan Ara pulang dengan punggungnya yang menjadi tumpangan.

Jack bersembunyi dibalik pohon besar didepan rumah Ara. Jack mengaum kecil seakan tidak rela berpisah dengan Ara.

Ara mengusap kepala Jack yang menunduk. "Jangan bersedih esok aku akan kehutan lagi untuk menemuimu"

Jack mengusap wajah Ara dengan moncongnya, andai dalam wujud serigala Jack bisa berbicara pasti ia akan berkata bahwa dirinya tidak mau berpisah dengan Ara.

Ara memeluk kepala Jack sembari mengusap batang hidung serigala hitam itu. "Jaga bonekaku, itu boneka kesayanganku ingat itu". Ara melepas pelukannya menatap Jack. "Pergilah takut akan ada yang melihatmu nanti"

Jack mengecup kening Ara sebelum benar benar pergi. Jack berbalik hendak pergi namun baru beberapa langkah ia kembali menoleh kebelakang. Ara tersenyum melambaikan tangannya. "Daa"

Jack berlari masuk kedalam hutan kembali. Ara juga kembali ke rumahnya.

Tinggalkan jejak setelah membaca..
TBC

XAVIARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang