Sinar matahari sudah mulai memasuki ruangan, bahkan suara alarm sudah berbunyi menandakan jika hari yang baru akan segera di mulai.
Seulgi mendengar suara alarm ponselnya, dia enggan bangun karena kepalanya yang masih terasa berat dan pusing.
"Aishhh.. Aku sudah tidak bekerja! Kenapa kau masih terus berbunyi. Aku tidak akan bangun, aku akan terus tidur!"
Tangannya meraba - raba disekitar untuk mencari ponselnya dan tepat akhirnya Seulgi bisa menemukan ponselnya.
Setelah mematikan alarm di ponselnya, Seulgi kembali untuk tidur tapi dia merasa ada yang sesuatu yang aneh.
"Tunggu, sejak kapan aku mengganti sprei ku menjadi putih?" gumam Seulgi "Dan tempat tidurku tidak senyaman ini? Aneh"
"Kau sudah bangun?" tanya seseorang
Seulgi yang awalnya hanya bergumam kini terdiam. Matanya terasa awalnya terasa berat kini membulat dengan lebar
"Kenapa diam saja?" tanya Jimin lagi
"Tidak mungkin" batin Seulgi
Seulgi menoleh kearah Jimin perlahan
"Kenapa aku bisa disini?" tanyanya lirih"Hah?"
"Kau tidak ingat? Wah Kang Seulgi, kau membuatku kecewa"Seulgi menelan ludahnya kasar dan bertanya dengan terbata - bata "A.. Apa maksudmu?"
"Semalam benar - benar menyenangkan" kata Jimin dengan penuh penekanan "Kang Seulgi-si"
Seulgi tertegun sementara waktu "Menyenangkan?" lirihnya lalu dengan segera dia mengecek kedalam selimutnya, untuk memastikan apakah benar - benar terjadi sesuatu tadi malam dan yang Seulgi lihat keadaannya masih baik - baik saja.
Seulgi menatap Jimin "Brengsek!" bentaknya pada Jimin "Kau bercanda kan?"
"Brengsek?" Jimin tersenyum "Mmm hampir sama, semalam kau juga mengatakan hal itu" jawab Jimin dengan santai
Seulgi terbatuk-batuk "Apa maksudmu? Jimin, kau bukan orang seperti itu"
"Kau juga tidak biasanya seperti itu" potong Jimin
"Kau pasti tidak waras"
"Kau yang membuatku tidak waras"
Seulgi masih tidak paham dengan situasi ini apalagi Jimin selalu menjawabnya dengan jawaban yang ambigu.
"Aku sudah membuatkan mu sarapan, makanlah dulu. Jernihkan pikiranmu dari pikiran kotor itu"
"Apa? Yak kau yang kotor!" bentak Seulgi
"Aku harus pergi"
Jimin pergi dari kamarnya meninggalkan Seulgi yang masih kebingungan.
"Aku tidak mengingat apapun. Ini membuatku gila, apa yang dimaksud Jimin? Menyenangkan? Apanya? Aku pasti sudah gila dan pikiran kotor. " gumam Seulgi "Kau gila Kang Seulgi, kau sudah gila! Aishh!!" katanya lebih keras
Didepan pintu kamarnya, Jimin menoleh sebentar dan dia hanya tersenyum mendengar semuanya.
----
Setelah memastikan Jimin benar - benar pergi, Seulgi keluar karena dia merasa lapar tapi sayangnya rumah Jimin tidak benar - benar kosong. Ada laki - laki yang menyebalkan disini dan orang itu tak lain adalah Jeon Jungkook."Itu juga yang membuatku penasaran, Jimin hyung bilang kau sudah mencampakkannya tapi kenapa kau bisa disini"
"Aku pasti sudah mabuk kan?"
"Benar, kemarin aku minum dengan Jisoo tapi kenapa aku berakhir disini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise (SeulMin)
Romance"Apa kau sibuk?" tanya Seulgi "Ada apa?" "Ayo kita menikah" Ada beberapa jeda untuk memahami semuanya, suara angin dan daun yang berguguran melewati mereka begitu saja. "Hah?!" tanyanya kaget "Menikah. Aku ingin kau menikahi ku" kata Seulgi dengan s...