130820

0 0 0
                                    

Ada hal yang baru saya sadari belakangan ini tentang sifat saya yang berubah...karna situasi, karna keadaan, atau ada alasan lain saya juga kurang tahu. Tapi perubahan ini membuat saya sedikit tidak nyaman dengan diri sendiri, dan belum menemukan cara untuk kembali ke sifat yang lalu atau satu langkah lebih baik kedepan.

Dulu saya ga suka sekali dengan orang-orang yang punya sifat seperti ini. Setiap masalah yang ada pasti punya sesuatu untuk disalahkan, apapun bisa disalahkan atas masalah yang orang itu sedang hadapi. Mereka bisa menyalahkan orang tuanya, mungkin anaknya, hewan peliharaannya, bahkan pot tanaman yang sudah lama ada diposisi itu itu aja pun bisa jadi sasaran.

Sangat tidak suka dengan orang yang seperti ini, tapi saya bertumbuh dalam lingkungan seperti ini dan tidak jarang saya juga jadi sasaran mereka untuk disalahkan. Tanggapan saya ketika mereka mulai menyalahkan hanyalah diam, sampai ada orang lain yang mengaku mereka bersalah atau sampai mereka tau kalau saya tidak ada hubungannya dengan masalah mereka.

Sampai 4 tahun lalu sepertinya saya tetap diam ketika ajang (ayo salahkan "saya" jika masalahmu tidak juga selesai) ini terus berjalan, dan tiba di titik tertentu saya merasa

"Emm..sepertinya hal-hal ini tidak perlu saya alami"

Tentu saja terus menerus disalahkan atas kesalahan yang tidak pernah kamu perbuat itu rasanya aneh, hati kecil saya bilang "sudah tidak usah didebat, dia hanya sedang punya masalah" tapi otak saya merasa ini tidak benar dan bilang "tapi jika kamu menyadarkannya, dia akan mulai menangis dan kamu hanya akan merasa bersalah". Ya saya selalu memiliki pilihan setiap kali menjadi objek yang disalahkan, tetapi pilihan yang saya pilih selalu sama DIAM.

Kadang ada dari mereka yang kembali dan meminta maaf ketika tahu sumber masalah mereka sebenarnya, tapi banyak dari mereka yang mungkin sudah terbiasa dengan DIAM yang saya pilih dan mereka juga ikut DIAM ketika tau bukan saya yang menyebabkan masalah itu datang.

Sifat ini yang saya sangat amat tidak suka. Saya lebih sering marah pada hal-hal yang tidak perlu. Saya bisa menjadi sangat emosi tergantung kepada siapa orang yang menyalahkan. Karena ketika disalahkan oleh orang yang dekat dengan kita, dibandingkan dengan orang yang tidak terlalu dekat ataupun orang dengan otoritas lebih tinggi dari kita rasanya pasti berbeda.

Emosi atau marah pasti saya alami, tapi karena saya sudah memutuskan untuk DIAM saya merasa tidak berhak lagi untuk bisa marah.

Q: Lalu siapa orang yang kamu salahkan saat kamu diposisi "mereka"?

A: Jujur saya tau ini salah tapi saya terus terusan melakukan ini, menyalahkan diri saya sendiri.

Ada alasannya kenapa saya lakukan ini, karena saya rasa apapun yang terjadi baik ataupun buruknya keadaan saya itu adalah tanggung jawab saya. Jadi ketika masalah terjadi, adalah tanggung jawab saya untuk mencari solusi dari masalah itu terlepas dari mana atau dari siapa masalah itu dimulai.
Karena jika solusi itu sudah ditemukan dan masalah selesai bukankah alasan dimulainya masalah itu, menjadi tidak begitu penting (tapi cukup menjadi perhatian supaya kedepan tidak terulang hal yang sama) bukan?

Entah dari mana asalnya, entah kapan saya mempelajarinya tapi pola pikir ini sudah tertanam begitu kuat sejak lama.

Tetapi datang hari-hari dimana saya terus menjadi objek untuk disalahkan. Ralat bukan hari-hari tapi beberapa tahun, dan dalam setiap minggunya saya selalu disalahkan oleh siapapun. Dengan berani saya bilang disalahkan oleh orangtua, oleh saudara, teman-teman, dosen, atasan, bahkan oleh orang yang sampai saat ini saya kurang tahu dia itu siapa atau punya posisi apa dalam hidup saya, but suddenly come and join the club (club ayo salahkan "saya" atas masalahmu).

PeculiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang