Chapter 07

128 26 10
                                    

"Ada banyak hal yang harus ku lakukan"
"Semangat, Kang Seulgi"

Hari ini Seulgi memutuskan untuk kembali menjadi dirinya dulu, sudah seminggu dia menghabiskan waktu tanpa melakukan apapun dan tidak seharusnya dia hidup seperti ini.

Baru saja keluar dari kamarnya, Seulgi malah berpas - pasan dengan Jimin yang sepertinya baru akan istirahat.

"Kau mau kemana?" tanya Jimin

"Kau tidak lihat, tentu saja aku ada urusan"
"Aku berencana mencari pekerjaan, tapi Jimin bagaimana penampilanku?"

Seulgi tersenyum sambil menunjukkan pakaian formalnya pada Jimin, tak lupa dia berpose layaknya seorang model.

"Aku sengaja memakai ini, wah rasanya sudah lama sekali tidak memakai pakaian seperti ini apalagi sepatu berhak seperti ini"

"Jelek, kau terlihat sangat jelek" jawabnya tanpa berpikir panjang

Ekspresi Seulgi berubah dengan cepat "Sudah kuduga"
"Bodohnya aku masih menanyakan ini semua padamu"

Jimin hanya terkekeh "Kau memang bodoh, akhirnya kau sadar juga"

"Jika saja sepatu ini rusak pasti sudah kulemparkan tepat dikepalamu!"

"Leparkan saja lagipula aku tidak yakin kau bisa berjalan dengan sepatu itu"

Seulgi hanya menghela nafasnya, dia mencoba menenangkan diri dari Jimin yang lagi - lagi bersikap sangat menyebalkan.

Mengganggu Seulgi sepertinya adalah hal yang harus Jimin lakukan, baginya ekspresi marah dan kesal dari Seulgi adalah salah satu hal yang membuatnya senang.

"Kali ini sudah cukup"
"Semoga berhasil" kata Jimin sebelum berjalan menuju kamarnya

"Jimin!"

Jimin menoleh "Apa?"

"Ngomong - ngomong apa kau selalu tidur jam segini"

"Kenapa? Ahh apa kau khawatir?"

"Tentu saja"
"Aku sangat sangat sangat khawatir" katanya dengan penuh penekanan "Sayang sekali kau mungkin tidak bisa menikmati kekayaanmu saat tua nanti"

"Kalau begitu aku pergi dulu" lanjutnya lalu pergi begitu saja

"YAK! Kang Seulgi, tarik perkataan mu barusan"

Jimin paham jika Seulgi tengah membalasnya, bukan hal yang aneh karena begitulah mereka.

-----

Seperti yang dikatakan Jisoo sebelumnya, mencari pekerjaan sangat sulit sekarang. Sudah setengah hari Seulgi menyerahkan surat lamarannya pada berbagai perusahaan tapi tidak ada satupun yang menerimanya dengan berbagai alasan.

Seulgi mendudukkan dirinya sambil menatap orang - orang yang terlihat sibuk dengan pekerjaan mereka.

Ddrrtt...

Sebuah pesan singkat masuk di ponsel Seulgi.

Pesan itu seolah menyadarkan Seulgi akan situasi yang dia harus hadapi sekarang.

"Aku tidak bisa diam saja"

Seulgi bangkit kembali, dia bertekad jika harus bisa mendapatkan pekerjaan hari ini juga. Kini bukan lagi sebuah perusahaan tapi lebih tepatnya tempat yang memang membutuhkan karyawan segera. Seulgi tidak peduli jika harus bekerja paruh waktu di banyak tempat asalkan dia bisa mengumpulkan uang segera.

"Apa kau yakin mau bekerja disini?"

"Nde, saya sangat yakin"

"Melihat latar belakan pendidikan dan pengalaman kerjamu, bukankah kau bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih dari ini"

Promise (SeulMin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang