Tania mengerjapkan matanya perlahan, langit langit putih yang pertama kali masuk ke Indra penglihatannya, lalu di susul dengan bau obat-obatan"Enghhh" Tania melenguh mencoba menggerakkan tubuhnya
"Mba udah sadar?" Tanya seorang suster yang melihat pergerakan Tania
Tania mengangguk sebagai jawaban
"Air" Tania mencoba bersuara, dia benar-benar kehausan
Suster tersebut langsung memberi Tania gelas yang berisi air bening
Tania mencoba untuk bangun
"Eh, sebentar mbak"
Suster tersebut mengangkat punggung Tania, lalu membetulkan bantal agar menjadi tumpuan punggung Tania
Suster tersebut menyodorkan gelas ke depan bibir Tania, lalu Tania meminum air di dalam gelas tersebut hingga tandas
Cklek~
Pintu terbuka lalu nampaklah pria yang berjalan ke arah Tania
Pria tersebut menatap suster seolah berkata 'keluar'
Suster tersebut membungkukkan badannya sebagai tanda hormat lalu keluar dari ruangan tersebut , meninggalkan Tania bersama pria tersebut
Pria tersebut beralih menatap Tania sembari tersenyum lalu tangannya terangkat mengelus pipi Tania
"Sudah tidak sakit?"
Tania menggeleng kaku, entah kenapa dia merasa gugup
Pria tersebut terkekeh "tidak usah takut" ucapnya
"Kamu ingat saya?" Tanyanya setelah menjauhkan tangannya dari pipi Tania
Tania terlebih dahulu menelisik wajah pria tersebut
'Tampan' itulah yang dapat Tania deskripsikan , dia juga merasa familiar, merasa pernah bertemu dengan pria tersebut
Tania terus mencoba mengingat, cukup lama Tania untuk mengingat pria tersebut
Keadaan ruangan tersebut menjadi hening, pria tersebut membiarkan Tania untuk mengingatnya
Tania teringat saat dia kecopetan lalu salah menggebuk orang , ternyata orang itu adalah pria di depannya , Tania tidak bisa menyembunyikan rasa malunya
"Sudah ingat?" Tanya pria itu
Tania mengangguk, dia tidak mengetahui nama pria tersebut
"Nama saya Leo, kamu?"
Leo sebenarnya masih ingat nama Tania, hanya saja terasa sangat memalukan jika hanya dia yang mengetahui nama Tania, sedangkan Tania tidak mengetahui
namanya"Tania" Tania menggaruk pelipisnya yang tidak gatal
"Saya minta maaf atas sikap mama dan adik saya" ucap leo
Saat Leo mengucapkan kata mama, dia teringat kandungannya, dia meraba perutnya yang terlihat sedikit membesar
Leo yang melihat gelagat Tania lantas berbicara "kandungan kamu gak kenapa-kenapa"
Tania bersyukur kandungannya tidak kenapa-kenapa
"Kamu lebih baik istirahat dulu, nanti kita akan siap-siap buat keluar dari rumah sakit"
Tania mengangguk
Saat leo akan berbalik untuk keluar dari ruangan tersebut, Tania menahan lengan Leo terlebih dahulu
Leo mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya 'kenapa?'
"Emm.. makasih pak udah nolong saya" ucap Tania tulus
"Hm" Leo merutuki kebiasaannya yang selalu bersikap dingin
"Kalau begitu saya keluar" pamitnya
Tania mengangguk sembari tersenyum
Setelah tidak ada siapapun di dalam ruangan tersebut, Tania menghembuskan nafasnya
Nasibnya benar-benar selalu di timpa masalah, dia benar-benar merasa lelah menjalani kehidupannya
Air mata mulai keluar dari matanya
"Hiks" Tania terisak, mengeluarkan semua bebannya dengan tangisan
Dia mengusap perutnya, teringat saat dia kabur dari kontrakan, niat hati ingin hidup tenang tanpa masalah, tapi masalah baru mulai berdatangan
Sekarang dia hanya bisa pasrah mengikuti alur kehidupannya
***
Maaf miskah baru bisa up, maaf juga kalo kependekan
Aku baru selesai UAS terus Minggu ini bakalan ada kemah di sekolah, jadi aku sibuk latihanReaders : "ga nanya"
Yaudahlah
Makasih buat yang udah vote & komen❤️
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate Or Love My BOSS?
Romance[FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA] 18+ Tania merasa kebingungan karena dia di panggil oleh sekretaris bos nya untuk menuju ke ruangan kerja bos nya, apa karena terlambat datang beberapa menit?! Tania hanya bisa pasrah jika dia di pecat langsun...