01. Daftar

67 13 3
                                    


"Han! Yawlo dikacangin mulu gue dari tadi," Jhea menghembuskan napasnya kesal, menyadarkan lamunan Jihan yang dari tadi senyum senyum sendiri.

"Susah, Je. Kebayang mulu nih di otakku," jawab Jihan jujur.

Jhea menatapnya heran, "Apanya yang kebayang?"

"Ituloh, Je. Tadi kan aku disuruh keluar sama Bu Ani, terus aku liat ada anak paskibra latihan. Terus aku liat ada cowok ganteng banget, ihh lesung pipinya juga gemoy banget. AAAAAA GANTENG BANGET JHEA!"

Jhea speechless. Jadi dari tadi dia mikirin itu? Gak penting banget astaga...

"Terus lo mau ngapain," tanya Jhea.

"Aku mau masuk paskibra biar jumpa cowok ganteng itu. Titik!"

Jhea speechless pt.2

"Serius aja ya, Han. Masa iya Lo masuk paskibra cuma mau liat itu cowok yang baru lo liat sekali." Seru Jhea kebingungan sama sikap temennya itu.

Jihan mendecak sebal, "Ini tuh namanya love at first sight Jhea, kamu mah kuno."

"Dih? Kuno pala lo rafflesia arnoldi!" Jhea melirik tajam ke arah Jihan, "Kalo kata gue sih lo mending ngikut gue masuk teater."

Jihan menggelengkan kepalanya cepat, "Gak makasih. Aku gak banyak drama kaya kamu."

"Ya terserah, byee!" Kata Jhea dan langsung melengos pergi ninggalin Jihan.

"IHH TUNGGUIN! JHEA MAH GITU!"

***

Jihan memandang kertas yang sekarang lagi dia pegang. Dia jadi sedikit ragu mau daftar paskibra.

Gak lama Jihan menggeleng, dia meyakinkan diri sendiri. "Ayo dong Jihan! Masa nyerah sebelum berperang?!" Kata Jihan memberikan semangat untuk dirinya sendiri tentunya.

Jihan memperhatikan kertas lembar pilihan ekskul yang sekarang lagi dipegangnya. Kemudian menganggukkan kepalanya yakin, dan menuliskan ekskul paskibra di keterangan ekskul pilihan.

Semangat Jihan!

***

"Tadi Jhea dateng ke sini."

Aku yang baru aja masuk ke dalam rumah kaget ngeliat mamaku, sebut saja mama Naya, yang udah berdiri di depan pintu kamarku. Tadi Jhea emang dijemput duluan sedangkan aku harus nunggu papaku.

"Ngapain ma?" Aku ngeletakin sepatuku dan sepatu papaku, sebut saja papa Dio, ke rak sepatu. Huft, papaku itu selalu begitu. Masuk gak ngucapin salam, mana langsung melengos gitu aja lagi, mirip banget sama Jhea.

"Nganterin bubur kacang ijo," jawab mama sambil menunjuk rantang yang ada di atas meja makan.

Aku langsung noleh, "Ihh pasti enak, buat Jihan ya, ma?!" Tanyaku semangat sambil bergegas lari menuju meja makan.

"Eittt, tunggu dulu," mama Naya langsung narik kerah bajuku dari belakang.

"Aduh, sakit ma." Kataku menggerutu kesal, "mama nih ya, bisa Jihan laporin atas kasus kekerasan terhadap anak!"

"Gausah sok sokan bikin laporan, wong nulis karangan aja masih minta bantuan mama."

Aku nyengir, "Bercandaaa, mama sayang."

"Kata Jhea kamu masuk ekskul paskibra, bener?"

Aku kaget, ada apaan nih Jhea kok tiba tiba ngasih tau mama. Duh, perasaanku gak enak. "Iya, ma. Mama pasti bangga kan? Karna anak semata wayangnya mama ini berani ikut ekskul paskibra?" Jawabku kepedean.

Tuk!

Mama Naya dengan gak santainya mukul kepala anaknya ini. "Gausah banyak cingcong kamu. Jhea bilang kamu masuk ekskul paskibra karena cowok. Bener, Jihan?"

Tuh kan, bener. Jhea pasti ngasih tau yang enggak enggak ke mama. Eh, tapi itu fakta berarti yang iya iya.

"Bukan gitu, ma..." Kataku pelan berusaha mengelak.

"Jadi gimana?" Tanya mama Naya natap aku tajam.

Aku menggaruk kepalaku sambil nyengir. "Secara garis besarnya sih iya ma, tapi gak gitu kok."

Mama Naya menjewer kupingku, "Kamu ini baru jadi anak SMA belum sampe sebulan udah mikirin cowok. Belajar yang bener!"

"Aduh-duh, iya mama cantik, Jihan belajar kok." Jawabku sambil meringis pelan.

"Udah sana ganti baju! Kalo udah siap anterin bolu buat tante Naura ke sebelah."
Kata mama sambil melepaskan jewerannya dari kupingku.

Aku mengusap kupingku yang kayaknya udah berubah warna jadi merah, dan berjalan ke kamarku.

"Gara-gara Jhea nih aku jadi di marahin. Pokoknya aku harus balas dendam!"

Aku masuk ke kamar sambil merencanakan pembalasan dendamku ke Jhea.

Gak lama satu ide terlintas di otakku, aku senyum miring kemudian ketawa ala ala orang jahat yang aku tonton di kartun kartun favoritku.

"Bwahahaha hahaha bwuahahaha."

"HAHAHAHA BWUAHAHAHA."

"HA HA HA HA HA HA HA."

"WAHA--"

"JIHAN CEPAT GANTI BAJU! GAUSAH KETAWA KETAWA KAYA ORANG GILA DI KAMARMU!"

Waduh, nyai sudah murka.

"IYA MAMA SAYANG!"

***

"Bilang makasih sama mama ya, Jihan."

Aku menganggukkan kepala sambil senyum ke Tante Naura. "Iya Tante, makasih juga buat buburnya."

Tante Naura senyum, "Sama-sama, sayang."

Aku celingak-celinguk melihat ke sekeliling. Oke, aman. Saatnya menjalankan misi.

"Oh iya, Tante. Jhea udah bilang belum?" Tanyaku membuka topik.

Tante Naura keliatan bingung denger pertanyaanku, "Bilang apa?"

"Ekskul yang dia pilih, tante."

"Oh, itu, udah kok. Memangnya kenapa?"

"Jhea gak ada cerita yang lain gitu ke Tante?"

Tante Naura berpikir sebentar sebelum akhirnya menggelengkan kepalanya. "Gak ada sih, memangnya kenapa?"

"Gak apa-apa sih, Tan. Cuma kemarin Jhea cerita sedikit sama Jihan kalo dia ikut teater karna mau deket sama cowok,  Tante." Kataku gak sepenuhnya bohong. Jhea tadi ada bilang kalo cowok yang dia suka masuk ekskul teater, jadi dia ngikut. Walaupun sebenarnya Jhea emang pinter teater.

Karna aku baik aku kasih tau aja sama Tante Naura, sekalian bales dendam gara-gara Jhea aku di marahin mama Naya. Cuma ceritanya aku modif dikit biar keren.

"Hah? Yang bener han?" Tante Naura keliatan kaget. "Aduh itu anak emang ya, kemaren bilangnya iya bakalan belajar dan gak ngurusin cowok." Tante Naura memijat pelipisnya.

"Iya, aku juga bingung tante."

"Makasih ya Jihan atas infonya," kata Tante Naura sama aku. "Nanti kalo Jhea berulah lagi kabarin Tante, biar langsung Tante sidang."

Aku menganggukkan kepalaku, "oke Tante. Jihan pamit dulu, Assalamualaikum."

"Iya, waalaikumsalam."

Tante Naura menutup pintu rumahnya, aku yang baru aja balik badan langsung cekikikan pas denger teriakan menggelegar Tante Naura dari dalam.

"JHEANITA! SINI KAMU!"

Aku kemudian pergi dari pekarangan rumah Tante Naura sambil ketawa ketawa sendiri.

Misi berhasil.

***
A/n : semoga pertemanan kita semua ga kaya Jihan sama Jhea yaa😓

Ekskul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang