Pagi sekali sebelum berangkat bekerja, Seulgi lebih dulu menghubungi Jungkook. Alasannya jelas karena Jimin sakit dan harus ada yang menemaninya.
"Ada apa?" jawab Jungkook dengan suara serak khas bangun tidur
"Jimin sakit dan aku harus bekerja, kau bisa menemaninya kan?"
"Apa? Jimin sakit? Bagaimana bisa?"
"Kau pikir dia bukan manusia?"
"Kau bisa tidak?"Tidak ada jawaban dari lawan bicaranya, yang ada hanya suara Jungkook yang terus menguap. Seulgi menghela nafasnya, dia harus tenang dan tidak terpancing, bisa - bisa Jungkook akan memutus panggilan secara sepihak.
"Jungkook-ssi? Kau masih mendengarkan ku kan? Bagaimana kau bisa kan?"
"Bagaimana ya, hari ini kebetulan aku ada urusan"
"Apa? Urusan penting apa?"
"Sangat penting, lagipula apa kondisi Jimin separah itu? Biasanya saat sakit dia hanya perlu istirahat, kalaupun aku di sana jelas tidak ada yang bisa aku lakukan dan aku sangat yakin dia akan mengusirku pergi"
"Atau kau saja, kau kan menumpang hidup padanya. Setidaknya rawat dia saat dia memang benar - benar butuh bantuan""Seul.."
"Apa kau mendengar ku?"Seulgi menutup panggilannya secara sepihak, dia tengah berpikir apa yang harus dia lakukan sekarang.
Meninggalkan Jimin dan pergi bekerja atau tetap berada disini untuk mengawasinya.----
Seulgi memperhatikan Jimin yang masih tertidur pulas. Meskipun mereka memiliki hubungan yang cukup lama, Seulgi baru menyadari jika kebiasaan Jimin itu sangat parah. Selain pola tidurnya yang berantakan bahkan sampai mengkonsumsi obat tidur, untuk orang yang punya banyak uang sungguh aneh melihat kulkasnya hanya berisi mie instan dan soju, dia tidak pernah berolah raga dan jika tidak memiliki pekerjaan yang dia lakukan hanyalah melamun sambil melihat tanamannya. Dan semalam Jimin demam, kesehatannya pada akhirnya memburuk juga.
Tapi lebih dari itu, semalam Jimin menangis dan apa yang dia katakan membuat Seulgi lebih khawatir, jadi akhirnya dia memutuskan untuk tidak bekerja dan berjaga disini.
Disaat Jimin masih tertidur pulas, Seulgi berniat untuk membersihkan setiap sudut rumah Jimin tapi ternyata tidak ada yang perlu dia bersihkan karena pada dasarnya Jimin merawat rumahnya dengan baik. Akhirnya Seulgi beralih ke kebun belakang rumah, satu - satunya yang bisa dia lakukan adalah merawat tanaman Jimin. Hanya itu.
"Aku bisa melakukannya"
Seulgi menoleh, dia terkejut melihat Jimin berdiri di sana tentu dengan wajah pucatnya.
"Kau tidak bekerja?" lanjut Jimin
"Apa yang kau lakukan? Cepat kembali ke kamarmu!" perintah Seulgi
Tubuh Seulgi sudah terlanjur kotor, dia tidak bisa membawa Jimin masuk jadi dia hanya menyuruhnya dari kejauhan. Tapi bukannya menuruti perkataan Seulgi, Jimin malah berjalan mendekat.
"Jimin, tolong turuti perkataanku kali ini saja"
Jimin acuh, dia terus mendekat sampai posisinya dengan Seulgi hanya berjarak beberapa senti saja. Tiba - tiba dia mengambil semprotan yang Seulgi bawa dan menaruhnya, tidak lupa Jimin merapikan rambut Seulgi yang berantakan.
"Apa yang kau lakukan? Kau keras kepala ya?! Aku hanya menyuruhmu untuk istirahat!"
"Kau tidak perlu sejauh ini" lirih Jimin
"Apa?"
"Aku baik - baik saja"
"Baik apanya, dengan tubuh lemah itu?!"
"Sudah ku bilang kan, jaga kesehatanmu. Tidur saat semua orang juga tidur, bekerja disaat orang lain bekerja, uangmu juga banyak kenapa hanya makan makanan instan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise (SeulMin)
Romance"Apa kau sibuk?" tanya Seulgi "Ada apa?" "Ayo kita menikah" Ada beberapa jeda untuk memahami semuanya, suara angin dan daun yang berguguran melewati mereka begitu saja. "Hah?!" tanyanya kaget "Menikah. Aku ingin kau menikahi ku" kata Seulgi dengan s...