11. Pengukuhan

21 1 0
                                    

Ray mengusap kening Ara dengan lembut. Cowok itu menatap wajah Ara yang tenang dengan lekat. Sejak kejadian itu sampai sore pun Ara belum juga bangun hal itu membuat Ray khawatir.

Ceklek..

Pintu kamar Ray terbuka menampakan Freya dengan nampan berisi makanan ditangannya. Cewek itu menaruh nampan berisi makanan itu di nakas samping tempat tidur lalu duduk didepan kakaknya.

"Kak Ara baik-baik aja kak, kakak enggak usah khawatir. Lebih baik kakak makan dulu ya"

Ray hanya diam dan menatap Ara lekat. Freya menghembuskan nafasnya kasar dari tadi pagi kakaknya itu selalu menolak makanan yang dibawakan olehnya.

"Kalau begitu makanannya aku tinggal disitu nanti kalau kakak mau makan tinggal memakan itu ya, aku keluar dulu" ucapnya seraya pergi dari kamar kakaknya itu.

Ray menghela nafasnya. Cowok itu beranjak dari duduknya menuju jendela besar di kamar nya. Ray menatap lurus kedepan melihat pepohonan rimbun disana, burung-burung berkicau indah mengalunkan sebuah irama. Namun berbeda dengan suasana hati Ray yang sedang khawatir dengan keadaan matenya.

"Ray"

Ray menoleh. Senyum cowok itu mengembang melihat Ara sudah sadar. Ray berjalan cepat menuju ranjang lalu duduk disamping Ara.

"Honey kau sudah bangun"

Ara mengangguk kemudian beranjak duduk. Ray dengan sigap menyusun bantal di belakang punggung Ara. Cowok itu merapikan rambut Ara yang sedikit berantakan.

"Apa tubuhmu masih ada yang terasa sakit, mate ?"

Ara tersenyum. "Tubuhku baik-baik saja Ray hanya saja masih sedikit lemas"

"Kalau begitu kau istirahat saja lagi mate"

Ara menarik jemari Ray agar mendekat pada dirinya. Ray hanya menurut, mendekatkan dirinya pada Ara. Cowok itu sedikit terkejut mendapat pelukan hangat dari Ara namun tak lama dirinya membalas pelukan pasangannya itu.

"Aku rindu pelukan hangatmu Ray"

Ray tersenyum sembari mengusap kepala belakang Ara sesekali ia juga mengecup puncak kepala Ara. "Kalau kau rindu peluk aku sepuasmu"

Ara mengeratkan pelukannya, menyembunyikan wajahnya didalam dada bidang Ray. Aroma mint dari tubuh Ray membuat Ara tenang dan nyaman.

"Mate boleh aku minta sesuatu"

Ara mengangguk.

"Aku ingin dirimu lagi" ucapnya dengan hati-hati.

Ara mendongak menatap mata elang Ray. "Sebenarnya aku juga menginginkannya" ucapnya dengan kedua pipi yang sudah memerah menahan malu.

Ray tersenyum. "Kita lakukan sekarang honey ?"

Ara mengangguk.

💛💛💛

Satu bulan berlalu. Hari ini adalah hari dimana Ara di lantik menjadi Luna Redmoon pack , menjadi pemimpin pack sekaligus pendamping Ray yang sesungguhnya.

Freya membantu pada omega menyiapkan Ara. Cewek itu membantu menata rambut Ara, ia mengepang rambut kakak iparnya dengan rapi lalu menggelungnya dibagian bawah kepala Ara tak lupa dibagian tengah gelungan itu ia selipkan sebuah jepit berbentuk dua angsa yang memadukan kepalanya.

Riasan wajah sudah selesai, Ara dibantu memakai gaun putihnya. Gaun khas kerajaan ini sangat pas dipakai di badan Ara. Sentuhan terakhir adalah sepatu heels bertabur mutiara kecil disetiap sisinya menambah kemewahannya.

XAVIARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang