Chapter 01

233 39 8
                                    

Kang Seulgi, sejak memasuki usia remaja dia sudah memiliki ambisi dalam hidupnya. Apa yang akan dia lakukan dan apa yang harus dia lakukan.

Catatan tentang hidupnya nanti bahkan masih tersimpan dengan rapi di meja kamarnya. Setiap hari, sebelum mengawali harinya Seulgi selalu membaca catatan itu lebih dulu.

Memiliki semuanya.

Hanya itu, dan memiliki semuanya bagi Seulgi adalah Uang. Dengan uang dia bisa membeli atau melakukan apapun. Itulah kenapa Seulgi bekerja begitu keras agar dia bisa segera melakukannya.

Karena hanya dengan uang, semua hal akan bisa diselesaikan.

----

"Menikah. Aku ingin kau menikahi ku"

"Kau mabuk?"
"Dengan siapa?"

"Kau menyukaiku kan? Jadi permintaanku ini bukan hal yang sulit kan?"

"Dengan siapa?"

"YAK! JIMIN!" bentak Seulgi

Park Jimin, dia kekasih Seulgi. Mereka sudah menjalin hubungan sejak masuk kuliah. Jika Seulgi terlalu berambisi dengan uang maka Jimin sebaliknya, Jimin tidak terlalu memikirkan hal itu selama dia masih bisa tidur dengan nyaman dan makan makanan kesukaannya.

Tapi dunia memang selalu berpihak pada mereka yang memiliki bakat, termasuk Jimin. Dia mungkin tidak pintar selama bersekolah tapi dia tau pekerjaan apa yang membuatnya senang.

"Wae? Sebenarnya ada apa?" tanya Jimin sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal

Seulgi diam, suasana hatinya sedang tidak bagus karena pekerjaannya dan sekarang dia melihat Jimin yang tidak serius menanggapinya membuat Seulgi semakin kesal

Sambil mengusap matanya, Jimin sadar jika ada sesuatu dengan Seulgi "Kenapa kau membawa itu?" menunjuk barang bawaan Seulgi "Kau tidak.."

"Aku ingin putus"

Jimin kaget "Apa maksudmu? Tiba - tiba kau memintaku untuk menikahi mu dan sekarang kau bilang putus?"
"Kang Seulgi, berhenti bercanda"

"Kau tidak menyukaiku kan? Jadi untuk apa hubungan ini diteruskan?"

"Aku tidak mengerti, katakan sebenarnya ada apa?"

"Apa kau punya perempuan lain? Makanya kau tidak mau menikah denganku?"

"Kang Seulgi"

"Ahh.. Dan karena aku tidak bekerja lagi makanya kau merasa terbebani atau kau juga mau meremehkan ku karena keluar dari pekerjaan tanpa berpikir panjang?"
"Jadi kita akhiri saja hubungan ini. Kita akhiri semuanya"

Seulgi langsung pergi meninggalkan Jimin tanpa memberinya kesempatan untuk berbicara. Jimin hanya menghela nafas dan mengusap wajahnya dengan kasar, dia tidak mencoba mengejar Seulgi karena itu semua percuma. Selama mereka berpacaran sudah beberapa kali Seulgi bersikap seperti ini.

----

Di ruangan kerjanya Jimin terus menatap kearah ponselnya, tentu saja dia tengah menunggu Seulgi membalas pesan yang belum lama Jimin kirim.

"Terjadi sesuatu?"

"Tidak"

"Bohong. Jika tidak ada masalah kenapa sejak tadi kau mondar mandir sambil menatap ponselmu"
"Apa masalah pekerjaan?"

"Seperti biasa"

Jungkook bingung "Biasa? Biasa Apanya?"

"Seulgi"
"Tidak biasanya dia seperti ini"

Promise (SeulMin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang