Kau punya seekor ikan hias. Dia hidup dalam kolam ikan kecil dibelakang rumah mu. Semua tetangga mu bilang, ikan mu itu sangat pintar dan berbakat coba latih dia.
Kaupun mulai melatihnya, dia bisa berputar didalam air mengikuti gerakan tangan mu. Bila kau memanggilnya dia akan mendatangi mu. Saat melihat ikan mu dapat melakukan trik yang kau ajarkan padanya kau sangat senang, dan kau lihat ikan mu juga menikmati permainan yang kalian lakukan.
Lalu kau perlihatkan kemampuan ikan mu kepada orang terdekat mu.
Mereka memujimu karena berhasil melatih ikan mu, lalu mereka bilang ikan mu pasti bisa melakukan hal-hal yang lebih dari itu.Setelah memikirkan kata-kata mereka, kau pun mulai mengajarkan trik lain pada ikan mu. Ikan mu bisa membawakan benda yang sengaja kau jatuhkan dalam kolam, ikan mu mau jika disentuh manusia, dan beberapa trik yang lainnya. Lalu kau menunjukan betapa hebat ikan milikmu kepada tetanggamu, namun yang kau terima hanya sindiran dari tetanggamu.
Tetanggamu juga ikut memamerkan kepintaran anjingnya, betapa lucu kucingnya, dan betapa hebat peliharaan mereka padamu.
Setelah semua orang pulang kerumah mereka. Kau mulai merasa sedih. Sedih karena semua trik, semua waktu, semua latihan yang kau berikan pada ikanmu itu hasilnya biasa saja. Bukan hal yang spesial. Bukan hal yang hebat. Bukan apa-apa.
Lalu kau mulai berpikir untuk membuat sesuatu yang berbeda.
Kau mulai melatih ikan mu lagi. Kali ini kau membawa ikan itu kedaratan, melatihnya untuk bisa bertahan didarat sedikit lebih lama dari ikan biasanya.
Cukup sulit awalnya, ikan mu dengan cepat kehabisan nafasnya seketika kau mengangkatnya dari air. Kau hampir menyerah, tapi karena mereka pernah bilang jika ikan mu berbakat kau tetap melatihnya didarat. Perlu waktu yang cukup lama untuk kau melatih ikan mu bertahan hidup didaratan, tapi semakin hari semakin lama ikan mu bisa bertahan didarat.Kau berhasil!
Lalu kau menunjukanya pada orang banyak, kau bangga dengan jerih payahmu melatih ikan mu untuk bertahan didarat.
Semua orang memujimu.
Mengucapkan selamat padamu. Lalu orang-orang itu kembali pulang kerumah mereka masing-masing.Tinggalah kau dan ikan mu yang ada dikolam itu. Kau sangat bahagia pertunjukan kalian berhasil, kau memuji ikan mu. Kau mengatakan jika ikan mu adalah peliharaan terbaik yang kau punya seumur hidupmu, tidak ada ikan lain yang spesial selain ikan dalam kolam mu. Kau terus berbicara dan memuji ikan mu mengakatan ini lalu itu.
Dan baru kau sadari, ikan mu tidak berenang seperti biasanya setelah latihan. Ikan mu hanya berdiam didasar kolam, sambil sesekali mengerakan siripnya. Kau pikir ikan mu kelelahan, karena bagimu hari itu memang melelahkan.Bertemu banyak orang, terus menerus berbicara tanpa henti sampai semua orang pulang. Kau pikir dia kelelahan dan perlu beristirahat, begitu juga dirimu yang perlu beristirahat.
Sampai besok pagi kau terbangun dan ingin menyapa ikan mu yang kembali berenang dipermukaan.
Tapi ikan mu berenang dengan cara yang tidak seperti biasanya, dia terbalik lalu memperlihatkan perutnya peraknya.
Kau melihatnya hanya terdiam, tapi kali ini tidak ada gerakan pada siripnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peculiar
Short StoryIni hanya sepenggal kerisauan yang ga bisa saya ungkapkan ke sahabat, teman, ataupun jenis hubungan sosial antar manusia lainnya.